7 (Siete)

19 1 0
                                    

Happy reading guys!

-
-
-

Malam ini malam yang menyenangkan bagi Biya, bagaimana tidak? Dia dapat mendengarkan curhatan sahabatnya yang lain, walau terkesan acuh tetapi Biya adalah pendengar yang baik, jika dia dapat memberi wejangan Biya tidak akan segan-segan memberikannya pada yang lain.

Malam ini mereka habiskan untuk memakan cemilan di balkon rumah Biya, keadaan Bandung kali ini tidak begitu dingin, jadilah mereka dapat bersantai ria di luar ruangan, walau keadaan sudah sedikit malam.

Memang benar mereka besok harus bersekolah, tapi itu semua tidak menjadi halangan bagi mereka untuk menghabiskan waktu bersama, selesai memakan cemilan Nisa mulai berbicara serius.

"Bi, lo ada hubungan apa sama Reynand?" tanyanya tiba-tiba.

Biya yang sedang melamun hanya diam, sampai akhirnya Vivi mencubit lengan Biya yang berada di sampingnya, "apa sih Vi, main cubit aja."

Vivi memutar bola mata jengah, "ya lagian, orang mah pada ngobrol, ini malah ngelamun, tuh si Nisa nanya sama lo!"

"Nanya apa Nis?"

Nisa mengulang pertanyaannya dengan sabar, "lo ada hubungan apa sama Reynand?"

"Nggak ada."

"Masa?" tanya Bila mulai memprovokatori mereka.

"Iya."

Nisa mengangguk, "tapi kenapa beberapa hari ini gue liat dia nyamperin lo terus, apa sih yang dia lakuin?"

Biya menghela nafas panjang, mungkin dia harus berbagi cerita kepada sahabatnya, agar mereka tidak berpikir yang lain-lain tentang ini.

"Gue tegasin sekali lagi, kalau gue sama dia gak ada hubungan apa-apa,"

Ucapannya terpotong oleh Bila, "ada hubungan juga gak pa-pa kok Bi, serius." dan mendapat jitakan keras di keningnya, siapa lagi jika bukan Vivi yang melakukannya, wanita bar-bar dan cerewet di antara yang lain.

Menghela nafas, Biya kemudian melanjutkan ceritanya yang terpotong tadi, "nah selama beberapa hari ini dia emang selalu ganggu gue, makanya gue selalu gak mau keluar kelas, itu alesan utama gue, gue males kalau harus ketemu sama dia, dia bener-bener ganggu banget, tadi pagi aja dia sampai nyamperin gue ke perpus cuman buat ngasih cimol sama es jeruk." ucap Biya panjang lebar.

"Wow." Vivi dan Bila merasa takjub sedangkan Nisa, dia menggelengkan kepalanya beberapa kali, "Kok bisa dia sampai lakuin hal itu?"

"Gue gak tau apa maksud dia, bener-bener gak tau."

"Tapi kenapa bisa sampai si Reynand tau lo, maksud gue sampai dia ganggu lo, bukannya selama ini lo gak pernah kenal dia ya?" tanya Bila begitu heran.

"Ceritanya panjang."

"Ceritain dong ih."

"Nanti aja, sekarang mending kita cari makan ke depan, siapa tau aja 'kan ada sate ayam, gue pengen banget." ucap Biya mengalihkan pembicaraan, untung saja sahabat-sahabatnya ini doyan makan, otak mereka langsung teralihkan begitu mendengar kata 'makan' yang Biya lontarkan tadi.

Amor PerfectoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang