4.2 Ain't Youre fault

75 4 3
                                    


Jakarta , Indonesia

Camelia dan nathan sedang dalam perjalanan menuju rumah Camelia , Nathan masih setia memeluknya dan menenangkan Camelia dengan sabar " Kamu wanita yang kuat sayang , jangan lemah karena sekarang kamu punya kekuatan yaitu aku " ucap Nathan sambil mencium lembut kening gadisnya .

Mereka telah sampai di rumah yang keadaannya nampak sepi  dan Nathan mengumpat dalam hati ketika dia mengetahui bahwa acara pemakaman telah usai tanpa menunggu Camelia datang betapa bejat nya kelakuan kakak nya Camelia .

" Sayang , apa sebaiknya kita pulang saja , acara nya sudah selesai " ucap nathan sambil mengeratkan pelukannya pada Camelia yang kembali menangis

" Jangan hiks setidaknya aku hiks mau bertanya dimana hiks kakakku hiks menguburkan orangtua ku " ucap Camelia sambil sesenggukan karena menangis

Nathan menghela nafas " Baiklah ayo kita masuk " mereka berdua melangkah masuk ke rumah , Camelia mengetuk pintu rumahnya dan keluarlah kakaknya dengan wajah penuh amarah dia memaki Camelia

" Kau !! mau apa kau kesini ?! mau membunuhku juga ?! belum puas kamu bunuh momy dan daddy ?!

" Maaf kak aku nggak bermaksud nyelakain mereka aku minta maaf kak " ucap Camelia yang berusaha meraih tangan kakak nya meski di tepis beberapa kali oleh kakak nya

" Apa maaf mu bisa mengembalikan mereka ha?!! kenapa kau selalu merebut kebahagiaan ku mel kenapa?!!! " ucap Claudya sambil mengguncangkan kedua bahu Camelia .

Nathan yang melihat itu tidak tinggal diam dia menarik Camelia ke dalam pelukannya dan membalas perkataan tajam kakak Camelia

" Kau bukankah kau tau bahwa semua ini adalah kecelakaan , ini bukan salah adikmu atau siapa pun , apa kau tidak melihat keadaan adikmu ?! dia jauh lebih terpukul dari pada kau !! kau masih bisa melihat mereka di saat terakhir mereka tapi Camelia ? dia bahkan belum sempat melihat mereka , dimana otak mu ha ?!! bahkan jika bukan karena Tania Camelia tidak akan tau bahwa orangtua nya telah meninggal kakak macam apa kau ini ?!!! " ucap Nathan ber api-api

Claudya terkekeh sinis menanggapi ucapan Nathan
" Kau , kau tau apa tentang wanita pembawa sial itu ?! dia yang kau sebut adikku adalah hanya pembawa sial bagiku dia telah menyebabkan orang yang aku sayangi meninggal , dan sekarang dia juga menyebabkan orang tua ku meninggal dia tidak pantas menjadi adikku lagi tidak akan pernah !!! " Camelia semakin menangis mendengar ucapan kakak nya

Camelia memandang tatapan memohon pada kakaknya
" Setidaknya hiks beri hiks tau aku dimana hiks kakak mengubutkan hiks mereka "

" Sampai mati pun tak akan pernah memberi tahu mu !! blamm!! pintunya di tutup keras oleh kakaknya

Tubuh camelia merosot ke bawah sambil terus mengetok pintu " Kakak hiks aku mohon hiks beri tau aku hiks "

Natan yang melihatnya pun semakin teriris melihat gadisnya seperti ini " Sayang bangunlah aku mohon , jangan menyiksa dirimu seperti ini "

" Aku tidak akan bangun sebelum aku tau dimana orangtua ku dimakamkan "

" Aku berjanji akan mencari tau tapi kita hotel dulu , nanti kau sakit sayang aku mohon sekali ini saja dengarkan aku " ucap nathan memohon marena tidak tega melihat gadisnya seperti ini

" Kau berjanji akan mencari tau kan ? " Cameli menatap Nathan penuh harap

" Iya aku berjanji , sekarang kita ke hotel dulu , kamu harus istirahat " ucap Nathan seraya menuntun gadisnya kembali ke mobil dan menuju hotel .

***

" Kamu mandi dulu , aku mau nyiapin makanan buat kamu " perintah Nathan

" Aku nggak laper nat "

Nathan menanggapi dengan sabar " Sayang , dari kemaren kamu belum makan , aku nggak mau kamu sakit . sekarang kamu mandi dulu " Camelia hanya mengangguk lemah dan mulai masuk kamar mandi

Sudah 30 menit sejak Camelia masuk ke kamar mandi tapi belum keluar juga bahkan nathan sudah selesai menata makanan yang dia beli .

Nathan mengetuk pintu kamar mandi " Sayang , kamu masih lama ?"

tidak ada jawaban hanya ada suara gemercik air dari shower yang menyala

" Sayang jawab kalau kamu ada di dalam , jangan buat aku panik atau aku dobrak pintu nya "

masih tidak ada jawaban akhirnya Nathan mendobrak pintu kamar mandi dan yang di lihatnya membuat jantung Nathan berhenti .

Camelia tergeletak di lantai tidak sadarkan diri dan masih menggunakan baju lengkap dengan wajah yang sepucat kapas .

Nathan membawa kepala gadisnya ke pangkuannya dan menepuk pipinya pelan

" Sayang , wake up please open youre eyed baby , hey jangan bikin aku panik sayang " Nathan langsung membawa Camelia ke rumah sakit .

sesampainya di rumah sakit Camelia langsung di bawa ke UGD .

Nathan menatap kosong ke arah pintu UGD dia merasa pernah ada di peristiwa ini dan di sinilah dulu akhirnya dia kehilangan orang yang sangat dia cintai

Tidak lagi Tuhan , cukup kau ambil dia dulu dariku tapi tidak lagi , Aku baru merasakan kebahagiaan ini lagi . Ambil semua dariku tapi tidak dengan wanita ku yang sedang berjuang di dalam sana Tuhan aku mohon . aku mohon . Ucap Nathan dalam hati seray memejamkan mata sejenak .

Tak lama kemudian Nathan menghampiri dokter yang baru saja keluar dari UGD

" Bagaimana keadaan nya dok ? "
Dokter tersebut menghela nafas sedih " Keadaannya jauh dari kata baik-baik saja , dia sangat lemah penyakit magh yang mulai parah dan juga penyakit asma yang mulai parah membuat pasien tidak sekuat dulu lagi , setelah dia sadar nanti usahakan jangan sampai terbebani dengan apapun , saya permisi "

Nathan langsung masuk ke dalam melihat gadisnya yang terbaring pucat disana . Tidak ada rona merah di pipinya seperti biasanya ketika dia menggodanya , tidak ada lagi senyum nya yang mampu menutupi seribu luka nya .

Nathan duduk di samping ranjang dan menggenggam tangan Camelia , mengecupnya dengan lembut menyalurkan rasa kasih sayangnya yang tidak terbatas

" Wake up baby , aku berjanji akan membuang semua kesedihan mu , aku janji sayang tapi buka dulu mata mu jangan pergi , jangan tinggalkan aku , aku tidak mau merasakan kehilangan untuk kedua kalinya aku mohon sayang "

Ucap nathan sambil menangis dia sudah tidak perduli dengan air mata nya dia hanya peduli dengan keadaan gadisnya sekarang dia terus menggenggam tangan gadisnya sampai tertidur dengan posisi duduk dan tangan menggenggam gadisnya dengan lembut .

Tbc

for you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang