7. <<Terulang lagi>>

50 11 2
                                    

Ulangan fisika seperti ujian hidup bagi seluruh penghuni kelas XI ipa 5. Selain karena materinya banyak menguras pikiran, guru yang mengajar juga terkenal killer dengan segala peraturannya. Seperti cobaan hidup yang datang tiba tiba, begitulah yang dirasakan sebagian besar penghuni kelas ketika guru masuk tanpa aba aba memberikan perintah yang membuat semua murid kompak mengerang frustasi.

"Keluarkan selembar kertas! Kita ujian hari ini"

Semua murid mengikuti perintah bu hani ketika bimo menyela.

"Bu, nggak bisa ditunda dulu apa ujiannya. Saya nggak bisa konsentrasi, hati saya sedang kacau karena tidak diberi kepastian sama si dia" ucapan bimo mengundang sorotan aneh teman sekelasnya, sebagian kecil tampak terkekeh geli. Zaman gini curhat sama guru! Emang jaman edan.

"Takdir nyuruh lo jomblo terus kali" celetukan lea membuat semua murid terbahak keras.

"Atau emang dia nya nggak mau pacaran sama alien kayak lo bim" tambah angga semakin membuat yang lain ikut menimpali.

"Mungkin dia nggak tahan sama kelakuan absurd lo bim"

"Iya kali"

"Bener tuh"

"Hahahha"

Celotehan teman temannya semakin membuat bimo jengkel. Niat curhat sama guru malah membuat dirinya dibully seluruh teman kelasnya. Nasib.. Nasib.. Sudah jomblo masih dibully.

"Dasar lo semua tidak berperikejombloan!" bimo berkata sambil membuat mimik muka mengenaskan minta di tampol.

"DIAM SEMUA!" seketika kelas yang tadinya ribut menjadi sunyi mendengar teriakan bu hani yang menggelegar.

"Tidak ada tawar menawar dalam ujian. Lagipula soalnya hanya lima, sedikit bukan"

"Itu mah bukan sedikit bu. Iya memang lima tapi beranak. Huh.." celetuk salah satu murid yang merasa jengkel dengan gurunya itu. Memberi soal lima tapi a.b,c,d. Itu bukan sedikit tapi banyak!

"Nah itu kalian sudah tau kenapa masih mengeluh. Sudah cepat kerjakan saja!" ucap bu hani sambil membagikan soal ulangan.

Lea dan bimo memberi isyarat pada angga bahwa seperti biasa angga yang harus menyelamatkan nilai ulangan mereka yang dibalas angga dengan dengusan jengkel.

"Kebiasaan lo berdua, kapan pinternya kalo gini terus" bimo dan lea hanya menyengir sebagai jawaban.

Helaan napas lega keluar secara bersamaan dari seluruh penghuni kelas. Setelah memutar otak untuk menyelesaikan soal soal yang dilihat saja ,membuat kepala pusing luar biasa.

Seluruh murid tampak bersantai sambil menunggu jam pelajaran berikutnya. Ada yang bersantai untuk mengistirahatkan pikiran dengan menelungkupkan kepala di atas meja, adapula yang membahas jawaban ulangan tadi ataupun mencocokkannya.

"Lo sih ga, ngasih contekannya kelamaan. Gue baru ngisi tiga nomor doang elah.."
Bimo mengerang frustasi mengingat ia hanya mengisi 3 nomor dari 5 soal.

"Yeu, jangan nyalahin gue dong. Lo aja nulisnya lemot" angga membela diri.

"Lo tuh udah nyontek masih aja protes. Nggak tahu diri banget!" lea menyahut dengan nada sarkas membuat bimo cemcerut maksimal.

"Lo mah beruntung duduk sama angga yang otaknya encer, lah gue.." bimo mendengus mengingat dirinya yang harus menunggu sodoran kertas jawaban angga, sedangkan lea hanya menyalin saja lewat lirikan mata.

"Btw le, gue udah dari kemarin mau nanyain ini sama lo tapi lupa terus. Pas gue tinggal jemput gisya lo pulang naik apa?" angga mengalihkan pembicaraan. Lea menaikkan alisnya terlihat berpikir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang