Kagum

13 2 0
                                    

Disha pov~

     Setelah aku dan Elang masuk ke rumahku tepat jam 9 malam, tercium aroma lezat bawang putih dan bawang bombai dari arah dapur. Oh pasti mamah sedang memasak spaghetti saus bolognese. Pikirku.

     Aku mengikuti bau sedap itu dan mendapati Mama dan Om Natra sedang memasak bersama.

     Seseorang menepuk bahuku dari belakang.

     "Kamu lapar, ya?"

     Aku sampai lupa kalau Elang mengikutiku kemari.

     "Sedikit." Ucapku singkat.

     Sebenarnya banyak yang ingin kutanyakan pada Elang. Mengapa Om Natra bisa dekat dengan Mamaku? Mengapa Elang mengenaliku? ya wajar sih satu sekolah tetapi kan kelas kita cukup jauh. Aku sering melihatnya di kelas 12-5.

     Aku memutar posisi tubuhku, menarik tangan Elang dan membawanya ke loteng.

     "Ada apa?" Katanya setelah sampai dan kami duduk di kursi santai.

     "Gue bingung, dari kapan Mama kenal sama Papa Lu?"

     "Kamu kepo, sih? Haha." Elang tertawa sebentar kemudian diam setelah melihat mimik wajahku.

     "Gue seriusan, dan kenapa gitu anaknya tu adalah Lu."

     "Lah, emangnya kenapa kalo aku anaknya?"

     "Hfft, Mama pernah bilang kalo dia lagi deket sama seorang pria, dan katanya bentar lagi bakalan nikah lagi. Gue udah cukup stres deh dengan kelakuan mama semenjak di tinggal Papa 3 tahun yang lalu. Ya kalo emang bener nikahnya sama Papa Lu, Gue ogah banget. Ntar Gue sodaraan sama Lu gitu? Deket bisa jadi satu rumah oh my, no."

     Kulihat seketika wajah Elang lesu tapi langsung tersenyum.

     "Ya elah, emangnya kamu gamau gitu punya abang ganteng kaya gini?" Elang memainkan alisnya sambil menatapku.

     "Dih ogah. Oh iya, Mana nomor Dokter Reyfa?"

Elang pov~

     Sebenarnya kau dan aku tidak akan menjadi saudara walaupun Mamamu menikah dengan Natra.

     "Hei, kok malah bengong sih? Mana? Jangan-jangan Lu ngibulin Gue ya? Jahat banget sih."

     Disha membuyarkan lamunanku dan spontan aku langsung merogoh kantong celanaku. Aku meraih handphone dari dalam sana dan membuka kontak.

     "Nih." Aku perlihatkan handphoneku tepat di depan wajahnya

     "Jangan deket-deket napa sih. Ya ampun itu foto profilnya? Unyu banget."

     Disha merebut handphoneku dan menyalin nomor Reyfa ke handphonenya.

     "Kok dia ganteng banget sih, Lang? Ketemu dimana sama dia?" Mata Disha berbinar-binar.

     "Harus ya aku ceritain? Males banget. Udah mana sini hp aku kembaliin."

     "Uh.. Makasih ya Lang."

     Deg!!!

     Disha memelukku lagi dan seakan jantungku ini copot. Semoga saja dia tidak mendengar detak jantungku.

     "A.. Aku mau pulang, Sha. Besok kan hari Kamis, aku ada pelajaran penting, harus menghafal." Aku melepaskan pelukan Disha, berdiri dan berjalan cepat pulang.

Author pov~

     Disha mengikuti Elang turun tangga dan menarik tangannya.

     "Lu gak makan?"

     "Mau di rumah aja, lagipula aku gak suka spaghetti. Aku duluan. Jaga kesehatan."

     Disha melepaskan tangan Elang dan melihat punggungnya yang semakin lama semakin jauh dan hilang.

     Disha menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal dan menuju ke dapur.

     "Om, tadi Elang pulang duluan." Ucap Disha sambil mengambil gelas di lemari.

     "Loh, dia gak ikut makan? Jangan-jangan ini karena kamu ya jadi dia pulang." Sambar Mama.
     "Kok aku, sih? Lagipula dia gak akan makan kok kalo disini juga, dia gak suka spaghetti katanya." Ucap Disha yang langsung minum.

     "Masa? Spaghetti makanan favoritnya loh, Elang emang suka gitu deh, biarin aja." Ucap Om Natra.

     Disha diam dan mengerucutkan bibirnya, melihat Mama memindahkan spaghetti dari wajan ke piring di bantu oleh Om Natra yang menaburi keju di atasnya. Disha muak. Tidak, bukan muak karena makanannya, tapi keromantisan mereka membuat Disha muak. Kapan Disha bisa seperti itu.

     Disha ke ruang tamu dan menyalakan tv, membuka handphonenya dan membuka profil Dokter tampan yang tadi dia temui dengan Elang. Sambil mengemil cemilan yang ada di meja, dia tersenyum-senyum memperhatikan foto Dokter itu.

Nanti di lanjut lagi..
See ya!!!
Happy reading.. Enjoy

You Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang