chapter 1

2.2K 91 2
                                    

Namaku yuki, dan aku adalah seorang gadis SMA biasa. Dan aku punya seorang teman dekat, bernama Nathan. dia seorang tunanetra, bagiku itu bukan masalah karna aku selalu ingin terus bersamanya. Dan yang sebenarnya terjadi, akulah yang membuatnya tak bisa melihat. Aku akuin itu. Aku cukup jahat, membuat seorang kehilang segalanya dalam hidupnya. Nathan yang dulunya periang kini jadi sering diam melamun. Ya itu semua karna salahku.

Dan pagi ini, seperti biasa aku menjemputnya. Karna Nathan biasa berangkat sekolah, bersamaku. ya emang sudah jadi kebiasaan, karna dari kecil kami selalu bersama. Sebenarnya aku bingung, kenapa Nathan tidak pernah marah denganku, padahal akulah penyebab kedua matanya itu tak bisa melihat kembali.

Entah kenapa akhir-akhir ini perasaan ku pada Nathan sedikit berbeda, agak lebih dekat dan mulai memandangnya sebagai sosok laki-laki.

Aku menunggunya didepan rumahnya. Nathan keluar dengan menggunakan tongkat "Yuki.. " panggil nathan dengan senyuman manis andalannya.
"Ayo, kita udah telat tau!! Aku tadi agak sedikit kesiangan"jawabku sambil menarik tangan Nathan dan lari terburu-buru. "Yuki!! Jangan buru-buru, aku kan gk bisa lihat!!" Teriak Nathan.
Seketika aku langsung berhenti dan Nathan langsung terlihat kebingungan "kamu kenapa?? Kok berhenti?" Tanya Nathan bingung. "Gpp kok!! Kamu jangan lepasin tangan kamu dari aku yaa!! Kita lari yang kenceng" jawabku sambil mulai berlari, dan tak hentinya mengenggam tangan Nathan erat.

sekarang aku dan Nathan, sudah berada didepan pintu gerbang sekolah yang tertutup rapat.
"Nat, Kaya nya kita bener-bener kesiangan deh, hehe" kataku sambil tertawa.
"Kok kamu malah ketawa sih?, Truss gimana nihh"
"Ya, terpaksa lompat pager belakang sekolah, soalnya di depan ada satpam jagain"
"aku gimana lompatnya? Kan itu pager tinggi"
"Gampang tar aku pasti bantuin kamu Nat" jawabku.

Aku langsung menggiring Nathan kebelakang sekolah sambil berlari, aku sungguh bersemangat sudah lama kan aku tidak lompat pagar.

"Nat, kamu naik dluan!! Tongkat biar aku yang pegang" sambil mengambil tongkat Nathan.
"Gimana cara naiknya??" Tanya Nathan bingung.
"Kamu dlu kan sering lompat pager, Nat!!"
"Iya, itu kan dulu, sekarang aku gak bisa liat, gimana naiknya yukiii!!"
"Udahlah, kamu coba dulu aja"

Nathan pun naik dengan ragu-ragu dan Nathan menunggu ku diatas pagar.
"Yuki buruan naik!!!" Teriak Nathan.
"Iya sabar Nathan!!" Aku melempar tas Nathan dan tasku, sehabis itu langsung bergegas naik. "Kamu turun duluan aja" kata Nathan.

Tanganku tergelincir. Membuat seluruh tubuhnya kehilangan kesembangan. tanpa sengaja dan Nathan pun mebarikku dan langsung memelukku. Brukk, sekujur tubuhku langsung sakit, tanpa sadar tubuhku sudah meniban tubuh Nathan. Nathan terlihat amat kesakitan, terlihat kepala dan sikut Nathan mengeluarkan darah. Aku panik dan langsung membangunkan Nathan yang lemas itu. Aku memeluknya erat. Dan kali ini aku yang membuatnya kesakitan lagi.

"Nathan kamu gppkan??" Sambil menangis.
"Hanya sedikit sakit kok, kamu sendiri?? Gak ada yang luka kan??" Tanya Nathan khawatir.
"I..yaa" jawabku terbata bata.
"Kenapa kamu nangis yukiii, jangan kaya anak kecil deh, udah yuk kita ke UKS "

Aku pun beranjak pergi ke uks, sambil memeluk sebagian tubuh Nathan. Aku melihat Nathan yang sedang menahan sakit. Dan aku terus saja menangis. 

Bersambung...

BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang