"jaemin!" teriakku begitu menemukan jaemin dan jeno. wajah mereka sudah babak belur, tapi jaemin tidak separah jeno.
"jaemin, berhenti!" teriakku sekali lagi.
lelaki itu akhirnya melihatku. perasaan sendu tersirat di wajahnya. aku tidak tahu ada apa dengan mereka.
jantungku berdegup kencang. aku terlalu takut untuk mendekat ke mereka.
"hentikan, na. kamu nyakitin dia!"
jaemin kemudian melepaskan cengkramannya dan berdiri. aku langsung menangkapnya saat dia hampir terjatuh. kurasa kakinya terlalu lemah untuk berdiri.
"aliya..."
"diam, na. aku mohon, kamu diam dulu," kataku sambil menahan suaraku tidak bergetar.
jaemin berusaha untuk tersenyum meskipun itu sakit. aku tidak kuasa melihat wajahnya, apalagi jeno. tapi aku meninggalkan lelaki itu.
"kenapa kamu begini, na?"
jaemin mendengus kasar, lalu menyungging senyum. "aku yakin kamu tau kenapa, al."
kududukan jaemin di kursi belakang mobilnya dan kuoleskan salep luka pada wajahnya. dia meringis kesakitan, tapi aku tetap mengoleskan salep agar lukanya cepat sembuh.
"al..."
"jangan bicara, na. wajah kamu memar. aku obatin dulu ya."
seketika dia menangkap tanganku. matanya terbuka, menghunusku dengan tatapannya yang dalam.
kenapa tatapan itu sangat dingin?
"kenapa, na, butuh sesuatu?"
"kamu..." jaemin menarik napas. "kamu bahagia sama aku?"
tanganku membeku di wajahnya, lalu dia menarikku ke dalam pelukannya dan mengusap kepalaku lembut.
"maafkan aku."
detak jantungku semakin cepat. keringat pun mulai membasahi kulitku hingga terasa dingin.
perasaanku mulai gelisah. []
KAMU SEDANG MEMBACA
metanoia ✓
Fanfic「bahasa, au」 ❝please, take care.❞ #1 - nctangst [210619] #1 - nctjaemin [261219] © orphedice, 2O18