Sakura melebarkan langkahnya saat inuzuka kiba, dokter senior di rumah sakitnya menempelinya terus. Dia berhenti, di ikuti dokter kiba di sampingnya. Dia lalu menatap dokter kiba dengan senyum kekesalannya.
"Dokter,, apakah kau tidak punya pasien sehingga kau terus menempeliku seperti anjing??" sindirnya masih mengepal kedua tangannya kesal. Dokter penyuka anjing itu tersenyum. Namun senyumnya terlihat agak mesum. "Dokter sakura,, apakah kau sudah punya pacar?? Aku ingin mengajakmu kencan..." dia masih tersenyum mesum. Sakura memutar bola matanya bosan. Berlama-lama dengan dokter penyuka anjing itu benar-benar membuatnya hypertensi. "Tidak" tolaknya mentah-mentah. Sakura melanjutkan jalannya lagi dan masih di tempeli oleh dokter kiba. Hampir saja sakura menonjok dokter kiba kalau saja dia tak di panggil sahabatnya, dokter hinata.
"Saku-chan..." panggilnya mendekati sakura. Sakura tersenyum dan hinata membalas senyumannya tanpa menyapa dokter kiba yang berada di samping sakura. Dia tahu dokter itu playboy dan agak mesum. "Nenekmu sudah menunggumu di ruang operasi saku-chan" ucapnya. Sakura mengangguk pelan. "Baiklah,, terima kasih hina-chan" dia mengedipkan sebelah matanya lalu berlalu meninggalkan hinata yang juga hendak pergi. Kiba menatap keduanya yang sudah pergi. Dia memilih menyusul dokter hinata.
"Hy dokter hinata" sapa kiba sekedar basa-basi. Hinata cuek tak menganggapi. Dia mempercepat laju jalannya.
@ ruang operasi...
Sakura membuka pintu ruang operasi. Dia telah memakai pakaian operasi. Dua perawat lain yang ada di sana segera menyiapkan jubah operasi, hand scoon dan masker sebagai penutup wajah guna mencegah infeksi yang bisa masuk saat melakukan operasi. "Maaf aku agak terlambat sensei" ucap sakura pada nenek sekaligus senseinya di rumah sakit. Tsunade, neneknya mengangguk. Dia masih fokus mencari tumor yang bersarang di tubuh pasien. Sakura kini mengambil alih tugas si perawat, dia sebagai asisten neneknya. Dia memang dokter spesialis anak. Tapi, dia selalu melakukan operasi dengan neneknya bergantian juga dengan hinta, karena mereka bedua adalah murid terbaik tsunade.
"Irigation (irigasi)" tangan tsunade meminta alat pada sakura. Dengan cepat sakura mengambil dan memberikannya pada tsunade. Tsunade kembali mendekatkan alat pembesar pada matanya guna melihat letak tumor yang bersarang di perut pasien. Operasi itu memakan waktu 2 setengah jam lamanya. Setelah berhasil mengangkat tumornya, tsunade menyerahkan bagian akhir pada sakura, yaitu menjahit luka yang melebar akibat operasi tadi.
Neneknya keluar duluan, di susul sakura 1 menit kemudian. Mereka telah melepaskan jubah, handscoon, penutup kepala, dan masker mereka. Kini mereka berhadapan dengan keluarga pasien. "Operasi berjalan dengan lancar... Sebentar lagi anak anda akan di pindahkan di ruang rawat..." senyum tsunade. Keluarga pasien menangis terharu mendengarnya. Mereka lalu menundukkan kepala mereka berterima kasih pada tsunade. Tsunade tersenyum. Sakura yang baru keluar dari ruang operasi melihat itu. Dia juga tersenyum. Inilah yang membuat dia memilih menjadi dokter meneruskan profesi neneknya kelak ketimbang meneruskan bisnis di perusahaan ayahnya, ataupun mengelolah butik tempat ibunya. Dia lebih senang melihat nyawa pasien selamat dan senyum haru keluarga pasien saat mengetahui keluarganya selamat. Keluarga pasien tadi juga melihatnya, mereka juga mengucapkan terima kasih pada sakura. Sakura tersenyum lebar. Dia memberi hormat lalu menyusul neneknya yang masih terlihat muda itu, meninggalkan keluarga pasien.
"Jadi? Ada apa nenek ingin menemuiku??" tanyanya saat menutup pintu ruangan neneknya. Dia masih memakai baju o.knya. Sakura lalu mendudukkan pantatnya di sofa dekat meja kerja neneknya. Neneknya menata beberapa berkas di mejanya lalu mengambil dua gelas kopi di mejanya dan memberikannya pada sakura lalu ikut duduk di samping sakura.
"Bagaimana keluargamu??" tanyanya menghirup bau kopi tanpa meminumnya. Dia menatap serius sakura. Sakura meminum kopinya pelan. "Baik.. Ada apa nenek? Tumben nenek menanyakan keadaan mama, papa dan kakak??" tanyanya agak heran. Tsunade akhirnya meminum kopinya setelah sebelumnya kembali menghirup baunya. "Ya,, tidak.. Aku hanya mendapatkan undangan langsung dari mama dan papamu" jelas tsunade setelah meminum kopinya. Sakura mengernyit bingung "Undangan??" tanyanya. Tsunade mengangguk lalu kembali meminum kopinya "Ya,, undangan.. Tampaknya ada pertemuan dengan 4 keluarga besar.." jelas neneknya lagi. "Maksud nenek??" sakura masih bingung. Tsunade menatap cucunya sejenak lalu menghabiskan kopinya dalam satu tegukan. Sakura menatap horor neneknya, pasalnya kopi itu masih sangat panas dan neneknya sudah menghabiskannya. Sementara dirinya belum menghabiskan kopinya. Neneknya berdiri menjauhi sakura, membuang gelas kopi itu di tempat sampah lalu kembali duduk di kursi kebesarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You + Me (Dalam Tahap Revisi)
Historical FictionHaruno sakura merupakan gadis cantik calon penerus Senju hospital yang pemilik sekaligus direkturnya adalah neneknya sendiri. Dia merupakan dokter spesialis anak dan sahabatnya hyuga hinata yang juga merupakan dokter spesialis jantung paling muda di...