Pernyataan

94 3 0
                                    

"Dari mana aja lu fan?" tanya Melati.

"Tadi gua liat lu lagi sama Sonia di parkiran. Jadi sebenernya lu milih Sonia apa Sandra fan?" timpal Restu.

"Yaa jadi gua harus jawab yang mana ini, berasa kayak lagi di interogasi inii" ujarku kesal.

"Kok lu bisa sama Sonia sih fan?" tanya mereka semua serempak.

"Jadi ibunya itu sakit dan gua bantuin lah" jawabku singkat.

"Oooohh gituuu" saut mereka semua.

"Yaudah gua mau ke ruang osis dulu persiapan fesmarch" ujarku dan meninggalkan mereka.

Dalam perjalanan ke ruang osis ada Sandra yang kebetulan ada di depanku, aku pun langsung berlari menghampirinya.

"Hai San" ujarku.

"Hai juga kak" jawabnya sembari tersenyum.

"Kamu mau kemana?" tanyaku.

"Nih mau ke ruang osis kak" jawabnya.

"Yaudah bareng yuk, aku juga mau ke ruang osis" ajakku.

"Iyaa kak" jawabnya tersenyum

---

(Di dalam ruang osis)

Di dalam ruang osis hanya ada aku dan Sandra yang duduk di sofa dengan posisi saling berhadapan, aku tersenyum dan ia pun membalas senyumanku.

"San, aku mau menyatakan perasaanku sekali lagi padamu" ujarku.

"Engg....hhmmm...gimana kak?" jawabnya kebingungan.

"Kamu mau gak jadi pacar aku?" tanyaku menyatakan cinta padanya

"Gimana ya kak" lanjut Sandra dengan kebingungan

"Aku cinta sama kamu san, kenapa kamu tak pernah membalas perasaanku? Aku bingung bagaimana lagi harus mengutarakannya, kita dekat, kita jalan, kita tertawa tapi kita tidak terikat? Apa kamu suka dengan keadaan ini" ucapku dengan mendekati dirinya dan kini jarak antara wajahku dan wajahnya sangat dekat, aku bisa melihat wajah cantiknya yang sedang kebingungan yang ntah sedang memikirkan apa.

"K-k-kak Alfan?"  sautnya terlihat gerogi dan tak karuan

"Fan fan" tiba-tiba ada suara orang yang memanggilku dari dalam ruang yang sama, ternyata itu melati. Aku yang sedang tersulut emosi langsung ke luar dari ruang osis. Fikiranku semakin gusar dan tak terkendalikan. Akhirnya aku pergi ke belakang sekolah untuk menenangkan fikiranku.

---

"Aahhh sial, kenapa sih harus kayak gini! Kenapa semua jadi kacau begini. Emangnya salah kalo gua butuh kejelasan! Cowok juga manusia anjir!" Emosiku yang semakin naik

"Kak Alfan? Kak?" panggil seorang dibelakangku yang tak ku sadari kehadirannya.

"Eh son maaf kenapa?" jawabku mengatur emosiku

"Gapapa kak, kakak kenapa? Kok keliatannya kayak sedang banyak yang difikirkan?" tanyanya

"Gak son, lagi latihan teater aja" ujarku sembari duduk dibangku taman

"Kayaknya kakak ga berbakat buat bohong deh kak, soalnya ketahuan tuh dari raut wajah kakak, dari tatapan kakak, kalau kakak lagi mikirin sesuatu" celoteh Sonia

"Kakak lagi mikirin kamu" jawabku bercanda untuk menghilangkan stigma dari perkataannya

"Eh kok pipinya merah gitu sih?" lanjutku sembari memegang pipinya

"E-e-eh masa kak? Aku izin ngerjain tugas lagi ya kak. Biar cepet kelar" ucapnya yang langsung meninggalkanku seorang diri

"Fan" panggil seseorang yang ku kenali itu adalah Melati

"Kenapa mel?" jawabku dengan tersenyum sungging

"Gua rasa sekarang lu harus jauhin sandra deh fan" ujar Melati yang membuatku kaget

"Maksud dari perkataan lo apa ya mel gua ga ngerti?!" tanyaku dengan nada mulai emosi.

******

Note :

Kritik dan saran diperlukan demi kelancaran dan keberlangsungan kepenulisan maupun penulis

Don't copy my story!

Jangan lupa votenya❤️

LUKA (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang