Seperti Mawar Yang Layu

1

Hidup di antara orang-orang yang selalu memusuhi ku bahkan membenci ku bukan lah hal yang mudah, mereka bahagia melihat ku menderita dari sejak aku lahir sampai umur ku sudah menginjak 23 tahun pada bulan april yang lalu aku tidak pernah tau apa arti sebuah kasih sayang, mempunyai ibu yang seolah-olah aku bukan anak nya atau mempunyai ayah yang sudah mengangap aku mati untuk selamanya, mempunyai kisah tragis di masalalu membuat ku takut untuk menghadapi dunia, tapi aku bersyukur kepada Allah berkat pasangan suami-istri itu aku seolah-olah mempunyai kedua orang tua walaupun orang tua angkat, mempunyai kakak perempuan yang begitu meyayangi ku seperti adik kandung nya sendiri walaupun kami tidak terlahir dari rahim yang sama tapi cinta dan kasih sayangnya sangatlah tulus kepada ku. Perkenalkan nama ku Varadilla Angela, biasa di panggil Angela atau Vara, umur ku 23 tahun tepat 1 bulan yang lalu, anak angkat dari keluarga terpandang Atalla, keluarga itu yang memberikan ku kasih sayang yang sangat banyak, aku mempunyai kakak angkat bernama Angelina putri Atalla, aku biasa memangilnya ka Angel begitupun mama dan papa. Aku sudah di akui oleh kelurga Atalla di depan publik maupun di perusahan papa sebagai anak kandung nya, namun aku harus tau diri bukan kah begitu? Ya tepat sekali aku tidak mau menyandang nama Atalla di belakang namaku sehingga membuat kedua orang tua ku geram terhadap ku, meskipun papa memiliki perusahan yang sangat banyak aku hanya Berkerja di sebuah cafe yang terkenal di Jakarta dan salah satu cafe yang pemiliknya CEO dari perusahan ternama di asia itu,aku berkerja disana untuk memenuhi kebutuhan hidup ku. Walaupun keluarga sudah melarang untuk berkerja aku pun tetap ingin berkerja dengan alasan tidak ingin merepotkan mereka lagi karena sudah dewasa.

"Ma, pa, kak, aku berangkat dulu ya, assalamualaikum " ucap perempuan yang memakai baju cansual itu hanya celana jins dan baju kaos berwarna putih dan rambut yang di gerai berlalu meninggalkan meja makan dengan sangat tergesa-gesa,  mungkin ia sudah terlambat untuk masuk kerja di hari senin ini.

"Hati-hati sayang" ucap perempuan paruh baya yang sedang mengoleskan selai kecang ke roti tawar.

Acara breakfast keluarga Atalla berakhir dengan khitmat tanpa ada nya pertengkaran di meja makan yang besar itu.

"Dad, mom aku berangkat ke butik dulu ya, bye semua" perempuan yang satunya lagi melenggang pergi dengan melajukan mobil ferrari sport nya.

"hati-hati sayang, tunggu mom siang nanti di butik kamu ya Ngel" ucap perempuan paruh baya itu kembali duduk ke meja makan.

....

"What the hell, kenapa lo bisa terlambat Vara? Sekarang lo di panggil ke ruang bos,  mending cepat kesana dari pada si tua itu nanti memecat lo" ucap teman Vara yang bernama Rena itu sambil membulatkan matanya

Vara yang menatap teman nya jengan langsung melenggang pergi ke ruangan bos nya itu

Tok... Tok...

Angela mendorong pintu berwana putih itu untuk masuk ke dalam "Apakah bapak memanggil saya pak?" ia bertanya kepada atasan nya dengan muka tertunduk takut

Atasan berkepala plontos dan berbadan gemuk itu pun mendongakan wajah nya "Iya itu memang benar saya memanggil kamu nona Vara" ucap pria berkepala plontos itu dingin dan tajam, sehingga membuat siapa pun takut melihatnya.

Dengan penuh keberanian Vara bertanya kepada atasannya tersebut "Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Vara pelan sambil menundukan kepalanya.

"Cafe ini akan kedatangan pemilik yang merintisnya dari cafe kecil menjadi sebuah cafe yang terkenal, sekaligus bapak itu merupakan pemilik dari Ho's company crop, untuk itu saya berharap kamu bisa menghandle semuanya dari pendesainan cafe hingga tata letak barang yang pas" ucap bapak Huda yang merupakan bos di cafe itu

"what,  Ho'company crop. Itu kan perusahaan terbesar di Indonesia" ucap Vara dalam hati

"oke pak,  siap laksanakan" ucap Vara dengan tenang dan patuh

"pak saya pamit dulu ya pak, mau ngerjain tugas yang lain" ucapnya lagi

"hm.. " jawab sang bos dengan singkat...

Vara berlalu meninggalkan ruangan sang bos sedikit tergesa-gesa karena takut di suruh kembali oleh bapak tua yang galak itu..

To be continue