Ini ungkapan perasaan dari sudut pandang Kim Taehyung, sedikit dialognya
•
•
•Ada 2 jenis manusia di dunia ini, yang menyukai matahari dan yang tidak menyukai matahari. Tetapi tidak ada tidak ada di dunia ini yang tidak mengharapkan kehadirannya. Walaupun terkadang panasnya membuat sakit kepala.
Selamat pagi Matahari yang tak mungkin ku gapai. Semoga harimu menyenangkan! Dari aku yang selalu menampik perasaan.
Sekali lagi kuucapkan, selamat pagi!
Pagi itu aku melihat-nya lagi. Bersandar sembari menikmati roti dan susunya. Entah sejak kapan aku menyadari denyutan hangat dalam dadaku setiap melihat-nya. Entah sejak kapan aku selalu menantikan hari Kamis. Entah sejak kapan aku tak sanggup menatap iris mata mempesona-nya.
Ah melihatnya saja berhasil membuat rona merah di pipiku.
"Hyung, ada kelas pagi?"
Ia tersenyum dan mengangguk. Sedangkan aku? Jangan tanyakan jantungku, aku berusaha menampilkan senyum termanisku dan melangkah menjauh. Bukan, bukan karena aku tidak suka, tapi karena aku tak mampu menetralkan detak jantungku. Kemudian aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan, merasakan debar jantung tak beraturan bahkan dari jarak tiga meter kebelakang, kesamping, ataupun kedepan.Perkenalkan ia adalah Kim Seokjin hyung, ia seseorang yang mampu menghangatkan hatiku.
Sebenernya ada yang ingin perasaanku sampaikan, ada yang ingin pikiranku utarakan, tapi hati berbisik pelan, "kau hanya mengaguminya sesaat, tolong ingat posisimu." Kenyataan yang selalu menamparku dengan kuat.
Maka ku coba setengah mati untuk tidak menyampaikannya tepat di depan wajahmu, ku coba bersikap tenang meski hati ini bergemuruh seperti ingin meledak setiap kali melihatmu dan tanpa sadar tersebut namamu. Aku harus apa? Ingin berlari kearahmu pun sepertinya amat jauh walaupun sebenarnya sangat dekat.
Aku hanya tahu ada sesuatu dalam hatiku yang mendesak untuk keluar. Aku ingin menyampaikan seluruhnya kepadamu, ah rasanya itu terlalu sulit. Setidaknya aku ingin detak jantung ini bekerja dengan normal ketika melihat atau bertemu denganmu. Aku ingin berbicara dengan lantang menatap lurus pada matamu, meyakinkan bahwa tidak ada satupun yang tersisa dalam hatiku.
Sejujurnya aku tak seberani itu, aku tidak memiliki keberanian sebesar itu. Katakanlah aku ini pengecut. Keadaan selalu mendesakku untuk menyembunyikan dan ikut bersembunyi bersama perasaanku. Keadaan selalu berkata "sudahlah menyerah saja, kubur dalam-dalam hatimu."
Kau adalah matahari, matahari yang menghangatkan. Matahari yang menyinari bumi. Matahari yang menjadi pusat tata surya. Matahari yang menjadi sumber energi. Sedangkan aku? aku adalah bumi yang membutuhkan matahari.
"They asked me for my drugs, so I told them about your smile."
Sepertinya kamu sudah menjadi dopping untukku. Melihat senyummu dari kejauhan saja sudah membuat hatiku menghangat. Apakah aku berlebihan? Tapi itulah yang aku rasakan. Bagaimana aku bisa menghilangkan kecanduan ini? Entahlah, biarkan waktu yang menjawab.
Yang harus kau tahu sejujurnya aku selalu berada di belakangmu, di depanmu, di sampingmu memperhatikanmu. Bahkan sejujurnya aku tahu apa yang ada dalam hatimu.
Tapi apa yang bisa ku perbuat sekarang?
Tidak, tidak ada. Cukup diam menyaksikan kehancuranku sendiri. Merasakan penyesalan terdalamku. Menikmati hasil dari sikap pengecutku. Selamat. Selamat menikmati Kim Taehyung.
***
Aku berlari ketika iris mataku menangkap seseorang yang sedang berjalan di koridor kampus. Bukan, aku bukan mau menyampaikan tentang yang perasaan yang ku pendam. Ini lebih penting sekarang.
"Seokjin hyung."
Ia menghentikan langkahnya dan berbalik menatapku. Oh tidak, jangan sekarang, aku mohon jangan berdetak dengan cepat sekarang. Aku mengerjap berusaha menyadarkanku.
"Hai, hai Taetae. Kenapa?" ucapnya.
"Nggg, ini hyung, tadi Bang Si Hyuk gyosanim bilang tidak bisa masuk kelasmu, karena sedang sakit," ujarku terengah.
"Hmm, oh berarti hari ini kelas libur ya? Gomawo Taetae," katanya sambil berjalan meninggalkanku, sebelum aku mengucapkan sesuatu. Aku terdiam menatap punggung lebarnya menjauh dan perlahan menghilang di antara yang lain.
Aku tersenyum miris. Mungkin aku dan dia tidak akan bersatu walau tidak ada yang mencoba. "dengan" atau "tanpa" menyatu, kami sudah menjauh satu sama lain. Aku berlari ke arah yang berlawanan darinya. Jika ia selatan maka aku ke utara. Jika ia barat maka aku timur.
Aku mulai bertanya kepada Tuhan, apa aku terlalu berdosa hingga ia tidak pernah mengabulkan permintaanku? Atau aku harus bersabar hingga akhir batas kesabaranku? Ah sepertinya aku memang dilahirkan tidak untuk bahagia. Ah mungkin aku yang harus menanggung dosa-dosa orang tuaku semasa muda mereka.
Yang aku sadari adalah diamku ternyata menusukku. Hatiku hancur. Tapi kusadari andilnya aku dalam kehancuran ini. kebodohanku yang sejak awal tidak memberitahuku yang sebenarnya, yang tidak cepat memahami perasaanku sendiri.
Namun dengan begini aku dapat melindungimu.
TBC***
Annyeong, ada yang nunggu ff ini?😂
Jadi ini series dari "Because you're my star" dari sudut pandang Taehyung. Huaa sebenernya aku kurang pede publish ff ini😭 apa di unpub aja ya?😢
Semoga kalian suka yaaa, maaf belum bisa panjang2, soalnya kalo di panjangin lagi makin bertele-tele gitu gak sih?😣
Part 2-nya inshaaAllah aku up nanti malam yaaa😍Ditunggu votmentnya, kritik dan saran bener2 aku butuhkan dari kalian😭
Saranghae💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Amare (two shoot collection)
FanficAmare bahasa latin dari cinta, cinta tidak bisa kita pegang, tidak bisa kita ketahui bentuknya, namun kita bisa merasakannya. Ketika dua hati belajar menjadi satu kesatuan. Cinta itu indah, namun kadang kala juga menyakitkan. Kumpulan cerita two sho...