BAB 9 - One day with Bara (1)

756 38 0
                                    

      Esok paginya, berhubung ini hari libur, Bara langsung menyambangi kediaman Viola.

Jangan tanya darimana Bara mendapatkan alamat rumah Viola. Pemuda itu berhasil mendapatkan semua informasi gadis tersebut dari Shilla—sahabat Viola yang kebetulan adik sepupu Bara.

Awalnya, Bara ingin mengajak Navya jalan-jalan hari ini. Tapi gadis itu bilang, ia tidak punya waktu luang untuk sekedar bersantai. Navya tengah di sibukan dengan tugas-tugas mata kuliahnya yang sudah menumpuk.

Bisa dibilang, Viola di nomor duakan.

Tapi Bara tak perduli, salah siapa Viola selalu bertingkah menggemaskan bila di dekatnya. Rasanya, Bara ingin mencubit pipi Viola setiap hari.

Di dalam kamarnya, Viola sibuk menghias wajahnya dengan make up natural. Kemarin, Viola baru saja memotong rambutnya dengan bentuk bob. Jadi, dia tidak butuh waktu lama untuk sekedar menyisir rambut.

"Vio, buruan! Abang liat ada rush hitam diluar. Nungguin kamu daritadi." Suara Saka—kakak Viola yang super menjengkelkan.

"Sabar, elah. Bentar lagi nih."
Sahut Viola.

"Abang masuk ya?" Saka berdiri depan pintu kamar adiknya.

"Iya." Sahut Viola sambil menyisir rambutnya.

Saka langsung tersenyum saat memasuki kamar Viola. Ternyata, adiknya sudah dewasa.

"Yang diluar itu pacar kamu?" Kata Saka sembari berjalan menuju ranjang adiknya.

"Bukan. Dia kakak tingkat Vio di kampus."

"Yakin bukan pacar?" Saka terus menggoda adiknya.

"Ish, Abang ini persis kayak wartawan ya! Nanya mulu." Viola berbalik, dia mengalihkan pandangannya ke arah Saka.

"Gausah galak-galak sama Abang. Nanti kalau Abang tugas jauh, kamu nangis lagi." Ujar Saka seraya terkekeh pelan.

Viola tertawa, kakaknya memang bekerja sebagai TNI Angkatan Laut.
Viola ingat betul, sewaktu dirinya masih duduk di bangku SMA, kakaknya harus pergi meninggalkan Viola selama setahun untuk menjalankan pendidikan Angkatan Laut di Surabaya. Viola ingat, saat Mama menggenggam tangan Viola seraya menyaksikan Abangnya pergi bersama rekan-rekannya.

Disitulah tangis Viola pecah, gadis itu berusaha menutupi tangisnya agar Saka tak melihat. Tapi percuma, saat Viola menangis, Saka menoleh pada gadis itu, dan tersenyum.

"Yaudah sih, itukan dulu." Jawabnya enteng. "Sekarang kan udah enggak."

"Bulan kemarin kamu nangis supaya Abang gak pergi ninggalin kamu. Kamu sampe rangkul-rangkul lengan Abang, sambil bilang gini 'Abang jangan tinggalin, Vio, dong.' Inget gak?"

"Hah? Kapan? Kayaknya gak pernah deh. Abang nih yang ngehalu. Huuu." Ejeknya seraya berdiri, dan menghampiri Saka.
"Oh iya, Vio inget, kemarin malam Abang vidcall sama siapa? Sambil ketawa-ketawa gitu. Abang punya pacar ya? Wah, kasih tau Vio dong! Siapa namanya?" Tanya gadis itu antusias.

"Kok kamu tau?"

"Tahulah, soalnya Vio ngintip di celah pintu. Hehe." Jawabnya sambil cengengesan.

To Love From The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang