Duabelas

6.1K 387 21
                                    

Setelah mengurus kepulangan Prilly kemarin, dan menyuruh Prilly untuk istirahat sebelum hari tunangan mereka dilaksanakan. Prilly dibawa menuju mansion Ali, sempat menolak dengan keras tapi sesampainya di mansion mewah Ali di menampakkan raut senangnya yang tak tertara.

Ali membawa bundanya dan kakanya di dalam mansion itu, ohh tuhan dia begitu rindu dengan bunda serta kakaknya.

"Kamu gak papa kan Prill?" Pertanyaan pertama dari bundanya saat Prilly menginjakkan kakinya dirumah itu. "Bunda kemarin baru nyampai dan tidak diizinkan menjengukmu oleh nak Ali karena disuruh istirahat terlebih dahulu. Untunglah kamu sudah pulang. Bunda sungguh senang kamu akan bertunangan dengan nak Ali secepat ini, tapi bunda sedikit khawatir denganmu, memang tidak papa tetapi di lanjutkan acara pertunanganmu? Kamu baru sembuh loh Prill. "

"Aku baik baik aja bun. Aku juga setuju dengan pak Ali untuk melarang menjengukku karena bunda harus istirahat dulu. Acara itu juga akan tetap berlanjut bun, aku sudah baik baik saja." jawab Prilly dengan senyum diakhirnya.

"Syukurlah kalau begitu Prill, bunda senang melihatnya." kata Sherly dengan sedikit nada haru didalamnya "Sebentar lagi kamu akan jadi istri, bunda akan kangen sekali dengan kamu yang masih manja dengan bunda seperti dulu, sekarang kamu sudah besar."

"Bunda sudah ya, Prilly juga akan selalu manja kok sama bunda walaupun Prilly udah nikah nanti." Prilly menatap bundanya dengan tatapan berbinar.

"Iya kamu benar, kamu akan tetap jadi anak bunda yang manja sampai kapan pun." Sherly memeluk Prilly sambil mengusap ngusap punggung Prilly. "Bunda kembali kekamar dulu ya Prill."

"Iya bun."

Sharly pun barjalan menuju kamarnya meniggal kan Prilly yang duduk di ruang keluarga besar yang dimiliki mansion Ali.

"Yaampun pah, pantas aja Ali tiba tiba bilang mau tunangan sama perempuan. Orang anaknya secantik ini."

Tiba tiba ada seorang perempuan dan laki laki paruh baya datang  menghampiri Prilly.

"Kamu pasti yang namanya Prilly?." Kata perempuan itu lagi, sambil mengambil posisi duduk disamping Prilly. "Saya mamanya Ali dan ini suami saya."

Prilly seketika bangun dari duduknya. "Maaf, saya memang Prilly. Saya baru tahu kalau ibu adalah orang tua dari pak Ali. Saya juga baru tahu wajah pak Syarief secara lansung jadi saya tidak begitu mengenali. Sekali lagi saya minta maaf karena mungkin anda tidak suka dengan prilaku saya tadi. "

"Tidak papa nak, silahkan duduk lagi. Saya dengar kamu baru sembuh kamari. Apa tidak papa jika acara tunagan kalian tetap dilanjutkan?." Kini Syarief mulai berinteraksi dengan Prilly.

"Terima kasih pak. Itu semua tidak papa, saya dan pak Ali juga sudah memutuskan itu sejak saya sadar kemarin dari rumah sakit, dan sekarang kondisi saya sudah benar benar baik, walaupun pesan dokter saya hari ini harus benar benar istirahat agar besok mampu menjalani acara." Jawab Prilly sambil kembali mendudukkan diri di posisi awal.

"Syukurlah, saya juga melihat sedikit binar dimata Ali saat dia bilang ingin bertunagan lalu menikah denganmu." Syarief kembali mengeluarkan suaranya.

"Iya mama juga lihat, Ali kayaknya benar benar senang dengan pernikahan kalian berdua." wanita yang masih cantik di umurnya yang sudah menginjak setengah abad itu menatap Prilly dari samping sambil menggenggam tangan Prilly. "Makasih ya Prill, berkat kamu Alinya mama sekarang udah nulai menemui kebahagiaannya."

"I.. iya bu. " Entahlah Prilly kurang yakin dengan perkataan mama Ali barusan.

"Heii, kenapa masih disini. Kamu harus istirahat." Tiba tiba Ali datang dari luar rumah. "Mama, Papa bukannya nanti malam baru mau kerumah?"

My Husband Is BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang