14

311 45 86
                                    

Siang ini matahari begitu terik, jalanan-pun dipadati dengan beragam kendaraan. Bunyi klakson-pun kian terdengar seperti berlomba-lomba ingin segera sampai ke tempat tujuan. Seperti hal-nya dengan Andi dan Mikaila, mereka ingin segera ke tempat tujuan-nya yaitu rumah sakit untuk segera melihat keadaan Kevin. Saat ini mereka masih memakai seragam sekolah abu-abu nya dengan masing-masing tas di pundak-nya.

📖📖📖📖📖📖

Setelah beberapa lama dalam perjalanan yang begitu terik dan padat. Akhirnya Andi dan Mikaila-pun sampai di rumah sakit. Mereka-pun segera memakirkan kendaraan-nya dan masuk ke rumah sakit serta meminta izin untuk menjenguk salah satu pasien yang bernama Kevin Pratama. Setelah dapat izin, mereka-pun langsung menuju ruangan yang di beritau tadi.

Mereka berjalan dan menemui berbagai pasien yang berada disana. Dan Mikaila tidak sengaja melihat salah satu pasien yang naik kursi roda di temani oleh kekasih-nya? Dengan keadaan lelaki yang tidak begitu sempurna, wanita tersebut mampu bersedia menemani-nya. Andi tidak menyadari karena dia jalan duluan. Dia jadi teringat Kevin, dia ingin segera menemui-nya.

Saat sudah sampai di ruangan tersebut. Mereka tidak di izinkan masuk terlebih dahulu karena efek obat yang masih ada serta pasien yang belum sadar. Jadi Andi dan Mikaila duduk di tempat duduk yang sudah di sediakan.

📖📖📖📖📖📖

Sejak dari sekolah hingga sampai di rumah sakit, tidak ada yang memulai pembicaraan. Mereka sama-sama bisu. Sampai bunyi getaran handphone terdengar panjang tanda ada panggilan masuk.

drrrtt drrrtt drrrtt drrrtt

Ternyata sumber bunyi tersebut dari tas Mikaila, dia-pun segera membuka tas-nya serta mengambil handphone milik-nya. Tertera di layar handphone-nya.

Panggilan Masuk
Ka Davin 😑

Dia lupa mengabari bila dia pergi kerumah sakit. Tanpa basa-basi Mikaila mengangkat panggilan tersebut.

"............."

"Ya Ka?"

Mikaila menggigit bibir karena takut bila Ka Davin akan marah.

"............."

"Dirumah Sakit."

Mikaila menengok ke arah Andi dan Andi ternyata memang sedang memperhatikan gerak-gerik Mikaila sedari tadi. Andi menanyai lewat gerak bibir-nya Siapa? Saat Mikaila baru ingin menjawab-nya handphone tersebut langsung di tarik oleh-nya. Mikaila ingin merebut-nya kembali tetapi Andi menyuruh-nya diam dengan gerakan tangan dibibir-nya dan Andi-pun melihat nama orang di layar yang sedang menghubungi Mikaila.

"Halo Ka."

"............"

"Gue Andi, lo tenang aja adek lo baik-baik aja sama gue."

"............"

"Iya pasti."

"Nanti gue balikin malem gpp kan?"

"Ha serius gpp?"

"Oke d---------"

Mikaila buru-buru merebut handphone tersebut.

Dan ternyata handphone tersebut sudah mati sedari tadi. Mikaila di tipu oleh-nya mana mungkin Kaka-nya itu tega dengan-nya dengan membiarkan adik-nya di bolehin pulang malam. Secuek-cuek nya Ka Davin dia tidak mungkin sampai setega itu.

Mikaila menengok ke arah Andi serta memasang muka kesal. Andi-pun hanya tertawa.

Setelah berhenti tertawa, Andi kembali berbicara.

Tentang Sebuah Rasa [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang