" Jadi gini ya rasanya cinta pada pandangan pertama? Padahal ketemunya udah lama."
Gue ngga tau gimana cara memulai cerita ini. Karena emang gue sendiri basic-nya bukan seorang penulis handal macam temen-temen gue yang nulis pake beribu-ribu majas. Biasanya sih mereka nulisnya buat caption Instagram yang pasti mikirnya bisa sampai berhari-hari juga hahaha. Kadang caption-nya juga ngga nyambung, ada yang fotonya selfie caption-nya kata-kata bijak. Ngga ngerti lagi, tapi ya hak mereka juga sih mereka punya konten sendiri kan ya.
Back to the track, mungkin gue mulai aja dari hari dimana gue lagi bete-betenya. Hari itu, minggu pertama masuk kelas di SMA. Sebagai seorang junior yang baru masuk SMA, biasanya pasti semangat di minggu pertama. Tapi kalo gue ngga. Baru seminggu udah bosen. Ntah mungkin guenya yang emang beda sendiri, ngga tau lingkungannya juga yang membuat gue menjadi seperti ini. Belum lagi gue yang masih pada tahap adaptasi dengan teman-teman yang mayoritas gila belajar semua. Ditambah kelas nya yang panas nan sumpek karena kepenuhan muridnya. Kipasnya jalan tapi ngga begitu berguna karena tetep aja panas. Yang kena angin cuma yang dibawahnya doang. Syukurlah mereka ngga masuk angin.
Ada sih yang ngga gila belajar macam gue, contohnya Adam sama Hanif. Mereka ya sama aja kayak gue. Males, tidak termotivasi bahkan tidur di kelas. Emang bukan panutan sekali mereka itu. Gue aja ngga gitu-gitu amat. Akhirnya ketika bubaran kelas pas jam istirahat, gue nyamperin temen-temen yang lain satu per satu dan kenalan sebagai orang yang belum kenalan sama siapapun di sekolah ini. Lalu gue liat ada orang yang masih tidur gitu.
Awalnya gue duduk disebelah dia yang lagi tiduran di meja. Bukan tidur diatas meja, tapi, aduh gimana ya jelasinnya. Kayak kalian lagi main ucing sumput terus kalian jadi ucingnya gitu. Tapi di meja. Ya gitulah semoga terbayang. Balik lagi, sambil berpikir tindakan apa yang harus gue lakukan, gue lihat keadaan di mejanya. Gue lihat di buku tulisnya tertulis nama "Adam Nasrullah". Disitulah gue tau dia namanya Adam, seorang cowo yang ternyata diam-diam suka anime. Tapi tetep good-looking. Gue juga baru tau dia adalah fans berat Naruto dan One Piece setelah gue berkunjung kerumahnya. Nah, ketika dia tidur gitu, gue iseng aja bangunin dia.
" Dam. Bangun. Ini dipulangin sama sekolah." Kata gue sambil tepuk-tepuk tangannya.
Spontan dia bangun dengan badan sigap bak tentara yang dipanggil komandan pasukannya. Lalu dia liat ke gue dan dahi nya mengerut.
"Ngareureuwas wae maneh mah. (Ngagetin aja elu.)" kata dia sambil menggosokan tangan ke matanya tanda dia masih ngantuk.
" Saha maneh teh? (Kamu tuh siapa ya?)" dengan nyawa yang masih setengahnya dia bertanya.
" Ari. Ari Saghara." Jawab gue.
" Ohh, The Jak ya? " The Jak adalah supporter Persija Jakarta yang ditakdirkan menjadi rival bebuyutan klub ibu kota Jawa Barat ini. Dari dulu sampai sekarang masih sering terjadi bentrok jelang pertandingan antara Persija vs Persib. Sempat menyebarkan virus perdamaian karena banyaknya tragedi yang menimpa kedua belah pihak, akhirnya memanas kembali karena banyak sekali yang memancing keributan terutama di sosial media sehingga terjadi lagi keributan. Namun, virus perdamaian tetap disebarkan agar tidak terjadi lagi korban yang tidak bersalah.
" Bukan lah. Saya mah ngga suka bola. "
" Lain lalaki maneh mah (Bukan laki-laki ya). " jawabnya sambil sibuk sendiri membereskan mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Good Friend
Romanceshe's just a good friend...or maybe more than that. Ari Saghara, seorang pelajar yang jatuh cinta kepada temannya sendiri, tapi bukan Hanif atau Adam soalnya mereka cowo. 90% ngarang, sisanya 10%. End for now. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada 2...