.
How many days have passed like this?
This city the crowd is fading, moving on
I sometimes have wondered where you've gone
Story carries on
Lonely lost inside
.
Tanpa seorangpun, tak terkecuali orang terdekatnya yang menyadari -bahwa Bbas Suradet yang kelebihan tenaga untuk bermain-main di event tadi kini menghilang hampir sepenuhnya. Bbas duduk dengan kelewat tenang di mobil sambil menggenggam ponselnya erat. Sebenarnya tidak semuanya tak peka, karena Tee yang duduk di sampingnya kini melirik Bbas curiga.
"apa sekarang Bbas sedang mode off? Atau baterai mu sudah low?"
Bbas terusik, mendengus kecil menanggapi candaan Tee, "aku lapar phi, sampai-sampai tidak ada tenaga untuk berbicara"
Setelahnya, Bbas tidak tahu bagaimana tanggapan Tee karena atensi Bbas berpindah pada kaca mobil yang mulai ditempeli bulir-bulir rintik hujan, lalu teralihkan lagi pada jalanan kota Bangkok yang sangat ramai sore hari ini.
Lalu lalang pejalan kaki membuat ia sadar, tak hanya dirinya yang ingin bertahan di hiruk-pikuk dunia ini. Setiap pribadi yang ia lihat pasti memiliki hal yang berbeda untuk dipikirkan -mereka punya masalah masing-masing di kepala. Kurang lebih seperti dirinya. Jadi, terlalu egois jika semua orang yang ingin ia tahu kabarnya harus memberi apa yang ia inginkan -meski hanya sepatah-duapatah kata. Hidup beberapa tahun sendiri di kota besar dengan usia yang terbilang masih muda ketika ia nekat saat itu membuat ego Bbas agak lunak. Atau mungkin hanya untuk kasus-kasus yang seperti ini.
Sudah sepekan, sejak penerbangannya ke Chiang Mai sabtu lalu ia dan Godt tak bertukar kabar. Hanya pesan seperti 'sedang apa?', 'malam ini aku pulang pagi, lelah sekali', dan 'makan sushi sepertinya enak', yang hanya dibalas pesan-pesan singkat serupa -tanpa makna.
Sudah.
Selebihnya tak ada telepon maupun video call yang biasa mereka lakukan. Dirinya pun menyerah untuk mencoba menghubungi Godt semenjak beberapa panggilannya diabaikan. Godt memiliki masalahnya sendiri, jika lelaki tiang itu memutuskan tak bercerita padanya, Bbas tidak akan menuntut apapun yang hanya akan membuat semuanya terasa lebih buruk untuk Godt. Bbas mengerti.
Tapi hatinya tidak.
Dan ia juga tak bisa meminta orang itu memahaminya. Bbas hanya remaja yang sedang ingin bertemu seseorang. Itu wajar, kan?
"lapaaar.. aku ingin makan masakan Jepang" Bbas berkata agak keras, sengaja memaksa menarik dirinya sendiri dari isi kepalanya ke dunia nyata. Ditanggapi dengan apik oleh beberapa orang di dalam mobil, dan Bbas melewatkan Kim yang mencuri tatap kearahnya dengan kening berkerut.
Bukan perutmu yang lapar, tapi perasaanmu.
-
Well, aku memutuskan mempublishnya per-part.
Supaya seperti sedang menikmati slice of cake :) //gundulmu!//
Here, aku sertain lagunya biar bisa bayangin mellow effect dari lagu tsb.
Ty, Tooru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glassy Sky
FanfictionGodtBass Songfic "Suddenly the truth will change the way we fall" Song by Yutaka Yamada Main Cast: - Godt Ittiphat Thanit - Bass Suradet Piniwat