"Le, lo masih marah sama gue ya?" angga menatap lea yang sedang mencatat materi. Sejak istirahat pertama, lea tak ke kantin seperti biasanya.
"Ini udah yang ketiga kalinya, sekali lagi lo nanyain hal yang sama gue bakal marah lagi sama lo" lea berkata tanpa melepas tatapannya ke papan tulis, sebenarnya ia terkekeh dalam hati bagaimana ia bisa marah setelah kejadian kemarin.
"Nggak lagi deh, gue kan cuma mau mastiin" pasalnya tadi pagi lea berangkat bersama gerald, angga pikir lea masih marah kepadanya. Cewek itu juga tak memulai percakapan dengannya, makanya angga membombardir lea dengan pertanyaan yang sama.
"Cie yang lagi marahan" celetuk bimo yang sedang makan gorengan dibelakang bangku mereka.
"Makanya cari pacar le, biar kemana mana ada yang nganterin. Jangan pacar orang yang digaet mulu kayak kang ojek. Nanti dibilang pelakor mau lo" Bimo masih terus melanjutkan kalimatnya sambil sesekali menggigit gorengannya.
"Bacot lo bim, sok sok an nasehatin orang. Lo nya sendiri apa kabar? Jomblo ya jomblo aja" sentak lea. Kadang kadang mulut bimo minta disumpal kaos kaki. Walaupun omongannya bener sih.
"Kenapa gue yang kena, nasib....nasib" bimo pura pura menangis. Lea menepis tangan bimo yang hendak meraih baju lea untuk dijadikan serbet tangannya yang penuh minyak. Bimo melotot sebal pada lea.
Angga yang menyaksikan keduanya terkekeh geli
"Lucu lo berdua, jomblo ngatain jomblo" celetukan angga membuat bimo dan lea melotot tajam bersamaan.
"Liat aja, bentar lagi gue bakal punya pacar!" sergah lea berapi api.
"Lah gimana mau punya pacar, gebetan aja gak ada" bimo berkata sambil terbahak keras.
"Mending gue lah, daripada digantungin mulu kayak jemuran lecek hahahha" ucap lea tak mau kalah. Ngomong ngomong soal bimo, sebenarnya sudah sejak lama bimo naksir anak pak ustadz yang mengajar mengaji di dekat rumahnya. Namun tak ada kepastian antara keduanya.
"Udahlah, lo berdua meskipun perang sampai jungkir balik pun tetep aja jomblo"
Bimo dan lea kompak mendengus sebal pada angga yang dengan sombongnya berkata seperti itu. Mentang mentang gak jomblo huh.
"Gue kan masih ada usaha biar gak jomblo, lah lea gak ada kemajuan sedikitpun" bimo tertawa puas, semakin terbahak kala mendengar ucapan angga.
"Tetep jones" lihat, angga baru saja meminta maaf padanya tapi sekarang malah meledeknya habis habisan. Dasar labil!
"Mending keluar aja daripada dengerin omongan iblis. Panass" lea melangkah keluar kelas dengan menghentakkan kakinya sebal tak menghiraukan kedua sahabat laknatnya yang terbahak keras. Lea memutuskan duduk di bangku taman belakang sekolahnya karena tempat itu tak banyak diminati murid murid.
Saat menikmati hembusan angin yang menyejukkan, matanya tak sengaja melihat bara yang sedang duduk dibawah pohon sambil mendengarkan musik dari earphone yang melekat ditelinganya.
Bara menikmati musiknya terlihat dari matanya yang terpejam, lea mengendap endap hendak mengagetkan bara namun tatapannya beralih pada buku sketsa yang tergeletak disamping bara. Lembarnya terbuka, karena penasaran langsung saja lea mengambil buku itu mengamati lekat lekat gambar wajah perempuan yang terlihat familier baginya. Lea tercengang itu wajahnya sendiri.
"Demi apa lo gambar wajah gue rong" pekikan lea mengagetkan bara. Ia berdiri dan langsung merebut buku sketsanya dari tangan lea.
"Jangan sentuh barang barang gue!" bara gugup saat melihat tatapan lea yang penuh selidik.
"Jangan jangan lo suka ya sama gue, hayoo ngaku lo" lea berkata seraya menusuk nusuk lengan bara.
"Kege-eran lo, gue gambar wajah lo buat ditempel depan pagar rumah gue biar kalo ada maling yang mau ngerampok rumah gue gak jadi masuk liat muka lo yang galak"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGARA
Teen FictionTentang dua sahabat ANGGARA AJI NARENDRA dan AZALEA KENANGA Angga yang selalu usil kepada lea membuat lea merasakan suatu perasaan bernama BAPER yang seharusnya tidak pernah lea rasakan karena akan membuat persahabatannya terganggu. Tapi lea bisa ap...