Tak Sengaja

166 7 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 06.45 WIB aku terlambat ke sekolah. Bagaimana ini? Hari ini aku ditugaskan untuk meriksa kerapihan di depan gerbang sekolah. "Celaka!"

"Bun, kok gak bangunin aku sih?" kataku dengan sedikit kesal

"Kamu itu kayak kebo, dibangunin dari jam 6 gak bangun-bangun. Salah sendiri!" jawab bunda

"Yasudah aku berangkat ke sekolah dulu yaa, Assalamualaikum" pamitku

"Waalaikumsalam, hati-hati fan" kata bunda

---

Aku langsung lari mengejar keterlambatanku, dalam hati aku berdoa semoga pintu gerbang belum di tutup dan tidak ada Bu Tini di depan. Namun hari ini tidak berpihak kepadaku, sesampainya aku di depan gerbang aku melihat tampang Bu Tini yang siap untuk memangsa anak-anak yang terlambat.

"BAGUS!" ujar Bu Tini dengan nada tingginya yang khas

"Bagus buu" celoteh anak kelas 12 yang terlambat

"Kamu, siapa namamu?" tanya Bu Tini

"Erdy buuu" jawabnya

"Dari mana kamu?!" celoteh Bu Tini

"Dari Rumah bu" jawabnya santai

Sontak semua menjadi tertawa dengan ulah Kak Erdy. Namun tidak dengan Bu Tini, ia merasa tidak dihargai sebagai guru. Sontak Bu Tini langsung mengeluarkan sabdanya kepada kami yang terlambat.

"Kalian semua, panggil orang tua kalian kemari!" ujar Bu Tini

"Yhaaaa bu jangannn" jawab semuanya dengan wajah tegang bagaikan disambar petir

"Tidak ada pengecualian, jika orang tua kalian tidak menghadap kalian besok tidak boleh sekolah!" sambar Bu Tini dan langsung meninggalkan kami semua yang terlambat dengan wajah yang tegang dan tak terdefinisikan lagi dengan kata.

Termasuk aku, aku bingung harus beralasan apa lagi dengan bunda. Aku merasa akan menjadi sate jika bunda tahu kalau dirinya harus menghadap guru akibat terlambat. Saat aku sedang kebingungan datang dia memecahkan kebingunganku.

"Telat juga loh fan?" tanya Dia

"Yaa lo liat gua disini, berarti lo tau dong dii" jawabku karena merasa pertanyaan yang diajukan hanyalah basa-basi denganku yang masih kebingungan

"Yaelaa sensi amat sih lo, kayak baru pertama kali aja terlambat" celoteh Dia

"Masalahnya kali ini yang terlambat harus manggil orang tua ke sekolah" jawabku dengan nada kesal

"APAAAA!!!" sontak Dia kaget dengan jawabanku, jadilah kami dua sosok yang sedang kebingungan

--

"Yah San, kita telat" ujar Vioni

"Yahh Vi, padahalkan hari ini ada mata pajaran Pak Okta" jawab sandra dengan wajah kebingungan

"Fan, fann" panggil Dia

"Diem lu di, gua lagi bingung nihh" balasku dengan kesal

"Liat depan fan" ujar Dia

Aku tersontak kaget, bagaimana bisa ini terjadi. Tuhan sedang berpihak kepadaku hari ini, tak disangka kebingunganku musnah seketika dan ada rasa lega yang hadir dalam diriku.

"Oh Tuhan, terimakasih" ujarku dalam hati

"Kalian boleh masuk, tidak ada acara memanggil orang tua hari ini. Sebagai gantinya kalian pungut sampah plastik dan dikumpulkan dalam kantong kresek ini" ujar Bu Tini sembari memberikan kantong kresek

"BAIKK BUU" teriak anak-anak karena bahagia tidak jadi memanggil orang tuanya masing-masing

Aku pun langsung bergegas memungut sampah agar bisa masuk ke dalam kelas. Maklum saja, selain kegiatan yang tadi aku sebutkan hari ini ada ulangan matematika Ibu Lia. Ia adalah guru killer yang sangat sulit untuk dijinakkan. Dengan penuh semangat aku mengambil sampah-sampah botol plastik dan memasukkannya ke dalam kresek. Saat aku sedang mengambil botol plastik di tempat sampah sebelah tiba-tiba "jedug".

"Awww, kepala guaa. Siapa nih yang main jedotin palanya kepala gua" ujarku kesal

"Maaf kak, aku tidak sengaja" jawab seorang

Saat aku menenggakkan kepalaku dan membuka mataku, aku langsung terpaku dalam keadaanku. Rasanya aku tak ingin melanjutkan kemarahanku pada orang yang telah menjedotkan kepalanya ke kepalaku. Agar terlihat tidak gerogi aku langsung bertanya kepada orang itu.

"Siapa namamu? Dari kelas berapa?" tanyaku

"Saya Sonia kak, dari kelas 10 B" jawabnya dengan menunduk

"Yasudah, kamu ambil saja botol plastik ini aku akan mengambil di tempat yang lain." kataku dan langsung berdiri dari tempatku

"Makasih ya kak" ujarnya

"Kenapa fan?" tanya Dia

"Gapapa Di, cuma tadi ada anak baru yang nubruk kepala gua" jawabku

"Ohh, Fan kita masuk kelas yuk. Udah beres sampah-sampah botol yang kita udah pungutin" kata Dia

"Oh yaudah ayooo di" ajakku

Akhirnya kami bergegas menuju kelas, sesampainya di depan kelas ternyata Bu Lia tidak hadir dan tidak jadi ulangan. Malah ia memberi tugas sebagai gantinya dan dijadikan pr. Aku merasa pengorbananku sia-sia, saat aku menaruh tas di kelas aku langsung pergi menuju toilet untuk membasuh wajahku.

"Brukkk" aku menabrak seseorang yang sedang membawa buku yang tinggi, sampai-sampai wajahnya tertutup dengan tumpukkan buku

"Maaf-maaf, kamu gak apa-apa?" tanyaku sembari membantunya membereskan buku-buku yang beserakan

"Gak apa-apa kok kak" jawabnya

Deeeppp, aku langsung terdiam bagai patung saat melihat orang yang tak sengaja aku tabrak. Jantungku serasa berjalan lebih cepat dari biasanya, dan hatiku? Jangan tanya bagaimana perasaannya, sudah tak karuan dibuatnya.

"Maaf ya kak sekali lagi" katanya meminta maaf

"Iya gak apa-apa" jawabku gerogi

"Aku duluan ya kak" pamitnya

"Tunggu" panggilku

"Kenapa kak?" tanyanya dengan kebingungan

"Namamu?" tanyaku agar seperti orang yang baru kenal saja

"Sandra kak, maaf ya kak aku duluan" jawabnya dan langsung pergi meninggalkanku

Aku merasakan getaran hebat di dalam hatiku, layaknya jalanan, aku adalah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dengan jalan berkelok. Begitulah gambaran hatiku, aku tak dapat berkata apa-apa lagi selain berterimakasih kepada Tuhan atas skenario indahnya yang diberikan kepadaku hari ini.

******

Note :

Kritik dan saran diperlukan demi kelancaran dan keberlangsungan kepenulisan maupun penulis

Don't copy my story!

Jangan lupa votenya❤️

LUKA (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang