Episode 23

714 61 6
                                    

●●●

(Kerajaan Elris)
Sab 07.00 PM.

(PERBINCANGAN KAPTEN ELIOT DAN RAJA ELRIS)

"Jadi begitu ya, Zuixune berhasil di taklukkan. Dengan kemampuannya saat ini dia sudah bisa mengalahkan binatang legendaris, apa mungkin kekuatan rahasianya melebihi para pendahulunya?" Kata raja Elris kepada kapten Eliot.

"Soal itu masih belum bisa dipastikan, rencananya aku akan segera melatihnya agar ia dapat mengendalikan kekuatannya dengan baik."

"Baiklah, aku serahkan soal itu padamu. Cepat atau lambat juga ras Api pasti akan menyerang kita. Besok adakan rapat bersama para petinggi, kita bicarakan soal negri ini."

"Baik yang mulia."

(Kamar Kaito)

Infinity...

Nama yang keren untuk sebuah kekuatan. Tapi tidak keren kalau aku tidak bisa menggunakannya, huft... ternyata dunia fantasy juga tidak seindah yang kupikirkan.
Rasanya aku juga merindukan kehidupan normalku yang dulu, tapi mau bagaimana lagi sekarang inilah takdirku.

Lalu tiba-tiba Alisha mengetuk pintu kamarku.
"Kaito? Kamu sudah tidur?"

"Alisha? Masuk saja."

Lalu ia pun masuk ke kamarku.
"Bagaimana dengan lukamu? Apa sudah baikkan?" Tanyanya.

"Ouh... sudah lebih baik. Apa kamu datang kesini hanya menanyakan soal itu?"

"Heh? T-tidak juga..."
Sahutnya sedikit malu.

"Hmm... apa kamu mengkhawatirkan aku ya..."

"Hah??"

"Haha... duduklah. Aku juga ingin  berterimakasih berkatmu aku baik-baik saja."

"Heh? S-soal itu... t-tentu saja. Maka dari itu aku akan mengawasimu terus."

"Apa tidak merepotkan?"

"Tidak masalah kalau itu kamu..."

"Heh?"

"Ehh... bukan apa-apa. Aku hanya berbicara sendiri."

Aku sungguh bersyukur bisa di pertemukan orang seperti dia. Karena mungkin saja jika hanya aku seorang yang hidup di dunia ini akan sangat terasa sulit untuk di jalani.
Tapi jika ada orang seperti Alisha, aku benar-benar merasa percaya diri.

"Alisha..."
Panggilku sambil menatap kedua matanya.

"Iya?"

"Ehh... a-aku..."

"Ada apa Kaito?"

"Sebenarnya... aku benar-benar merasa senang kalau kamu ada di sampingku. Tapi, aku malah sering merepotkanmu seperti ini jadi..."

"He'em... aku senang mendengarnya."

"Heh?"

"Aku senang kamu mengatakan seperti itu, tapi jangan merasa bersalah pada dirimu sendiri. Aku juga tidak merasa terbebani jadi tetaplah menjadi Kaito yang kukenal ya..." Ujarnya dengan senyum.

"Alisha..."

Dan tiba-tiba putri Evina datang dan mendobrak pintu kamar Kaito.
"Selamat malam, Kai... Hah!? A-apa yang kalian lakukan? Ber-berduan di situ?"

"Heh? Evina?"

"Hah!? Kami tidak melakukan apa-apa." Sahut Alisha.

"D-dasar ka Alisha... diam-diam kau bermain curang ya." Sahut Evina dengan tatapan kesalnya.

"Hah!?"

"Sudah... duduk disini Evina. Jangan berdiri di depan pintu." Ujarku.

"Ehh... b-baiklah."

Yak... malam ini terasa ramai dari sebelumnya haha...

(Taman Kerajaan)
Sel 07.00 AM.

Yak, sudah tiga hari aku menunggu kesempatan ini. Latihan yang kutunggu-tunggu akhirnya bisa dilaksanakan.

Sekarang tubuhku sudah seperti normal, kalau begitu aku harus fokus pada pengendalian kekuatanku ini. Tapi aku juga tidak akan memaksakan diri. Aku akan menghasilkan buah dari latihan ini untuk negri ini dan juga orang yang kusayangi.

"Baiklah Kaito, coba kamu serang aku dengan kekuatan anginmu yang menurutmu paling kuat." Kata kapten Eliot.

"Heh? Apa tidak apa-apa?"

"Oii... kamu jangan meremehkan kaptenmu ini." Sahutnya dengan tatapan tajam.

"Ehh... b-baiklah, elemen angin, kekuatan alam yang menyelimuti seluruh negri pinjamkanlah kekuatanmu padaku dan seranglah bagaikan badai besar! Whirl Wind Buster Storm."

"Tekhnik pelindung, elemen tanah, Triple Gate Seal!"

Aku menyerang kapten Eliot dengan seluruh kemampuanku saat ini, tapi itu masih kekuatan normalku. Ya kurasa kekuatan segitu saja sudah cukup besar untuk di tangkis. Apa kapten bisa menangkis...

Heh!?

Tunggu dulu...

Tekhnik pelindung macam apa itu?
Kekuatanku seperti tidak ada apa-apanya ketika menghantam pelindung itu.

Benar-benar hebat dan gila... tidak diduga kuat sekali tekhnik pelindung milik kapten.

"Tekhnik pelindung Triple Gate Seal, tekhnik ini sangat benar-benar membantu dalam menghadapi serangan dengan jumlah kekuatan yang besar. Seranganmu tidaklah lemah Kaito, itu serangan yang cukup dahsyat dan berbahaya. Tapi pelindungku berhasil menahannya, kenapa? Karena efek dari pelindung ini adalah semakin kekuatan daya serang yang diterima maka semakin kuat juga pertahanannya."

"Wow! Hebat kapten..."
Ujarku dengan mata bergemilang.

"Kapten memiliki jumlah mana yang cukup banyak pasti ya?" Kata Alisha.

"Iya, kebetulan aku memiliki mana yang terbilang banyak. Karena di negri ini aku orang ke-5 yang memiliki jumlah mana terbanyak."

"Wow! Tidak kusangka kaptenku benar-benar hebat..." Ujarku sambil bertepuk tangan.

"Oii... sudah-sudah fokus pada latihan."

"Tunggu dulu kapten, aku ingin menanyakan sesuatu."

"Apa Kaito?"

"Ini soal negara Api, mungkin suatu saat aku akan berhadapan dengan mereka. Maka dari itu aku ingin mengetahui seperti apa dan sebesar apa kekuatan mereka sampai-sampai mereka menjadi negri terkuat dan mampu mengalahkan ras lainnya."

"Hmm... baiklah, tidak ada salahnya aku memberitahu soal itu padamu.
Dengar baik-baik, ras Api adalah orang-orang yang di anugrahi kekuatan yang mutlak hebatnya. Perlu kalian ketahui, mereka tidak kenal rasa belas kasih, egois, dan juga pemburu Kaisar."

"Apa maksudnya pemburu Kaisar?"

"Mereka mengincar orang-orang yang hebat layaknya seperti Kaisar pahlawan negri kita. Kerajaan mereka tidak pernah turun tahta, tidak takut pada musuh dan keras kepala.
Saat ini kerajaan mereka di pimpin oleh raja Ares anak dari raja sebelumnya."

"Raja Ares..."

"Lalu di tangan kanannya jendral yang terbilang kejam, jendral Mato. Ia memimpin pasukan negri Api lalu menyerang tiap negri-negri dan selalu menang."

"H-hebat..."

"Tidak hanya dalam segi kekuatan saja, dalam segi strategi pun mereka ahlinya. Kaito, walau kekuatan rahasiamu sudah benar-benar terbuka dan terkendali, tetaplah berhati-hati ketika melawan mereka terutama rajanya. Karena ia mampu menyaingi kekuatan Kaisar kita, kekuatannya jika sudah serius mampu menghabisi seluruh kota ini dalam hitungan detik. Pada saat itu aku menyaksikannya sendiri waktu perang dunia ke-2."

"A-apa???"

Kuat sekali kekuatannya...

Sial!
Benar-benar lawan yang cukup berat ya...

Tapi aku tidak akan menyerah!
Raja Ares... akan kuhentikan langkahmu.

●●●

Fantastic: Stay A Live [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang