SAVAGE COUPLE (End)

Chap 03

Our Savage

Savage C O U P L E

.
.
.
       
        Sakura memperhatikan pesan Sasuke untuknya. Besok Sasuke akan menghadiri pertemuan di Osaka sebagai wakil UchiHaruno Group dan Sakura harus mendampinginya. Ini terlalu mendadak, tapi bukan Sakura namanya jika ia tak bisa mengatasinya.

Ting!

Pintu apartement Sakura terkunci. Ia lalu berjalan menuju lift dan langkahnya terhenti ketika Karin memanggilnya.

"Haii istrinya Sasuke!"

Karin berlari kecil lalu ia menggapai lengan Sakura dan mengatur nafasnya

"Uchiha Sakura"

"Oops!"

Karin melepas tangannya dan ia langsung merinding melihat Sakura yang menatapnya tajam

"Ahh Sakura-san"

"Hn?"

Sambutan datar dari Sakura membuat leher Karin terasa sakit. Ia menjaga jarak dengan Sakura

"Aku ingin katakan sesuatu"

"Katakan saja"

"Em, apa mungkin kemarin kau yang mengirimi sprei atas nama Sasuke-kun?"

"Sasuke...-kun?"

Sakura mengulangi kata Karin dengan alis terangkat sebelah

"Ya, aku dengannya kan sudah akrab. Jadi tak masalah kan memanggilnya begitu?"

Karin menyeringai, ia merasa selangkah di depan sekarang

"Tentu saja"

Senyum Karin hilang ketika ia merasakan aura dingin menggapai pundaknya dan senyum Sakura terlihat menyeramkan

"Ja-jadi, mengenai pertanyaanku tadi"

"Ah, apa kau menyukainya?"

Mata Karin sedikit menelisik

"Te-tentu saja! Aku-aku tak menyangka, Sasuke-kun sangat perhatian, haha"

"Hn?"

"Y-ya! Dia membungkus spreinya dengan bagus dan indah"

"Kau menikmatinya?"

"Tentu saja"

Sakura langsung menahan tawa

"Penipu"

"Apa maksudmu?"

"Yah, pasti kau sangat menikmatinya hingga kau menggeliat karenanya"

"Rupanya memang ka-"

"Aku adalah istri yang baik bukan?"

Jengkel, Karin menunjuk tangannya pada Sakura

"Aku tak pernah mengganggumu! Tapi kau malah membuatku merasa tak nyaman!"

"Souka? Gomen ne"

Sakura tersenyum sinis hingga membuat Karin semakin jengkel setelah mendengar tawa mengejek Sakura. Ia berdiri tanpa bergeming di dalam lift dan terus menjaga jarak.

"Aku dengar, kau itu mantan atlet panah internasional"

"Kau mengetahuinya?"

"Te-tentu saja!"

"Perhatian sekali"

Perempatan siku muncul di dahi Karin

"Kau dulu populer di televisi! Setelah aku melihatmu beberapa kali aku jadi ingat bahwa itu kau"