Erika segera mengambil pel-pelan saat tiba di toilet. Sedangkan Keevy juga segera duduk di kursi panjang dekat toilet sambil memperhatikan gadis itu.
Saat Erika berjalan ke arah Keevy, Keevy langsung memalingkan wajahnya. Gadis itu menampilkan raut cemberut.
"Malah duduk lagi, bangun ga!"
"Ngapain?"
"Kita bagi tugas, lo bersihin toilet cowok, gue bersihin toilet cewek."
"Gak," jawab Keevy cepat.
"Gak?!" Erika memelototkan matanya.
"Iya, lo aja," jawab Keevy kelewat santai.
"Gue?!"
"Iya Erika sayang, lo kan cewek jadi urusan gini itu masalah lo. Gaada sejarahnya cowok bersih-bersih, ngerti?"
Erika mendengus, "main lo kurang jauh! cowok bersih-bersih mah udah biasa," ucapnya setengah melotot.
"Jangan melototin gue terus nanti suka. Sana," ucapnya diikuti gerakan tangan mengusir.
"Gak, enak aja gue kerja sendiri."
Keevy berdiri lantas memegang bahu gadis di depannya.
"Nih anak kenapa?" batin Erika.
"lo cantik," batin Keevy.
"Apa yang lo pikirin?" tanya Erika sambil menggerakkan lengannga.
Keevy salah tingkah dan langsung menurunkan tangannya dari bahu Erika.
"S-sorry," ucap Keevy gugup.
"Hm," jawab Erika.
Gadis itu tidak terlalu memikirkan kejadian tadi. Dirinya mulai mengepel lantai toilet. Mereka ada di barisan toilet perempuan saat ini. Tak tega melihat Erika, akhirnya Keevy merebut pel-pelan yang gadis itu gunakan.
"Sini gue aja, lo gak becus ngepelnya!" ucap Keevy sok dingin.
"Gue udah bilang. Kita bagi tugas, gue disini, lo di toilet cowok. Udah, jangan protes."
"Gue pengennya disini."
"Masa gue yang bersihin toilet cowok," ucap Erika.
"Yaudah kalo gak mau, biar gue yang ngepel semuanya."
"Hah? Yakin?" tanya Erika setengah tak percaya.
"Hm."
"Tapi lo ga ngaduin ke guru kan?"
"Gak."
"Yeay akhirnya," teriak Erika diikuti senyum lebarnya.
"Gue paling gak suka di hukum kalo itu bukan kesalahan gue. Jadi, makasih Keevy. Gue boleh ke kelas kan?" tanya Erika berharap.
"Gak, lo temenin gue lah."
"Capek banget nih gue pengen duduk di kelas."
Keevy mengalihkan pandangannya ke tempatnya duduk tadi, lalu menunjuk kursi tersebut dengan dagunya. Memberi isyarat kepada Erika untuk duduk di kursi tersebut. Merasa Erika tidak paham dengan isyaratnya, Keevy menghelas napas lantas angkat bicara.
"Lo liat tuh kursi, duduk disana. awas aja kalo lo kabur gue aduin ke Suripto!" ancam Keevy.
Erika menatap sebal Keevy. Dia mengalah lantas berjalan sambil menghentak-hendakkan kakinya ke arah kursi yang ditunjuk Keevy.
"Jangan hentak-hentakin kaki lo gitu, bisa rubuh ni sekolah," ledek Keevy.
"Ngomong apaa?!"
"Menurut lo?"
"Kalo gue raksasa, lo udah gue injek, Keev."
"Masa,"
Erika melebarkan senyum lantas menggerakkan tangannya membentuk lengkungan terbalik. Sial, Keevy tertawa.
~~~
Setelah sekitar dua jam Keevy mengepel lantai dan membersihkan kamar mandi laki-laki dan perempuan akhirnya pekerjaan itu pun selesai.
Dia menghampiri Erika yang tertidur pulas sambil bersender di kursi. Keevy menarik senyumnya.
Keevy tidak begitu paham perasaannya. Tapi dia tahu perasaannya nyata. Cowok itu akan mendekati Erika, dengan caranya sendiri.
Keevy memukul kepala Erika dengan pel-pelan. Niatnya sih cuma mau menjahilinya supaya bangun tapi dirinya tidak sengaja memukul kencang.
"Njir kelepasan," batin Keevy kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy VS Bad Girl
Teen FictionErika merasa didewasakan secara paksa oleh keadaan. Hidupnya berubah setelah putus hubungan dengan Marscello. Terbiasa diperlakukan seperti putri oleh orang-orang terdekat membuat sosoknya perlahan berubah saat masalah muncul satu-persatu. Tidak a...