uneditedHati Sarah meleleh begitu mendengar pengakuan Brandon. Matanya seketika berair. Tenggorokannya terasa tercekat. Ingin menangis.
Dia merasa berterima kasih karena memiliki suami seperti Brandon. Dia bersyukur karena Tuhan memilih Brandon menjadi Ayah dari anak-anaknya.
"Mungkin ini ya yang namanya blessing in disguise." lirih Sarah tersenyum kecil.
"Ha, kamu ngomong apa, yang?"
"Nothing." Sarah dengan cepat mengusap matanya yang mulai basah.
Brandon mengeryit bingung dan akhirnya membuang nafas panjang. Dibelainya pipi Sarah yang mulus sambil menatap istrinya itu dengan tatapan intens.
"I love you so damn much, Sar. You know that, right? Meskipun spaghetti buatan kamu nggak enak, jelek kalo nangis, gak tau ngambil selfie, suka ngorok kalo tidur, suka marah-marah kalo lagi dateng bulan, kalo marah kadang nonjok aku, gak suka denger lagu aku dan susah banget kalo minta dicium, bagi aku itu, kamu adalah kado terbaik dari Tuhan sepanjang hidup aku. Ketemu kamu itu adalah hal terbaik yang pernah aku alami. Tanpa kamu aku kayak orang yang gak ada tujuan. Kamu itu tujuan aku." jujur Brandon memandangi Sarah dengan tatapan memuja, cinta, dan bersyukur.
Bagi dirinya Sarah adalah segalanya. Seberkas cahaya bagi dunianya yang gelap kelam. Ibaratnya, dunia Brandon sekarang layaknya dunia fantasi ancol setelah bertemu Sarah.
Hari-harinya selalu ceria, walau kadang-kadang sedikit meneganggkan seperti naik coster jika istrinya sedang, yah you know-lah masalah wanita, dateng bulan.
Melihat istrinya yang begitu terpukau dan tidak bisa berkata-kata, Brandon mendicih, merasa lucu dengan ekspresi Sarah. Dipeluknya Sarah erat lalu kemudian mencium ujung kepala istrinya itu dengan penuh kasih sayang.
Brandon bisa mencium aroma vanila dari tubuh Sarah. Istrinya itu suka sekali dengan bau vanila. Entah kenapa, mencium aroma tubuh Sarah membuat Brandon merasa tenang dan lengkap. Mungkin karena cintanya yang begitu dalam sehingga bau keringat istrinya juga sampai disukainya.
"Aku gak tau kalo kamu nganggep aku kayak gitu. Kamu tau juga, Brand. Meskipun kamu suka keringetan, males mandi, sering kentut, suka teriak-teriak ketakutan kalo nonton film horor, kadang kelakuannya kayak anak kecil, suka pilih-pilih makanan, gak bisa makan pete, dan gak bisa jauh-jauh dari aku, tapi bagi aku, bagi aku.. " Sarah sejenak berhenti bicara.
Brandon yang semula kaget, lalu akhirnya senyam senyum sendiri begitu mendengar istrinya mulai mengungkapkan perasaannya langsung melepaskan pelukannya dan menatap Sarah begitu Sarah tiba-tiba berhenti meneruskan ucapannya.
"Bagi kamu apa, yang?" tanya Brandon terlihat sangat berantisipasi menunggu jawaban Sarah.
"Bagi aku, bagi aku apa yah?" balas Sarah pura-pura bodoh.
Mata Brandon yang tadinya memancarkan kilatan cahaya langsung meredup ketika balasan Sarah tidak sesuai dengan ekspektasinya.
Ya, dia tahu kalau istrinya itu susah sekali untuk mengungkapkan perasaannya. Jujur, ia kadang sekali mendengar Sarah menyatakan ungkapan seperti i love you kepada dirinya. Yah kalau i miss you sih banyak, ya.
Brandon sejujurnya tidak tahu kenapa Sarah susah sekali mengatakan cinta kepadanya. Mungkin karena terlalu pemalu atau ada alasan lain. Yang pasti Brandon tahu kalau istrinya itu juga sangat mencintainya. Hanya saja Brandon ingin sekali mendengar pengakuan cinta Sarah.
Kadang-kadang kan istrinya berani seperti ini. Tapi sayangnya, Brandon sepertinya harus menunggu lagi untuk bisa mendengar Sarah menyatakan cintanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Playboy's Wife [TPB 2, The Playboy Wife] (Slow Update)
RomanceThe Playboy's Wife [TPB 2] Sequel dari The Playboy's Baby Ini kisah tentang kelanjutan kisah Brandon dan Sarah. Akankah Sarah bisa menyesuaikan diri menjadi istri dari Brandon, vokalis ternama di Indonesia yang dulunya terkenal dengan predikat play...