Chap 16 End

32.9K 1.5K 205
                                    

Hancur

Itu satu kata yang kini menghampiri benak Saara. Ia juga tak ingat apa tujuannya datang ke perusahaan milik Sasuke.

"Oh! Saara? Ini bukan perusahaan Toneri lohhh~ (~○~)~"

"-_____________-"

Sejak kapan Naruto sudah berada disana dan mengejeknya

"Aku ingin menemui Sasuke-kun"

"Hah?"

Naruto merinding, bukan karena ucapan Saara, melainkan seorang Sakura yang kini berdiri di belakang Saara

"Mencari suamiku?"

Tubuh Saara seketika kaku, dan berbalik dengan gerakan kikuk. Ia tersenyum pada Sakura dan membungkuk

"Saara?"

Mata Saara sedikit membulat lalu ia kembali membungkuk di depan Sasuke

"Ano... Sasuke-kun, aku... "

Mata Sakura menyelidik

"Etto..."

"Hn?"

"Maafkan aku karena selama ini telah salah paham, datanglah ke pernikahanku dengan Toneri, dan juga aku belum mengucapkan selamat atas pernikahan kalian, sampai jumpa"

Saara langsung melesat pergi, ia terlihat panik dan buru-buru.

Wajah Naruto sedikit tercengang dengan tanda tanya besar

"Salah paham? Apa maksudnya? Bagaimana caranya bicara tanpa rem begitu?"

Sakura dan Sasuke tak menanggapi Naruto, mereka berdua langsung masuk begitu saja.

"Oiii kalian!"

Dengan hentakan kaki keras, Naruto masuk ke dalam kantor dan menatap semua pegawai yang tertawa kearahnya dengan sinis.

...
...
...

Angin berhembus kencang. Menerpa rambut putih panjang itu dengan sorot mata tajam seperti ular. Pria beriris kuning yang sudah paruh baya itu, melirik ke pangkuannya.

Ia bersama dengan bayi berumur 1 tahun itu melihat pemandangan hamparan bunga di depannya.

Hanya berdua, dan itu sangat menenangkan.

"Siapa ibumu? Siapa ayahmu?"

Pria itu tersenyum lebar lalu mengusap pipi bayi laki-laki tersebut.

"Akulah kedua orang tuamu"

Sambil membelai rambut bayi itu, pria paruh baya tersebut menghembuskan nafas berat dan menatap langit.

Biasanya, ia hanya akan berada di kursinya untuk melakukan hal licik dan bahkan, dia selalu mengintai perusahaan UchiHaruno yang sangat mendunia.

Dengan kekehan kecil, ia bisa melihat bayi laki-laki itu tersenyum.

"Mitsuki, aku tak ingin kau memanggilku kakek, aku tak pernah punya istri dan anak, apa kau keberatan memanggilku Otou-sama?"

Bayi itu, Mistsuki tersenyum dengan manisnya, dan Orochimaru kembali menghela nafas, lebih lega dari biasanya.

"Aku sudah tua untuk selalu licik, tapi aku akan mendidikmu dengan baik, agar kau nanti pantas berteman dengan orang-orang yang benar"

Orochimaru menurunkan Mitsuki, ia memegang tangan mungil itu dan membantunya berjalan walau masih kaku.

"Heiii Tua bangka!"

Orochimaru merasa pundaknya dingin, ia menoleh kebelakang dan pria dengan senyum lebar dan rambut putih panjang jabriknya datang membawa buku dan pena

SAVAGE COUPLE (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang