Gak mungkin!

15 2 0
                                    

Elang pov~

     Setelah dari apotek, aku membawa Disha ke rumah sakit. Di perjalanan dari tadi kulihat Disha tersenyum pada kartu nama yang dilihatnya dari awal masuk ke dalam mobil.

     Hatiku sakit sekali rasanya, orang yang dari pertama ku kenal waktu kelas 10 sepertinya menyukai Reyfa. Selama ini aku belum pernah bisa mendekati Disha sedekeat Reyfa.

     Aku dikalahkan Reyfa, padahal persaingan kita tidak sebanding. Aku yang harusnya lebih unggul.

     "Sha, turun." Ucapku saat sampai di rumah sakit.

     Dia hanya mengangguk tanpa melihatku dan langsung keluar dari mobil lebih dulu daripada aku.

     "Perhatiin jalan kamu, nanti kalo jatuh gimana?" Aku yang geregetan dari tadi melihat Disha berjalan sambil memikirkan sesuatu pun aku tegur.

     "Ya emangnya kenapa sih? Lu ga ada hubungannya ini kok sama Gue, mau Gue jatuh kek, pingsan kek, mat.."

     Aku langsung menutup mulutnya dengan tangan kananku dan dia memelototiku.

     "Sha! Jangan gegabah."

     "Apaan sih? Gue gak suka digituin. Kalo Lu sampe macem-macem Gue bilangin ke Om Natra."

     Aku terdiam dan melihatnya jalan menelusuri lorong rumah sakit. Kamu gak tau apapun tentang kehidupan aku, Sha. Aku menyusuli Disha.

     Setelah menunggu Disha periksa di dalam ruangan akhirnya dalam waktu 10 menit Disha keluar dengan raut wajah yang sedih. Aku tidak tahu apa dia akan memberitahu apa yang terjadi padaku karena saat tadi pun aku tidak diijinkan masuk ke ruangan olehnya.

     Bug!!!

     Disha memelukku erat dan langsung menangis. Aku khawatir, apa yang terjadi? Aku melepaskan pelukannya secara perlahan, bukan hanya karena malu dilihat orang tetapi aneh saja seorang Disha memelukku.

     Aku langsung membawa Disha kedalam mobil dan tanpa pikir panjang kutanyakan apa yang terjadi.

     "Aku anemia, Lang.. Hiks" 

     Deg!

     Spontan langsung ku usap air matanya, rasanya melihat dia menangis hatiku sangat teriris.

     "Sha.. Disha udah jangan nangis. Aku yakin penyakit ini gak berbahaya, kamu cuma harus jaga kesehatan dan jangan kecapean."

     "Lang, Aku belum pernah dapet penyakit kaya gini. Aku gak biasa, dan menurut aku ini tuh aneh banget."

     Air matanya mulai mereda. Sekarang aku tahu, jika dia membutuhkanku pasti dia akan memanggil dengan sebutan aku-kamu. Disha memang jarang sakit, sehingga saat tahu anemia dia sangat khawatir.

     Aku langsung mengantarnya pulang. Saat sampai di depan rumah ia menarik tanganku.

     "Lang, kartu nama Dokter ganteng itu ilang.."

     Ah! Kupikir Disha akan memelukku lagi. Ternyata gara-gara kartu nama si Reyfa.

     "Udahlah, aku punya nomornya."

     "Beneran?"

     "Yang penting sekarang masuk dulu ke rumah."

Happy Reading..
Enjoy 😉

You Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang