HAI PARA READERS YANG BUDIMAN, SELAMAT MEMBACA KISAH KARANADA, SEMOGA SUKA ❤
---
Hari Selasa adalah hari bersantai bagi anak 11 MIPA 2 karena setiap hari Selasa, guru yang mengajar tidak garang tidak seperti tatapan cewek saat melihat mantannya lewat 'berasa pengen ngasah golok.'
Murid kelas 11 MIPA 2 kini sedang menunggu pergantian guru. Guru yang mengajar adalah Bu Ratih, guru kesenian yang cantik, heboh, alay dan bohay, 'uhuyy cuit cuit.'
"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Ratih sumringah. "Pagi juga, bu."
"Anak-anak 2 minggu lagi ibu akan mengadakan tes vokal kepada kalian, jadi kita masih punya waktu satu kali pertemuan lagi untuk berlatih," dan demi apapun seluruh murid melongo tak berkedip, masih waraskah guru itu mengadakan tes vokal secepat ini?
"Bu kok gitu sih?" protes Budi.
"Seharusnya 3 minggu lagi, tapi ibu tidak bisa mengambil nilai kalian saat itu, jadi ibu majukan jadwalnya."
"Dedeq nggak bisa diginiin."
"Ibu jahat."
"Nggak jadi cantik."
"Nggak jadi pintar."
"Nggak jadi bohay."
Mungkin seperti itu reaksi para murid yang kesadarannya sudah kembali.
"Sekarang ibu mau ke kamar mandi, kerjakan halaman 23, sekarang!" dan Bu Ratih pun meninggalkan kelas.
"Sakit hatiku kau acuhkan aku, kau tak peduli denganku, kau bagi cintaku, kau permainkanku, kau berbuat semaumu, aku mah apa atuh? Cuma murid ganteng ibu," suara merdu Marcel sukses membuat seisi kelas ingin memborong seluruh baskom dipasar sekarang juga.
"Gimana? Bagus kaga suara abang?" tanya Marcel pada Olif.
Plak
"Punya kembaran sableng kayak lo bikin gue migran aja. Kenapa nggak gue sleding aje dulu diperut?" seru Vanda menggebu-gebu menghakimi saudara kembarnya yang bisa saja membuat stok obat di apotek ludes terjual. Devano Marcello dan Devanda Marcelia adalah saudara kembar yang lahir pada hari yang sama, bulan yang sama, tahun yang sama, dan menit yang berbeda.
"Biarin yang penting umi Olif sayang," jawab Marcel percaya diri.
"Lo kira temen gue emak lo apa pake dipanggil 'umi' segala," sekarang giliran Sherly menjitak Marcel.
"Suka-suka gue lah."
Hening sesaat dan,
"nae sone teuropi a neomu manha
neomu heavy nae du soni mojalla
MIC Drop
MIC Drop
bal bal josim
neone mal mal josim," Sherly menyanyi dengan indahnya yang langsung membuatnya menjadi artis dadakan."Ya Allah dosa apa hamba punya temen model beginian? Apa gue kurang shodaqoh infaq ya?" tanya Vanisa sambil menutup telinganya.
"Rohman ya rohman," tidak mau kalah, Olif bernyanyi eh salah berkosidah dengan anggun. "Hehe, biar adem," ucap Olif disertai cengirannya.
"Apaan sih lo pada? Berisik tau gak?" ucap Nada risih.
'Wah, ada mangsa nih,' batin Vanisa melirik Nada yang mulai kesal.
"Oe Nda, geser dikit gih," suruh Vanisa pada Olif yang sedari tadi duduk disebelah Nada.
"Nad, lo pms?" tanya Vanisa pada Nada yang hanya dibalas anggukan kepala.
'Oke, tarik napas huh buang,' batin Vanisa.
Vanisa mendekatkan mulutnya ke telinga Nada, kemudian,
"GOYANG DOMBRET,, GOYANG DOMBRET," Vanisa berteriak sekaligus bernyanyi ditelinga Nada. "EH CICAK KECEPIT KURSI," latah Nada saking kagetnya.
"Gila lo, Van. Kurang kerjaan banget apa lo?" omel Nada kesal sedangkan yang lain sedang tertawa terpingkal-pingkal, memang sialan.
"Lo pada masih mau ribut apa mau ngerjain tugas sih?" tanya Nada jengah melihat kerusuhan itu dan tidak ada yang menjawabnya bahkan mungkin tidak ada yang mendengarkan suara Nada.
Saat Nada sedang berperang melawan rentetan notasi balok yang harus diterjemahkan kedalam notasi angka, sebuah tangan dengan sengaja menyenggolnya, "Wah ngajakin berantem lo," ujar Nada kesal.
"Lebay amat lo cuma disenggol dikit udah ngeluh," jawab Raka tak bersalah.
"Yaudah sih yang lebay gue kenapa lo yang repot?"
"Keluar yuk Nad, suntuk gue dikelas mulu," ajak Raka tanpa menghiraukan ucapan Nada tadi.
"Berasa sekolah punya keluarga sendiri ya Ka, ntar kalo Bu Ratih dateng gimana?"
"Lo bego apa gimana sih Nad? Guru kesenian tuh sekarang rapat ngebahas event buat minggu depan, kan kemarin dirapat OSIS dijelasin, makanya jangan keseringan lihat si Bowo," titah Raka panjang lebar.
"Ngapain pake bawa-bawa nama Bowo segala?" tanya Nada sinis.
"Lah emang kenapa? suka-suka gue lah."
"Ntar ada yang nggak terima."
"Siapa?" tanya Raka penasaran.
"Itu si readers, barangkali ada yang nge-fans berat sama Bowo. Ntar author dibully lagi."
"Ck, ada-ada aja lo. Yaudah ayo," ajak Raka berjalan didepan Nada.
"WOI NAD, MAU KEMANA LO?" teriak Vanisa saat melihat Nada diambang pintu kelas.
"MAU NIKAH SAMA RONALDO," jawab Nada asal.
---
"Oe mas ini kita mau kemana? Perasaan dari tadi muter-muter mulu dah," tanya Nada mulai jenuh dengan Raka pasalnya cowok itu hanya mengajaknya berjalan tanpa berhenti.
"Kemanapun kamu melangkah, abang akan tetap ada disampingmu dek," jawab Raka lebay. Dan Nada? Kini cewek itu sudah lari terbirit-birit mencari plastik ditong sampah.
"Nad, kok gue ditinggal sih? Tungguin abang, dek," Raka berlari menyusul Nada.
"Anjir lo Nda, gegara lo ada pelatihan Paskibra dadakan, gue jadi diginiin sama anak-anak," dumel Nada seraya berlari meninggalkan Raka.
Tadi sebelum tragedi 'goyang dombret', Vanda ditunjuk untuk mewakili sekolah mengikuti pelatihan Paskibra sekota Jakarta Selatan.
---
PART KALI INI NGGAK BANYAK-BANYAK YA NANTI MUNTAH.
JANGAN LUPA VOTE COMMENT, MAAF JIKA ADA KESALAHAN. MAAF JIKA FEEL-NYA KURANG NYAMPE, MASIH AMATIR INI.-Dari saya, author labil yang lagi pegel habis main seharian; Vina❤
![](https://img.wattpad.com/cover/147877922-288-k615930.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KARANADA
Teen FictionBisakah ku mengulang semuanya dari awal? Saat senja belum tenggelam dan saat mentari belum datang? Bolehkah ku bertanya pada Tuhan, mengapa Ia menciptakan rasa tanpa adanya etika? -Karanada Florencia. Dialah Karanada Florencia, seorang gadis pintar...