XIV

4.1K 735 3
                                    

jaemin menjemputku di rumah. dia memakai setelan hitam dan turtle neck warna merah. surainya dibiarkan menutup keningnya. mau bagaimanapun dia berpakaian, jaemin tetap tampan.

dia menatapku selama beberapa detik. tak lama, senyumnya mengembang. bagaimana cara ujung bibirnya terangkat, aku menyukainya. rasanya seperti benar-benar tulus.

"kita berangkat sekarang?" aku mengangguk. dia mengusap kepalaku singkat, tapi langsung menjauhkan tangannya dariku.

"ada apa?" tanyaku.

"aku takut ngacak rambut kamu."

ucapannya membuatku terkekeh. "usapan kecil gak akan merusak tatanan rambutku, nana."

"ah, gitu, ya." dia tersenyum kembali. lalu, dia menaikkan tangan kanannya ke pinggang. "ayo pergi sekarang."

aku mengalungkan tanganku di sekitar lengannya. sejak kapan tangannya terasa lebih besar, apakah berat badannya naik?

jaemin membukakan pintu mobil untukku. setelah aku duduk, dia menutupnya kembali dan berlari ke kursi pengemudi.

"pasang sabuk pengamanmu."

"ah, iya. hampir aja lupa."

"kamu gak fokus karena aku terlalu tampan?"

aku tersenyum lebar. "hm, kamu terlalu ganteng."

"kamu juga terlalu cantik malam ini."

aku menoleh padanya. "haruskah kita naik bus?" tanyaku.

dia menengok. "kenapa?"

"kamu gak fokus karenaku." kemudian, dia tergelak geli.

aku sangat menyukai tawanya dan pandangannya. seperti, keduanya merupakan mantra jaemin yang membuatku tidak bisa melepaskannya.

tapi, aku harus segera melepaskannya, bukan? []

metanoia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang