Promnite

231 3 0
                                    

Hari ini adalah puncak dari acara fesmarch yang rangkaian acaranya dimulai sudah lebih dari 3 hari. Aku dan teman-teman osis lainnya mulai mempersiapkan keperluan yang dibutuhkan untuk acara puncak fesmarch yaitu promnite.

Aku masih termangu-mangu di lapangan sembari melihat ribuan bintang yang mulai menemani sang rembulan. Aku masih memikirkan perkataan Melati di belakang sekolah itu.

--

"Jauhi sandra fan!" tegasnya yang aku sendiri belum tahu apa maksud dari perkataan Melati. Mengapa aku harus menjauhi orang yang aku cintai? Fikirku dalam lamunan.

"Kamu akan tahu semuanya saat acara promnite nanti" timpalnya

Aku merasa bingung dengan omongan Melati saat itu, dan hari ini adalah acara puncak fesmarch yaitu promnite, dan aku masih menerka-nerka maksud dari semua ini.

"Fan" panggil Melati

"Eh mel kenapa?" jawabku yang tak sedikitpun menoleh dan masih memandangi langit

"Masuk udah yuk, acaranya pengen dimulai. Masa lu acara gaada di dalem!" ucapnya.

Akhirnya kami berdua masuk ke dalam ruang acara promnite.

--

Di dalam aku tak melihat Sandra, aku bingung dia ada dimana. Aku meminta Rachmi untuk menolongku mengatur acaranya. Aku langsung pergi untuk mencari Sandra, saat aku berjalan menuju belakang gedung aku melihat seorang wanita yang ku kenali "Sandra!!!" tapi dia bersama dengan seorang pria.

"Kamu gak kangen sama aku San?" tanya seorang pria yang tak ku kenali

"Aku kangen sama kakak" jawab Sandra

"Terimakasih san sudah menungguku" kata laki-laki itu sembari memeluk Sandra.

Tekkkkk.... Sesak saat aku melihat adegan ini dan mendengar semua kata-kata yang mereka lontarkan. Aku tak percaya ternyata selama ini aku hanya dijadikan boneka oleh Sandra saat dia sedang kesepian saja. Emosiku memuncak dan langsung menghampiri mereka.

"Ohh jadi ini San alasannya!" ucapku

"Siapa dia san?" tanya seorang laki-laki itu

"Gua? Gua orang yang..." belum selesai aku melanjutkan perkataanku kemudian langsung dipotong oleh Sandra

"Cukup kak Alfan! Kak Fachri ayo kita pergi dari sini" ucapnya

Disitu aku langsung bagaikan patung yang tak tahu harus apa dan bagaimana. Dengan emosi yang meronta-ronta aku langsung menghampirinya.

"San kamu gabisa kayak gini San, aku cinta sama kamu!" kataku

"Maksud lo apaan! Sandra cewek gua! Lo jangan ganggu cewek gua!" kata laki-laki itu yang ternyata adalah pacar Sandra

"Gua gebetan Sandra! Kita udah jalan dan gua udah nembak dia!" teriakku

"Bohong! Aku gak seperti itu kak fachri percaya sama aku! Ayo kita pergi aja" ucap Sandra

Dan mereka langsung pergi meninggalkanku seorang diri, disitu aku tak tahu harus berkata dan berbuat apa-apa lagi. Kakiku lemas dan mataku panas tak tahu bagaimana lagi aku saat ini. Dia tak menganggap aku ada. Dan parahnya lagi aku masih mencintainya dengan utuh. Tak terasa air mataku jatuh ke permukaan juga.

---

Acara fesmarch pun selesai juga dan semua tentangku dan Sandra juga telah berakhir. Aku masih tidak sanggup untuk masuk sekolah dan tak kuat dengan kenyataan semuanya. Tak tahu lagi harus bagaimana aku menghadapi semuanya, kupandangi fotobox yang didalamnya ada aku dan Sandra, begitu dekatnya kami. Aku menjadi laki-laki yang lemah saat ini.

"Fan" panggil bunda mengetuk pintu kamarku

"Kenapa bun?" tanyaku

"Ada tamu nih fan mau jenguk kamu" ucap bunda

"Siapa bun?" tanyaku

"Sonia" jawab bunda

Akhirnya aku langsung membuka pintu dan menghampiri Sonia di halaman belakang. Ia memakai baju kasual berwarna pink dengan rambut diikat.

"Kak Alfan udah sembuh?" tanyanya

"Udah baikan kok son. Kamu kenapa kesini?" jawabku

"Iya kak aku takut kakak kenapa-kenapa makanya aku jengukin hehe" ucapnya sekaligus tertawa kecil

"Emangnya aku mau ngapain?" tanyaku meliriknya dengan tertawa

"Yaa gatau kak, namanya juga orang sakit" serunya

"Sakitku bukan hanya sakit fisik aja son, tapi juga sakit hati" ucapku

"Aku tahu itu kak Alfan" jawabnya lirih yang tak begitu jelas kedengarannya

"Kamu ngomong apa tadi son? tanyaku

"Enggak. Enggak ada kok kak" senyumnya

"Dasar kamu son" jawabku dengan tersenyum

"Yaudah kak, karena kakak udah sembuh aku balik kerumah dulu ya" ucapnya dan beranjak dari duduknya

Aku pun langsung menarik tangannya dan membuatnya kembali duduk disampingku, lalu aku menyenderkan kepalaku ke bahunya. Ntah apa yang aku fikirkan tapi aku seperti lelah memikirkannya sendirian.

"Untuk beberapa saat, tetaplah seperti ini son aku mohon" ucapku lirih yang tak ku dengar apa apa dari mulut Sonia.

"Bagaimana dia tega memperlakukan aku seperti ini? Apa salahku padanya? Aku sungguh mencintainya dengan penuh tapi dia hanya mencintaiku separuh bahkan tak tahu berapa kadar cintanya padaku" tambahku yang kembali meneteskan air mata.

"Bagaimana bisa aku hanya dijadikannya saat dia merasa bosan dengan hubungannya, saat dia sudah kembali aku ditinggalkan." timpalku lagi yang tak tahu harus bagaimana lagi aku saat ini.

Sonia pun menepuk pundakku yang menenangkanku dari semua masalah ini. Aku pun bingung akan semua ini harus bagaimana lagi.

"Tenang kak semua akan indah pada waktunya" ucap sonia padaku.

******

Note :

Kritik dan saran diperlukan demi kelancaran dan keberlangsungan kepenulisan maupun penulis

Don't copy my story!

Jangan lupa votenya❤️

LUKA (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang