Chapter 1 : mission

159 15 0
                                    

The Assassin

Di tengah dingin nya malam yang di hiasi oleh bintang yang bertabur di langit yang gelap, kota Seoul nampak indah dengan lampu-lampu yang juga meramaikan malam ini. Tidak jauh dari khalayak yang masih memadati kota Seoul, terdapat sebuah gedung yang ramai diisi oleh orang-orang.

Mereka menghadiri sebuah pesta dengan orang-orang terkemuka. Makan malam tersebut diadakan oleh seorang CEO bernama Song Hyun Ki, ia kini berkumpul dengan para tamu undangan yang tengah menikmati acara yang CEO itu buat.

Tak jauh dari CEO berdiri yang tengah berbincang dengan para undangan lainnya, ada seseorang pria tengah duduk sembari mengamati pergerakan CEO tersebut. Pria itu menggunakan kacamata hitam dengan setelan tuksedo berwarna putih dan tak lupa dasi hitam yang melekat di lehernya. Tidak hanya dia yang menggunakan tuksedo putih, namun guest dalam acara itu di berikan petuah oleh si pembuat acara untuk menggunakan dress code yang sama, termasuk juga wanita di khususkan menggunakan dress berwarna merah crimson.

Pria itu meneguk segelas cocktail di tangannya. Tak lama ia sedang mengamati CEO itu, suara seseorang terdengar dari kacamata nya yang di lengkapi dengan speaker suara yang terdapat pada gagang kacamata hitamnya.

Pria itu melirik sekitar sebentar, tidak ada seseorang yang berada di dekatnya. Tentu saja dia sengaja duduk di pojok, karena para undangan di pesta itu kebanyakan berkumpul di tengah-tengah acara "Wae?" Tanya pria itu sedikit berbisik, berjaga-jaga agar orang-orang tidak mencurigakannya.

"Aku sudah memasukan minuman si tua itu dengan obat pencuci perut. Apakah ia belum meminumnya?" Ujar pria di seberang sana. Pria yang mendengar itu pun menaruh gelas cocktail nya di meja bundar di hadapannya lalu mengalihkan pandangannya pada pria paruh baya yang menjabat sebagai CEO di salah satu perusahaan yang terkenal di Korea.

CEO Song tidak menyentuh gelas nya sama sekali karena sibuk berbincang dengan tamu undangannya. Pria berkacamata itu mengerutkan keningnya "Dia belum meminumnya sedikit pun, dia terlalu sibuk sepertinya."

Pria di seberang sana mendengus "Aish, apa dia tidak haus?"

Pria yang mendengar itu pun mengedikan bahu nya meskipun orang di seberang sana tidak melihatnya. Pria itu terus memperhatikan CEO Song yang tengah tertawa kencang, dalam hati pria itu berdoa agar CEO Song tersedak dengan saliva nya sendiri supaya ia bisa meneguk minuman yang belum di cicipi sama sekali.

Doa pria itu terkabul, CEO Song terbatuk-batuk dan dengan segera orang yang ada di dekatnya pun mengambilkan minuman cocktail yang sudah di campur dengan obat pencuci perut kepada CEO Song, tentu saja tanpa mereka ketahui.

Pria yang tengah memperhatikan dari jauh itu pun, mengamati gelagat CEO Song yang sudah meneguk setengah gelas cocktail, tetapi belum mendapati reaksi dari obat yang terkandung dalam minuman itu.

Beberapa detik setelahnya, CEO Song memegang perut nya yang terasa terlilit,  pria di sampingnya pun menepuk pundak CEO Song ketika melihat ada yang tidak beres dengan gelagatnya. CEO Song yang tidak kuat pun meminta izin untuk ke kamar kecil sebentar dan di angguki oleh beberapa undangan yang bergabung di dekat pria paruh baya itu.

CEO Song melangkahkan kaki nya menjauhi keramaian itu, pria satu-satu nya yang menggunakan kacamata di acara itu yang sedari tadi memperhatikan CEO itu, berdiri dari duduknya "Dia sudah terkena reaksinya, aku akan segera mengahampirinya." Setelah memberi tahu itu, dia mematikan speaker dari kacamatanya lalu melepaskan kacamatanya dan memasukan kacamata itu ke saku tuksedonya tanpa menunggu respon dari pria di seberang sana, dia pun sedikit berjalan lebar untuk mengejar CEO Song yang sudah tak nampak dari keramaian.

The AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang