Di atlas mana pun, peta dunia ya selalu ini.
Tahu tidak, kalau sebenarnya peta itu salah?
Mercator's Projection adalah proyeksi peta silindris. Dibuat tahun 1569 oleh ahli geografi etnis Jerman (lagi-lagi? f-- off you, Nazihead!) bernama Gerardus Mercator.
Bayangkan saja miniatur bumi berbentuk bola (globe), kemudian harus dibawa setiap saat ke mana-mana untuk belajar Geografi, pasti bingung mau ditaruh mana. Zaman dulu belum ada google earth, jadi harus susah payah dibikin proyeksi. Punya Mercator ini adalah salah satu dari sekian banyak teknik proyeksi.
Setiap proyeksi pasti ada kelemahannya. Coba pikir, bagaimana permukaan bola tiga dimensi bisa dijadikan ke bentuk dua dimensi tanpa membuat peta itu terlihat kaya gembel.
Pasti untuk menjadikan bentuk persegi panjang yang utuh, harus ada area yang diperkecil, ada yang diperbesar, hal ini disebut distorsi. Sehingga, mau tidak mau harus memilih satu elemen yang dipertahankan, sedangkan elemen lain diabaikan. Tinggal pilih mau mempertahankan yang mana:
1. Mempertahankan arah (azimuthal / zenithal),
2. Mempertahankan bentuk secara terpilih (conformal / orthomorphic),
3. Mempertahankan area (equal-area / equiareal / equivalent / authalic),
4. Mempertahankan jarak (equidistant),
5. Mempertahankan rute terpendek (gnomonic projection)
Itu kebanyakan dilakukan dengan rumus yang tidak sepele, lho. Dan astaga, kita harus mengapresiasi perjuangan mereka. Kasih tepuk tangan dulu dong. Tetapi sayang sekali, belum ada rancangan yang benar-benar akurat bisa membuat peta globe dalam bentuk 2D. Sekali lagi, tidak ada satu jawaban sempurna untuk semua jenis pertanyaan.
Contoh-contoh hasil proyeksinya seperti ini. Hayo, pilih mana favoritmu!
Sinusoidal Projection:
YOU ARE READING
Conspirare | Menyingkap Tabir Dunia
Mystery / ThrillerHanya ada dua pilihan yang topeng tawarkan: Melihat, atau membukanya. . . . Pertama rilis tanggal 25 Juni 2018 Diperbaharui setiap ada enigma yang terenkripsi