XVIII

3.8K 748 96
                                    

jeno menghubungiku dini hari sehingga aku keluar dari rumah diam-diam. mobilnya terparkir di depan rumahku. pemiliknya terpejam di dalam.

aku masuk ke mobil perlahan agar dia tidak terbangun. namun, rupanya dia masih terjaga.

"gak tidur?" tanya jeno.

aku menggeleng. "gue nungguin kabar lo."

lalu aku melirik wajahnya. "kenapa muka lo ga diobatin?"

saat aku mencoba menyentuh lukanya, jeno menahan tanganku. dia menatapku sejenak, lalu mengunci jemarinya padaku.

dia menatapku hangat.

senyumnya merekah pelan.

embusan napasnya menyentuh pipiku yang memanas.

lalu, dia menciumku. di bibir.

aku tidak berontak.

"jen, berhenti."

"aku lagi butuh vitaminku."

"jeno, aku serius. berhenti sekarang!" bentakku sambil mendorongnya menjauh agar aku bisa menatapnya. "kenapa kalian berantem?"

jeno pun berdecak kesal dan memalingkan wajahnya. "pacar kamu gila."

"kenapa, ada apa?"

jeno tertawa remeh. "begitu kamu ke toilet, dia dateng dan narik aku keluar."

"terus, apa yang terjadi?"

"sumpah, al. jaemin itu posesif banget! dia bilang, dia gak akan melepaskan kamu sampai kapanpunㅡ"

"jeno!" teriakku. lelaki itu memejamkan matanya. "ceritakan semuanya."

"beneran pengen tau?"

aku mengangguk. "kalian berdua urusan aku."

jeno menghela napas panjang. dia hanya hening untuk sementara waktu, lalu memegang tanganku dengan kedua tangannya.

"kita ketauan."

mataku membelalak.

napasku tersekatㅡtidak mungkin.

"maksud kamu?"

"jaemin tau tentang hubungan kita." []

metanoia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang