"Thanks for today kak. "
"Yup, semangat ya Arsya, gue yakin lo bisa."
"Kak Raka nggak mau masuk dulu?. "
"Nggak usah Sya, gue langsung balik aja."
"Oh oke, hati hati yakak."Raka pun pergi meninggalkan rumah berukuran besar itu.
Arsya yang melangkah kedalam rumahnya tidak sengaja melihat ada sepatu yang ia kenalin.
"Apa Lala disini? Kenapa tidak memberi kabar dahulu? Huh ntahlah. "
Saat Arsya memasuki rumah tidak ada satupun orang didalamnya, termasuk lelaki yang tadi ia tinggalkan dirumah ini.
"Leon? Lo didalam kan?." Ucap Arsya mengetuk kamar tempat Leon beristirahat.
***
"Ah sial dia sudah datang,"
"Yasudah kamu bersembunyi saja dulu, aku akan membuka kan pintu untuknya."Leon pun melangkah dan membukakan pintu untuk Arsya
"Hai princess ternyata kau sudah pulang."
"Le, lo sendiri?."
"Iya Sya, kenapa Sya?."
"Kok gue ngeliat didepan ada sepatu sahabat gue ya? Gue pikir tadi dia kerumah."
"Nggak ada siapa siapa dirumah ini selain gue sama lo Arsya."
"Oh yasudah kalau begitu gue langsung kekamar, gue lelah."Arsya pun masuk kedalam kamarnya dan langsung merebahkan badannya dikasur.
Beberapa menit kemudian Arsya pun terlelap.
***
"Yasudah aku pulang dulu ya Le."
"Ya."
"Kamu tak berniat mengantarkan aku pulang sayang."
"Kalau aku mengantarkanmu bagaimana dengan Arsya?"
"Selalu Arsya yang ada dipikiranmu. Ingat ya Leon, kalau kamu sampai jatuh cinta sama Arsya aku bakal ngehancurin Arsya tepat didepan kamu."
"Lo tuya, gue udah ngelakuin yang lo mau. Dan sekarang lo masih mau ancam gue? Ngotak nggak lo? Arsya tu sahabat lo, dan lo, lo munafik."
"Gue sahabatan sama dia cuman untuk dendam gue. Ingat itu."Lula pun meninggalkan rumah itu. Leon yang langsung masuk kedalam rumah membaringkan badannya di sofa bed dan menghidupkan TV diruangan itu. Pikiran Leon kacau, bahkan sangat kacau. Dia harus menjaga sahabatnya dengan cara memacari wanita iblis seperti Lula.
"Gue telvon Laras jangan ya? "
"Telvon aja kali nggak usah gengsi."Tanpa Leon sadari, sedari tadi Arsya sudah berada ditangga memperhatikannya.
"Sejak kapan lo ada disitu?."
"Sejak elo mengacak rambut lo."
"Le?."
"Ya Sya?."
"Lo ada masalah? Sini cerita ke gue. Kuping gue siap sedia 24 jam."
"Gue telvon Laras dulu."
"Ya..."Pengen banget gue ceritain semua ke lo Sya, tapi gue nggak bisa. Gue nggak mau lo sakit hati. Gue juga nggak mau lo yang disakitin Arsya. Batin Leon.
***
"Udah telvonnya?."
"Nggak diangkat Sya."
"Dia lagi sibuk mungkin."
"Iya."
"Eh Le, cerita dong sama gue. Mati penasaran ni gue. "
"Gue rindu sama Laras."
"Yeeeee elo. Basi tau woi basi. Kemaren aja katanya nggak sayang tapi sekarang rindu. Huuuu. ""Kenapa? Lo cemburu?."
Damn, Arsya yang tadi semangat mendadak membeku ditempat. Apa iya Arsya cemburu?
"Nggak."
"Gimana jalan jalan lo?."
"Gue happy banget hari ini. Ditambah lagi kak Raka friendly banget orangnya."Maafin gue harus bohong, batin Arsya.
"Oh, bagus deh. "
~ting
Raka. 19:30
Gue mau ajak lo makan diluar. Ajak Leon juga."Le, kak Raka ajakin makan diluar."
"Yaudah pergi aja."
"Leonnnnnnn, kak Raka ajakin lo sama gue."
"Oh oke gue siap siap dulu. "Diperjalanan Leon, Raka, Arsya hanya diam. Sampai akhirnya Raka menghidupkan musik.
Mungkinkan kau juga sama rasa? Rasakan yang kurasa.. Haruskah ku ungkap yang kurasa? Bahwa sesungguhnya kucinta dan kusayanggggg.... Oh malam sampaikan sayangku untuk dia....
Diam yang tadi seperti es sekarang sudah berubah menjadi keributan, tawaan, dan keceriaan. Terlihat dari wajah Arsya yang sangat happy selama diperjalanan.
"Oh iya kak. Besok gue sama Leon bakal liburan ke Jakarta, kak Raka mau ikut?."
"Wah boleh tu. Udah lama juga gue nggak kesana. Lumayankan waktu 3 hari dimanfaatin buat kita jalan jalan."
"Yayayaa. Besok pagi jam 6."Leon seperti tak menyukai saat Arsya mengajak Raka ikut bersama mereka. Tapi, Karena ini keinginan princess nya mana bisa Leon tak menuruti.
Sesampainya di tempat makan mereka langsung memesan. Sambil menunggu pesanan mereka datang, mereka memutuskan untuk bermain uno. Benar saja ceria muncul dari paras anggun Arsya. Arsya sangat menyukai saat ini. Dimana Arsya, Leon, dan Raka berkumpul dan bersenang senang bersama.Disisi lain Lula, Caca, dan Vellan juga sedang ada di Cafe yang sama. Tak sengaja Lula melihat kedekatan mereka bertiga.
~ting
Lula. 20:38
Awas aja kamu tidak menuruti janjimu.Read
"Leon? Lo kenapa?."
"Gue nggak papa princess Arsya.""Oh ya Le, apa kabar Laras?."
Tanya Raka membuka suara.Baru Leon hendak menjawab, tapi Arsya sudah lebih dulu menjawab pertanyaan Raka.
"Mereka tambah mesra, gue jadi ngiri tau kak sama Laras. Setiap malam mereka vidcall, sayang sayangan, uhh jadi ngiri. "
"Yeee lomah ngiri mulu dek. Makannya lain kali cari pacar. Nggak capek apa lo gini gini mulu?."
"Kaya elo punya pacar aja kak."Leon heran kenapa Arsya malah menjawab seperti itu? Padahal Arsya tau hubungan mereka lagi tidak baik. Jangankan vidcall, chattingan saja tidak pernah.
***
"Eh Vel, La. Itukan Arsya. Samperin yuk. Kayanya seru tu."
"Yaudah yuk."Mereka bertiga pun kemeja tempat Arsya, Leon dan Raka.
"Sya? Bukannya lo ke puncak ya?.''
"Kalian? Kok kalian ada disini?." balasnya gugup.
"Jawab dulu tu pertanyaannya Caca."
"Oh iya CA, semalam gue emang ke Puncak. Dan tadi kebetulah Raka dan Leon datang ngajakin gue keluar."
"Oo.. Boleh kita gabung."
"Iya silahkan."
.
.
.
.
.
.
Masih happy ya ini. Hehe
Jangan lupa bintang man teman 😇😇
KAMU SEDANG MEMBACA
tulus
Dla nastolatkówLeon, pria yang sudah 3 tahun hadir di hidup gue namun tak mengerti artinya di hidup gue. Gue selalu berharap Leon jadi milik gue, tapi disisi lain gue gak bisa memaksakan hatinya. Ya, selama ini dia cuman anggap gue adek yang harus diajaga. happy...