14

666 72 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Apakah ini mimpi? Jika iya kumohon jangan bangunkan aku dari tidurku" -Chan

.

Irene masih dalam keterkejutannya, bahkan mulutnya menganga.

"Tutup mulutmu" Ibunya berbicara

"A-ah iya bu"

Kedua orang tuanya masih terus berbicara dengan kedua orang tua Chanyeol.

Chanyeol terus menatap Irene, sedangkan yang di tatap hanya melihat ke bawah. Chanyeol menatap Irene dengan tersenyum miring, itu mengerikan bagi Irene.

"Jadi-" Ayah Chanyeol berbicara

"Mari kita tanyakan pada anak kita"

Irene sontak mengangkat kepalanya, Chanyeol pun mengalihkan tatapannya ke ayahnya.

"Kalian, menerima perjodohan ini?"

Pertanyaan itu, membuat jantung Irene berdetak tak karuan, ia tak tau akan menjawab apa. Bukan karena ragu, tapi karena ia terlalu gugup.

"Irene?"

"E-eh y-ya??" Ia tergagap, ibunya menggenggam tangan Irene.

"Kau menerimanya?" Tanya ayah Irene pada Irene

Irene masih diam, dan terus menatap kebawah. Ia sebenarnya bahagia tapi ia terlalu gugup.
Setelah menetralkan napasnya dan detakan jantungnya, ia telah memilih jawaban yanh menurutnya benar.

"Aku.."

Semua pandangan tertuju padanya.

"Aku, menerimanya" ia menatap Chanyeol dengan senyum manisnya, dan Chanyeol membalas senyumannya.

"Bagaimana dengan Chanyeol?" Tanya ayah Chanyeol lagi

Chanyeol masih terus menatap Irene, membuat Irene kembali gugup.

"Ayah, maaf-"

Irene dan yang lainnya mulai gugp dengan jawaban Chanyeol

"Aku tak bisa menolak gadis secantiknya ayah" lalu semuanya tertawa, diakhiri dengan pelukan.

"Baiklah, jadi kapan pernikahan dilangsungkan?"

"Apa? Pernikahan?"

"Ayah, setidaknya berikan kami waktu, karena kami belum saling mengenal" ucap Chanyeol dihadiahi tatapan mengerikan dari Irene, namun Chanyeol hanya membalas dengan senyum miring.

~~~

"Haaa, jadi kau tak mengenalku"
Irene dan Chanyeol sekarang berada di dalam mobil, karena tadi Chanyeol mengajaknya untuk berkencan, dan disetujui oleh kedua orang tua mereka dengan alasan agar Chanyeol dan Irene saling mendekatkan diri dan saling mengenal. Padahal nyatanya mereka sudah saling kenal, sudah dekat.

"Hatiku tak mengenalmu" jawaban itu lagi-

"Menyebalkan, kau mengambil kesempatan, padahal aku tak ingin pergi dari rumah, aku lelah"

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang