🌸1

31 6 1
                                    

Terkadang apa yang menurut lo baik itu belum tentu baik buat dia. Lebih baik seseorang itu tau sebuah kenyataan itu di awal. Sepahit apapun dan sesakit apapun itu.


"Leon?"
"Ya Sya ini gue." Balas Leon sambil tersenyum lebar dan membuka kedua tangannya meminta gue untuk memeluknya
"Leon? Beneran lo yang sekarang di depan gue?. "
"Iya Sya ini gue Leon. Sahabat terbaik lo yang selalu lo rinduin."
"Leonnnnn."

Teriak gue sambil berlari memeluk Leon. Ya, udah setahun semenjak kepindahan gue ke Bandung gue ga ketemu sama Leon. Dan hari ini gue kembali meneteskan air mata gue dipelukan sahabat yang sangat gue rindu selama ini. Yap kali ini yang keluar adalah air mata kebahagiaan.

'' Lo kesini kok nggak ngabarin gue Le? Lo kan bisa telvon gue dulu, atau WA juga bisa kan Le"
"Sya, look at me. Kalau gue ngabarin elo namanya bukan kejutan. Dan gue yakin kalau gue ngabarin elo lo pasti heboh mau jemput gue sampai lo ninggalin sekolah elo,"

jawabnya sambil menghapus air mata diwajahku.
"Tapi Leon-"

ucapku terhenti karena Leon menutup mulutku dengan jarinya.

"Gaada tapi tapian Sya, sekarang gue udah ada disini. Gue dihadapan lo Arsya. Dan gue mau buat kita senang selama gue disini. Oke?. "

Gue hanya terdiam mendengar apa yang diucapkan oleh seorang yang ada tepat dihadapan gue saat ini.

"Sya, ayolah Sya. Jangan ngambek ya Sya, plies. Masa iya gue datang jauh dari Jakarta dan lo cuman bisa diamin gue gini "

Ucapnya memasang muka melas. Uhhh jujur saja sikap Leon seperti ini yang tak bisa membuat gue tidak menuruti keinginannya. Seperti bayi yang memohon saat ibu nya marah dan tidak ingin membelikannya Es cream.

"Yaudah iya, gue bakal nemanin lo senang senang disini, tapi dengan satu syarat."
"Apapun syaratnya pasti bakal gue turutin Sya. "
Jawabnya

"Gue mau lo cerita ke gue apa sebenarnya tujuan lo datang kesini."
"Sya, sebenarnya gue tu pengen cerita sama lo soal Laras. Dia berubah Sya, gue rindu pacar kesayangan gue itu kaya dulu lagi Sya. Gimana ya Sya caranya?."

"Haa? Le lo kesini cuman buat itu? Itu bisa lo bicarain lewat WA kan Le? "

Respon gue kaget saat mengetahui tujuan Leon yang sebenarnya. Jujur gue nggak habis pikir Leon nemuin gue cuman karena masalah dia sama pacar nya. Apa dia nggak mikirin perasaan gue? Hft -_ ntahlah tugas gue sekarang harus menjadi sahabat yang baik untuk Leon.

"Sya, Laras sekarang sering banget nuntut gue untuk selalu ada, ngasih kabar ke dia. Sedangkan lo tau kan Sya gue ini sibuk, jadwal belajar gue padat banget. Gue nggak ngerti lagi Sya harus gimana. Apa gue putusin aja kali ya?. "
"Gila lo Le? Lo mau mutusin dia karena ini? Dia sayang sama lo Leon. Dan gue tau lo juga sayang banget sama dia. Kalau masalah gitu doang bisa dibicarain Leon. Nggak harus putus. "

Jawab gue emosi. Jujur gue ngerasa Leon gaberfikir panjang sebelum ngambil keputusan. Sebenarnya, dari dulu gue emang menginginkan ini. Tapi sekarang gue sadar, putus pun Leon sama Laras gabakal ngerubah gue.

"Sya, gua sebenarnya udah gaada rasa sayang Sya. Gue cuman kasian sama Laras. Gue mikirin perasaan Laras Sya. Gue foto sama lo aja Laras cemburu, sakit hati. Apalagi kalau dia tau gue udah nggak punya rasa sama dia. "
"Jadi lo udah gaada rasa? Terus kenapa lo pertahanin Leon? Lo mau jaga perasaan dia? Mikir dong Le, kalau dia tau ini gimana? Pasti lebih sakit Leon. Lebih baik dia tau di awal Leon dari pada di akhir. Nggak nyangka gue Le, lo tega. "

Jujur gue kecewa sama Leon, gimanapun juga gue ini perempuan. Gue bisa ngerasain sakitnya ada diposisi Laras. Ya, walaupun Laras belum tau ini. Tapi pasti semua ini bakal terungkap. Dan ini menyakitkan buat Laras.

"Sya, gue ngelakuin ini buat dia. Gue nggak mau buat dia sakit hati Sya."
"Terkadang apa yang menurut lo baik itu belum tentu baik buat dia. Lebih baik seseorang itu tau sebuah kenyataan itu di awal. Sepahit apapun dan sesakit apapun itu."
"Tapi Sya. Gue nggak siap. "
"Leon lo harus siap. Kalau gue jadi Laras lebih baik gue diputusin dari pada gue harus tau kalau orang yang gue sayang itu udah lama gaada rasa buat gue!!!!. "

Gue nggak
tau kenapa gue bentak Leon. Jujur gue nggak suka sama sikap Leon sekarang. Gue nggak mau sahabat gue jadi pengecut kaya sekarang.

"Tapi Sya, lo sama Laras itu beda. Kalian beda Arsya. "
"Apa Le? Apa bedanya gue sama Laras Le? Apa Leon? "
"Sya, Laras itu kekanakan beda sama lo, Laras itu baru ngerasain Sya yg namanya pacaran. Dia masih belum berfikir seperti apa lo berfikir Arsya. "
.
.
.
.
.
.
.
.
Maaf jelek guys 🙁 tapi jujur disini gue nulisin apa yang sebenarnya ada di kehidupan gue. Jadi maafin ya kalau jelek. Jangan lupa Bintangnya ya. Hehe.

tulus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang