10 (Diez)

22 1 0
                                    

-
-
-

Biyan sudah berada di ruang rawat Biya dari sepuluh menit yang lalu, sepulang sekolah dia tidak langsung ke rumah, karena khawatir dengan kondisi sang adik, pasalnya tidak ada orang yang menunggu Biya, karena orang tuanya yang masih berada di Jakarta.

"Lo udah makan?" tanya Biyan, dan Biya hanya mengangguk menandakan bahwa dirinya sudah makan, walau dengan usaha yang cukup keras.

Biyan tersenyum, kemudian melirik Biya dengan pandangan yang sulit diartikan, melihat itu Biya jadi bingung, ada apa dengan dirinya, sampai Biyan melihatnya seperti itu, kemudian Biya mengangkat salah satu alisnya, mengisyaratkan bahwa dirinya bertanya akan tingkah Biyan.

Mengerti, akhirnya Biyan melontarkan pertanyaan yang membuat dirinya memandangi Biya begitu aneh, "tangan kanan lo pasti masih ngilu, tapi kenapa bisa lo makan siang di saat gak ada siapa-siapa?"

Biya memutar bola mata malas, "gua makan pake tangan kiri."

"Aduh dek gak boleh, tangan kiri lo itu buat cebok bukan buat makan, gimana sih."

Tidak terima Biya melototkan matanya, "abang yang gimana, daripada tangan gue tambah ngilu, ya lebih baik gue makan pake tangan kiri aja, lagian gak apa-apa kalau dalam keadaan terpaksa gini, gimana sih."

Biyan cengengesan, "yaudah sori-sori lo jangan jutek gitu dong. Santai aja tuh komuk."

"Mending abang pulang, ganti baju, mandi, makan, terus belajar, bukan itu keseharian abang." Biya menyindir Biyan dengan segala aktivitas dirinya saat berada di rumah.

"Nggak, buat kali ini gue gak akan belajar dulu, karena gue mau jagain princess besar gue!" ucapnya penuh antusias sembari mengacak rambut Biya dengan gemas. "Gue mau ke kantin, laper, lo mau nitip makan?"

"Enggak." Biya menggeleng. "Yaudah gue ke kantin dulu, kalau ada apa-apa lo telpon gue!"

"Hm."

Setelah kepergian Biyan, Biya merasa bosan, dia kemudian mengambil handponenya dan membuka beberapa aplikasi, seperti instagram, whatsapp, dan aplikasi lainnya.

Tetapi begitu banyak notif dari whatsapp membuatnya dilanda penasara, saat di lihat ternyata banyak teman kelasnya yang mengucapkan 'lekas sembuh' pada Biya, dia tersenyum kecil, ternyata teman-teman kelasnya peduli pada dirinya.

Hanya membalas dengan kata 'makasih' setelah itu dia keluar dari aplikasi berwarna hijau itu, dan kembali memainkan instagram, melihat beberapa instastory yang sahabatnya buat, ternyata kelas Biya hari ini banyak freeclass itu yang membuat sahabat-sahabat Biya membuat instastory yang lumayan banyak.

Saat dirinya melihat permintaan pertemanan, di sana tertera nama Abrisamreynand yang artinya Reynand meminta pertemana di instagram, tidak ingin mengkonfirmasi, dirinya kemudian langsung meninggalkan aplikasi itu, dan memilih untuk memainkan game helixjump, game yang membuat geregetan, sampai-sampai Biya tidak sadar bahwa sahabatnya datang dengan membawakan chesse cake kesukaan Biya.

"Asik banget mainim ponsel, sampe gak sadar ada orang masuk." Bila memang ratu sindir, karena dirinya selalu saja menyindir orang-orang yang menurutnya pantas disindir, contohnya seperti Biya sekarang.

Biya hanya terkekeh sebentar, kemudian meminta teman-temannya untuk duduk.

Nisa membuka suara, "gimana keadaan lo?"

Amor PerfectoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang