chapter 8

1K 57 0
                                    

Didapur.

Aku melihat nathan yang sedang membungkuk sambil memegang serpihan kaca. Ya serpihan kaca itu berasal dari gelas yang ku taruh di pinggir meja. Itu adalah salah ku lagi, kenapa dengan cerobohnya aku menaruh gelas kaca di pinggir meja.

Aku menghampiri Nathan yang tengah sibuk mengambil serpihan kaca itu. Tangannya mengucurkan darah, tapi Nathan tak menyadarinya. Aku langsung menarik Nathan untuk berdiri.

"Nathan, tangan kamu berdarah!! Udah itu biar aku yang beresin, sekarang aku obati tangan kamu " aku langsung menuntun Nathan keruang tamu, sambi memegang tangannya yang berdarah itu. Aku langsung menguruhnya duduk dan pergi mencari p3k. Aku mengobati Nathan dengan hati hati, luka itu pasti sakit.

Selesai mengobati Nathan.

Aku teringat, ingin ke suatu tempat. Tempat yang tenang dan sejuk, yaitu ketaman kota.
 

"Nat, nanti sore kita pergi ke taman kota yuk" kataku sambil tersenyum.
"Boleh" jawab nathan.

Jam menunjukan pukul 3 sore.

Aku langsung bersiap untuk pergi. Sebaliknya juga dengan Nathan, yang lebih dulu siap dengan pakaian rapihnya.

"Nathan, ayo!!" Aku pun langsung menarik tangan Nathan.

Diperjalanan.

"Yuki!! Aku ingin bicara serius" kata Nathan pelan.
"Bicara apa?" Tanyaku bingung.  "Nanti saja kalo sudah sampai taman" jawabnya tersenyum.

Aku dan Nathan pun telah sampai di tempat tujuan.

Aku langsung menghampiri sebuah kursi panjang, yang berteduh kan pohon yang rindang.

"Nat, kamu di sini dulu!! Aku mau beli es krim" langsung dengan cepat pergi.

Nathan yang sedang menunggu ku itu terdiam. Aku melihatnya dari kejauhan. Wajahnya sangat tampan, dan rambut hitamnya yang tertiup angin, yang membuat wajahnya jadi sangat bersinar dimataku. Aku membeli dua cup es krim. Langsung bergegas menghampiri Nathan yang tengah berdiam diri di kursi itu.

"Nat, nih es krim kamu!!" Sambil menaruh ditangannya.
"Makasih " sambil tersenyum, yang membuat hati ku langsung berdebar hebat.
"Hm.. katanya kamu mau bicara penting? " Tanya ku dengan dalih mengalihkan debaran hebat ini.
"Em.. aku.."
"Aku apa?" Tanyaku bingung.
"Aku suka kamu yukiii!!"

Seketika suasana jadi hening, aku yang tak bisa berkata apa apa. Hatiku sungguh tak kuat, rasanya jantungku ini ingin meledak. Rona dipipi ku langsung muncul seketika.

"Kamu.. mau jadi pacar aku??" Tanya nathan, rona pipinya itu menunjukkan bahwa iya serius suka.
"Yuki, gak suka aku??" Tanya Nathan lembut, karena aku yang terus saja berdiam diri.

Aku bingung dengan perasaan ini.

Sebenarnya aku suka, sangat suka.

"Jadi bagaimana?" Tanya Nathan lagi.

Aku hanya terus berdiam, merasakan detakan hebat di jantungku.

Bersambung...







BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang