chapter 9

1K 50 2
                                    

Ditengah suasana itu, muncul segerombol orang. Mereka terlihat menakutkan. Entah mengapa mereka datang menghampiriku dan nathan, dengan tatapan sadis.

Tiba tiba mereka mengeluarkan sebilah pisau dan menusuknya ke perut Nathan. Sontak aku pun kaget, darah Nathan mengucur deras. Nathan yang terlihat panik.

Aku langsung memukul satu orang yang memegang pisau itu.

"Pergi kalian!!!! Kalau tidak, akan ku lapor polisi" berteriak sambil mengancam pria itu.
"Si..si..ssiapaa.. kalian... itu.. suruhan... Kakek..." Nathan langsung tak sadarkan diri.
"Nathannn... Bangun!!!" Teriakku sambil menangis.
"Hah perempuan itu merepotkan, Cantik kamu harus tutup mulut, atau mati" kata salah satu pria itu.

Aku langsung berteriak kencang sambil menangis.

"Tolonggg...... Tolonggg... Aku..." Teriakku yang membuat semua orang dijalan berhenti.

Sontak segerombol pria itu panik.

Seorang mengeluarkan sebilah pisau dan jleppp.. langsung menusukku.

"Kamu merepotkan cantik" kata pria itu sambil menusuk perutku.

Segerombol pria itu pun pergi.

Pisau itu masih menancap di perutku, tapi rasa sakit itu tidak ku hiraukan. Aku langsung memeluk Nathan yang kini kulit nya sudah memucat, dan sedingin es.

Darah nya terus mengucur.

Sangat deras.


Seketika pandangan ku buram.

Tubuhku mati rasa.

Dan dalam sekejap, semuanya terlihat gelap.


Dingin, gelap, dan sunyi.


Bersambung...






BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang