Dua orang terlihat baru saja sampai diparkiran sekolah. Setelah memakirkan motornya, mereka langsung bergegas untuk menuju kelasnya masing-masing. Semua murid di sekolah ini tau hubungan keduanya, bahkan hubungannya sedekat apa, jadi tak jarang melihat mereka yang selalu terlihat bersama, siapa lagi kalo bukan Mikaila dan Kevin. Mereka berdua berpisah saat di tangga karena letak kelas mereka yang berbeda.
Saat Mikaila sudah memasuki kelas, kelas sudah begitu ramai, karena bel yang akan berbunyi sebentar lagi, mungkin tinggal beberapa murid saja yang belum datang.
Lalu Mikaila menuju kursinya barisan ketiga, pojok dekat dengan jendela. Baru saja duduk, Mikaila sudah di hadiahi dengan teriakan super duper keras memanggil namanya, oleh seorang yang duduk di sebelahnya yang baru saja datang.
"Kailllaaaaa." Panggil orang tersebut, membuat siswa lain menengok melihatnya.
Mikaila hanya dapat menghembuskan napasnya,
Saat sudah disamping Mikaila, dia langsung berbicara yang membuat Mikaila merutuki temannya itu.
"Cie yang kemaren jalan sama Andi, nelvon pagi-pagi minta saran buat pake baju apa ciee."
Seluruh siswa kelas tersebut-pun ikut men cie-ciekan, pasal-nya April berbicara seperti toa, Bobby alias ketua kelas-pun ikut meledeki Mikaila.
"Widih Kai, ikutin saran gue juga ternyata, cari pacar biar kaga jomblo + ada tebengan, bagus Kai lanjutkan."
Beberapa murid-pun tertawa.
"Siapa tadi Andi? Yang mantan ketos kita itu?"
"Bagus juga selera lo."
"Kalo lo sama Andi, terus Kevin sama siapa? Sama gue aja yaa."
"Eh gak bisa sama gue lah."
"Sama gue kalii."
"Sama gue lah pasti."
Bolehkah saat ini Mikaila menghilang saja?
Karena keasikan meledeki Mikaila, murid-murid tidak sadar bila bel sudah berbunyi sedari tadi, dan baru tersadar bila guru memasuki kelas, mereka semua langsung lari grapak-grupuk menuju meja-nya masing-masing.
Mikaila hanya dapat menunjukan ekpresi marah-nya kepada April, karena kondisi yang tidak memungkinkan. Dan April hanya bisa cengar-cengir seakan tidak merasa berdosa sama sekali,
"Nanti gue traktir apa aja deh yang lo mau, asal jangan bilang Kevin ya Kai, nanti muka gue yang unyu bisa babak belur." Bisik April,
Mikaila langsung merubah ekspresi-nya dan langsung menghadap ke guru yang sedang mengajar.
"Nanti gue pikirin." April hanya tersenyum menanggapi.
--------------------------
"April sumpah ya mulut lo itu ember banget si, malu tau gue jadinya."
Mereka saat ini sudah berada di kantin, yang seperti biasa makan bertiga, ditambah Kevin yang saat ini belum datang.
"Kai kecelin suara lo! liat mereka pada liatin kita." Peringatkan Winda,
"Bodo amat gue kesel, lo juga malah tadi ikut ngeledek gue."
Winda hanya bisa meringis melihat Mikaila yang sudah marah, seperti ingin memangsa orang.
April yang dari tadi main handphone ikut berbicara,
"Udah lah Kai, moment langka bisa diperhatiin seluruh kelas, lagian ya Kai kita itu udah mau lulus, apa salahnya bikin heboh seluruh kelas, ya gak Win?"
"E-iya iya."
"Gue sebagai umpan-nya gitu? aaa lo berdua ngeselin."
Bertepatan dengan itu Kevin-pun datang yang langsung kepo ada apa yang terjadi.
"Kenapa si Kaila sayang teriak-teriak gitu?"
"Ih elo lagi dateng-dateng manggil sayang."
"Kenapa? kan emang sayang."
Kedatangan Kevin malah membuat suasana jadi kacau.
"Tau ah."
Lalu Mikaila-pun berdiri dan pergi, mereka hanya bisa tertawa melihat Mikaila yang kesal.
"Kenapa si Kaila?" Kevin-pun langsung balik ke topik .
"E-itu dia jatoh tadi di depan pintu terus diketawain deh sama temen sekelas ya kan Win? ahaha."
Winda-pun hanya bisa ikut tertawa.
"Pembohong."
Melihat mata Kevin yang lurus menatap-nya akhir-nya April-pun menceritakan.
"Tapi lo jangan jotos gue ya Vin."
"Ya kali gue jotos cewe, cupu banget."
"Beneran ni?"
"Iya udah cepet."
April-pun menceritakan semua yang tadi di kelas, sampai tidak ada satu-pun yang terlewat,
Setelah selesai, Kevin tidak menanggapi dia hanya terdiam.
"Oy."
Sampai April menegor baru Kevin tersadar.
"Ahahah, pasti lucu."
April dan Winda hanya cengo, secara cerita-nya udah selesai daritadi, Kevin baru tertawa.
"Lo sehat kan Vin?"
"Sehat ko sehat."
Sambil menunjukan tangan-nya yang agak sedikit berotot ,
"Tapi yang pasti lo harus minta maaf sama Kaila!"
"Iya nanti gue minta maaf ko."
Melihat dari raut wajah Kevin April merasa Kevin seperti menyembunyikan sesuatu.
---------------------------
Setelah Mikaila di buat kesal oleh teman-teman nya, dia-pun pergi ke kamar mandi guna meredakan kekesalan-nya sejenak,
Dan saat ini dia sedang berhadapan langsung dengan cermin.
"Tarik napas, buang."
Mikaila harus punya banyak kekuatan untuk menghadapi teman-teman nya yang super duper ember itu ditambah Kevin yang ikut membuat-nya kesal,
Saat sudah rileks barulah ia berbalik ingin keluar, tapi sebelum itu.
"Eh kebetulan banget ketemu lo disini."
"Ada apa emang?"
"Pulang sekolah nanti lo ada acara?"
"Enggak ko kebetulan."
"Oke bagus, hari ini kita ketemu di cafe tempat biasa anak sekolah nongkrong ya, ada hal yang pengen gue kasih tau."
"O-ke."
Mikaila-pun langsung keluar dari kamar mandi tersebut.
"Kira-kira gimana ya ekpresi lo, saat gue kasih tau ini." Terlihat sedang memegang handphone-nya.
"Gue jadi gak sabar."
Kevin nyembunyiin apa yaa??
Terus siapa yang tadi bicara sama Mikaila hayoo??
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sebuah Rasa [HIATUS]
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] Rasa itu datang dengan sendirinya dan akan pergi dengan waktunya.