"Angga, gue makan dirumah lo ya, soalnya bunda lagi arisan." Angga memutar bola mata malas.
"Nyusahin banget sih lo" Tanpa persetujuannya lea masuk begitu saja.
"Ck kebiasaan emang" angga ikut masuk kedalam rumahnya.
Lea melangkah menuju dapur mendapati bi inah yang sedang menata makanan di meja. Lea ikut membantu, matanya berbinar binar melihat makanan kesukaannya dengan angga sejak kecil, lalapan lele ditemani sambal terasi. Bukan cuma itu, masih banyak masakan lainnya seperti tempe tahu goreng, ayam goreng dan teman temannya.Perutnya sudah keroncongan mencium baunya.
Angga yang baru datang segera menarik kursi lalu duduk diatasnya. Kadang angga heran bi inah masak makanan sebanyak itu. Untuk siapa? Toh hanya angga dan bi inah yang memakannya terkadang juga lea.
"Cuci tangan dulu nak" bi inah menasehati angga seperti karena memang bi inah yang telah merawat angga sejak kecil.Ayah angga sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak mempunyai waktu untuk sekedar memberi kasih sayang kepada anak tunggalnya itu.
"Hehehe iya bu, angga lupa"
"Dasar pikun" Lea mengejek angga
"Diem lo, masih mending gue daripada lo makan kayak orang gak makan seminggu. Rakus banget!" angga mencibir lea yang sejak kecil makannya banyak tapi herannya badannya tetap saja tidak gemuk dan angga segera berjalan ke wastafel.
"Biarin...gue gemuk aja pasti tetep cantik" Lea berbicara dengan percaya diri sambil melahap habis makanan yang ada dipiringnya
"Eh lo itu bisa gak sih,gak usah terlalu pede amat" ucap angga sambil membuang muka jengah.
"Bukan pede tapi emang kenyataan,kalo dari lahir gue emang udah cantik dan unyu-unyu"jawab lea sambil menjulurakan lidahnya ke arah angga dan langsung berlari meninggalkan meja makan.
"Woy jangan kabur lo"teriak angga seraya berlari mengejar lea.
*****
"Bang gege, pinjem angga bentar dong" lea menghampiri abangnya yang sedang asyik main PS dengan angga.
"Diem lo ganggu aja sih, gue sama angga lagi seru nih main PS"
"Tapi gue mau ngerjaiin PR sama angga"
"Pasti nanti malah angga yang ngerjaiin, lo kan bego"
"Jahat banget sih bang,adek sendiri dikatain bego hikkkss hikkss" Lea berpura pura menangis.
"Dasar alay"
Angga hanya tersenyum mendengar pertengkaran kecil dari kakak beradik itu.Terkadang angga sangat ingin memiliki keluarga yang benar benar peduli kepadanya.
"Aakkhhh sial" gerald meggerutu karena telah kalah bermain PS dengan angga.
"Hahaha perasaan gue lo itu kalo main PS sama angga pasti kalah terus. Miris banget " lea berkata setengah mengejek.
"Cerewet lo dek. lo aja gak bisa main PS masih mending gue lah"
"Buat apa main PS dibanggain, gak pernah menang lagi. Kalo gue sih maaf maaf aja ya"
"Udah udah daritadi kuping gue udah panas dengerin kalian berantem terus. Ayo le ngerjaiin PR aja" Akhirnya angga pun melerai.
"Yukkk ga" Lea menarik tangan angga untuk mengajaknya mengerjakan pr bersama.
"Lah berarti gue sendirian lagi dong, gimana PS nya nih ga"
"Gue mau ngerjaiin PR dulu bang"
"Gak usah didengerin kalo setan ngomong ga" Lea ikut menyahuti gerald dengan kata kata yang mengejek.
"Dasar adek laknat lo"
"Biarin yang penting cantik"
*****
Selesai berkutat dengan PR tentu saja yang mengerjakan hanya angga, lea kerjanya cuma menyalin punya angga. Memang dari kecil lea terkesan malas namun angga selalu membantu lea mengerjakan semua yang tidak bisa lea lakukan. Keduanya asyik menonton kartun kesukaan lea yaitu Tayo the little bus. Angga terpaksa ikut menonton karena lea memaksanya. Sudah besar masih saja suka kartun anak anak.
"Hai tayo hai tayo dia bis kecil ramah melaju melambat tayo selalu senang...." angga terkekeh geli melihat lea ikut menyanyikan soundtrack kartun tersebut dengan ekspresi lucu. Lea terlihat antusias setiap kali menonton kartun kesayangannya.
"Udah besar tapi kelakuan masih aja kayak anak kecil sambil nyanyi lagi,gak sadar apa suaramu itu cempreng lea.kasian tuh angga yang dengerin"
Angga dan lea menoleh ke sumber suara yang didengarnya"Hahaha gak papa kok bun,udah biasa mah angga dengerin suara cemprengnya lea"
"Diem lo, suara gue cempreng juga pasti ngangenin kan"
Bunda lea yang baru saja datang hanya terkekeh kecil sudah biasa melihat pertengkaran keduanya.
"Lea udah makan kan?"
"Udah kok bun, tadi lea makan dirumah angga."
"Iya bun makannya sepiring penuh, nambah malah. itu perut apa karet" lea melotot mendengar ucapan angga. Sedangkan angga sudah terbahak keras.
Perhatian yang bunda lea tunjukkan terkadang membuat angga merasa iri. Hidup lea sempurna dimatanya. Orang tua yang selalu memberi perhatian, kakak yang menyebalkan namun sayang pada lea. Angga bersyukur telah dipertemukan dengan lea dan keluarganya. Meskipun hidupnya jauh dari kata bahagia, setidaknya ia pernah merasakan berada di keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang seperti sekarang.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA
Ficção AdolescenteTentang dua sahabat ANGGARA AJI NARENDRA dan AZALEA KENANGA Angga yang selalu usil kepada lea membuat lea merasakan suatu perasaan bernama BAPER yang seharusnya tidak pernah lea rasakan karena akan membuat persahabatannya terganggu. Tapi lea bisa ap...