4. <<Pengganggu>>

27 8 0
                                    

"Angga bangun! Anterin gue beli novel"

Suara cempreng yang menggelegar disertai gedoran pintu yang sangat keras membuat angga jengah, padahal ia baru bisa tidur jam setengah dua tadi malam. Lea malah datang merusak tidur nyenyaknya.

"Angggaaaa...pokoknya gue gak mau tahu lo harus anterin gue sekarang juga"

Meskipun sudah menutup telinga dengan bantal, suara lea masih saja terdengar.

"Gue masih ngantuk le, entaran aja belinya"

"Gak mau! Harus sekarang. Gak ada penolakan!" ucap lea tegas sambil sesekali menggedor pintu kamar angga sekuat tenaga.

"Beli sendiri napa le nyusahin aja kerjaan lo, lagian ini masih pagi" angga hendak menarik selimutnya namun tak jadi dilakukannya setelah mendengar perkataan lea.

"Yaudah gue naik angkot aja kali ya"

"Jangan naik angkot! Gue anterin, lo tunggu di depan aja" sempat berdecak pelan angga bangkit dari kasur nyamannya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Bukannya apa, sejak kecil lea kemana mana selalu dengannya atau sesekali bersama abangnya. Pernah pas SD lea terpaksa naik angkot sendirian untuk pulang karena angga tidak masuk sekolah dan ayah lea tidak bisa menjemputnya. Bukannya pulang ke rumah lea malah kesasar karena lupa arah pulang. Sejak itu, angga tidak membiarkan lea sendirian untuk bepergian kemanapun. Terlebih lagi lea orangnya ceroboh. Jika dibiarkan, tidak tau akan jadi gimana nantinya.

Setelah berpakaian santai, angga segera mengambil jaket dan kunci motor lalu bergegas keluar dimana seorang gadis yang rambutnya dicepol asal berdiri sambil tersenyum kearahnya.

"Gak usah sok manis lo, cepat naik!" lea mengerucutkan bibir sambil naik keatas motor angga.

"Yok bang berangkaattt" ceplos lea seraya menepuk pundak angga layaknya penumpang tukang ojek.

"Ck kebiasaan" dan lea hanya terkekeh pelan.

******

"Lama amat lo milihnya, kayak milih jodoh aja" kesal angga melihat sahabatnya daritadi mondar mandir gak jelas. Ambil satu lalu menaruhnya kembali begitu seterusnya sejak setengah jam lalu.

"Kirain udah ada novel yang lo incer sampe maksa maksa gue harus sekarang belinya, eh nyampe sini lo malah bingung. Kesel gue liatnya."

"Diem lo ah, cerewet banget kayak ibu ibu lagi arisan" lea mengambil buku asal lalu menaruhnya kembali karena kurang menarik.

"Terus aja gitu sampe gue ubanan nungguin lo. Plis jangan buat gue menunggu terlalu lama le."

"Najong kata kata lo ga, ternyata bener ya menunggu itu bisa membuat seseorang menjadi alay karena bosan. Salah satunya lo ga. Hahahhaha"

"Oh ya, masa? Pemikiran dari mana tuh?"

"Pemikiran otak gue dong, lo percaya ga?" lea langsung terbahak melihat kecengoan angga saat ini.

"Syialan lo le" angga mendengus sok ketus.

"Sumpah ga lo gak pantes sok ngambek gitu, yang ada lo jadi alay" ucap lea disela gelakannya.

"Tau ah, cepetan milih bukunya! 10 menit gak keluar gue tinggal" angga beranjak pergi meninggalkan lea yang masih terkekeh. Terlanjur kesal dengan sahabatnya yang satu itu.

Baru saja menginjakkan kaki keluar toko, ponsel disakunya bergetar. Angga berdecak pelan, namun tak urung mengangkatnya juga.

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang