Chapter 2 : to be an assistant?

105 12 0
                                    

The Assassin

Beberapa sirine mobil polisi terdengar memenuhi sebuah gedung bercat serba putih. Orang-orang di dalam gedung tersebut sudah berhamburan keluar -meninggalkan gedung itu- karena perintah dari kepala kepolisian.

Beberapa anak buah polisi, memeriksa ke setiap inci gedung tersebut untuk memastikan bahwa semua orang yang berada di gedung keluar dari sana. Namun seorang gadis- maksudnya dua orang gadis masih berada di gedung itu, enggan untuk meninggalkannya.

Salah satu gadis itu menangis tersedu-sedu di pelukan temannya yang lebih tinggi darinya. Lantas salah satu anak buah polisi yang menyadari kehadiran kedua gadis itu menghampiri mereka.

"Apa yang sedang kalian lakukan disini? Kami akan melakukan penyelidikan sekarang. Kumohon untuk kalian secepatnya meninggalkan tempat ini." Ujar polisi itu menatap mereka dengan berkacak pinggang.

Salah satu gadis itu -gadis yang sedang menenangkan temannya yang berada di pelukan- menoleh ke asal suara. Ia melepaskan pelukan dengan temannya itu lalu memegang kedua pundak temannya "Taeyeon, ayo kita pergi dari sini."

Gadis bernama Taeyeon menggelengkan kepalanya dengan cepat "Andwae... Aku ingin melihat ahjussi. Yoona." Gadis itu masih terisak tanpa berniat menghapus jejak air matanya yang sudah membanjiri pipi gembilnya.

Yoona menghela nafas lalu mengalihkan pandangannya pada  polisi yang tengah memperhatikan mereka berdua. Raut wajah gadis itu mengisyaratkan memohon untuk tetap disana kepada polisi itu. Namun hanya di balas tatapan datar "Keluarlah. Kalian akan menghambat penyelidikan disini."

Seorang pria tiba-tiba saja datang dari belakang polisi tersebut dan menepuk pelan pundaknya "Biarkan dia disini tuan. Saya dengar dia salah satu kerabat korban." Polisi itu membalikkan tubuhnya untuk menatap pria yang bersuara tadi. Polisi itu sedikit melebarkan matanya sedetiknya ia langsung membungkuk- mengetahui bahwa orang di hadapannya sekarang adalah orang yang sangat penting.

"Mian hamnida detektif. Saya tidak tahu itu." Ujar polisi itu. Dengan sedikit canggung ia berpamitan untuk mengecek keadaan yang belum ia jelajahi di gedung tersebut.

Detektif itu mengulaskan senyumnya saat pandangannya menatap sosok gadis bertubuh mungil yang kini berjongkok dengan menenggelamkan kepalanya diantara kedua tangannya yang terlipat bertumpu pada kedua lututnya. Ia sedikit jauh dari gadis itu sehingga ia memutuskan untuk mendekati gadis bersurai pirang yang tataan rambutnya sudah mulai berantakan.

Pria itu berjongkok di hadapan gadis itu setelah dekat dengannya. Dia menaruh tangannya di puncak kepala gadis itu lalu mengusapnya- yang membuat sang pemilik tertegun sesaat, bahkan tubuhnya yang gemetar menjadi diam karena pergerakan yang di sebabkan oleh pria di hadapannya.

"Uljima. Jangan sampai membuat matamu robek karena kau terus-terusan menangis." Bisik pria itu. Ia menarik tangannya kembali saat merasakan bahwa kepala gadis itu terangkat. Pria itu menarik dua sudut bibirnya saat tatapan matanya bertemu dengan mata hazel milik Taeyeon yang menatap langsung matanya dengan mata berair.

"Ro-robek? Apa bisa?" Tanya Taeyeon polos dengan suara seraknya yang terdengar cukup jelas sehingga membuat ucapannya menjadi samar-samar. Pria itu terkekeh halus memdengarnya, ia menangkup kedua pipi Taeyeon yang basah lalu ia menghapus jejak air mata itu dengan kedua ibu jarinya.

"Bisa saja kalau kau terus menangis." Pria itu menarik kedua tangannya lalu menepuk pelan puncak kepala gadis di hadapannya setelahnya ia berdiri kembali "Kajja. Kau ingin melihat ke TKP bukan? Tapi janji jangan berbuat hal yang dapat mengurangi kinerja kami nanti."

Taeyeon mendongakkan kepalanya menatap pria itu lalu bangkit -di bantu oleh Yoona- dari jongkoknya. Dia mengangguk mantap lalu menulis tanda silang di hadapannya menggunakan telunjuk jari yang mengarah padanya, sebagai tanda janji. Pria itu tersenyum senang lalu mengajak kedua gadis itu untuk mengikutinya, kedua gadis itu pun berjalan berdampingan mengekori pria itu.

The AssassinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang