Bab 4: Jadian?

204 18 18
                                    

SELAMAT MEMBACA KISAH KARANADA SEMOGA SUKA ❤ VOTE DULU YA, KLIK BINTANG DI POJOK KIRI BAWAH.

---

Perempuan itu nggak butuh kejutan apalagi nyanyian, karna perempuan lebih butuh kepastian.


-Tuan Raka Agristia yang terhormat.

---

Kantin terasa sangat ramai, entah kenapa semua murid terasa sangat serakah dengan menduduki semua tempat dikantin ini, mulai dari yang duduk dikursi, duduk dikursi pedagang stand, bahkan sampai ada yang menggelar tikar didepan salah satu stand, untung saja Nada cs dan Raka cs sudah duduk manis dipojok kantin.

"Eh lo berdua makin nempel aja," sindir Vanda pada Raka dan Nada. Dua orang itu semakin lengket sejak malam dimana Raka mengantar Nada pulang.

"Eh nyai ronggeng, diem deh lo," sinis Pundi. "Lo tuh yang diem, nyet," balas Vanda tak kalah sengit.

"Lo berdua diem deh, gue sama Raka cuma temenan doang," ucap Nada mengklarifikasi. "Catet! Te-me-nan doang," imbuh Raka, "nggak tau sih kalo nanti," tambahnya yang membuat Nada melayang-layang sampai ke surga.

"HUAA ayah, ibu, mami, papi, bude, pakde. Vanisa jomblo," ucap Vanisa histeris. "Lo tuh nggak jomblo, Van," balas Raka, "cuma belum ada yang minat aja," tambahnya membuat semua orang yang menyaksikan tertawa. "Sialan lo," umpat Vanisa.

"Mari kita berdoa untuk mengawali kegiatan makan disiang hari ini, semoga kita dilimpahi keberkahan untuk kita semua," ucap Olif menengadahkan tangannya.

"Amin."

"Semoga Vanisa mendapat jodoh yang sesuai ekspektasi,"

"Amin."

"Semoga Marcel dikutuk menjadi ketek monyet,"

"Amin."

"Terserah lo deh, nyet. Gue mau nonton pertandingan dulu." Mereka memakan bakso dengan khidmat tanpa adanya gangguan dari Marcel, tapi lima menit kemudian,

"Oke,dan dari kubu Siti telah melaju kedepan terus bung,tapi rupanya dihadang Jupri dan terus melangkah dan jebrett," ucap Marcel yang tengah menyaksikan pertandingan sepakbola antara Izat dan Ehsan diserial andalan keluarga, Upin Ipin.

Crett

Disela kegiatan menontonnya, Marcel memencet saos sambal kedalam mangkok bakso Sherly.

Glodakk

"Cel, cel lo nggak papa Cel?" tanya Pundi prihatin pada sahabatnya yang tengah terjungkal karena mendapat jitakan dari Sherly, Bagaimana tidak terjungkal, jika Sherly menjitaknya menggunakan tenaga dalam disertai fasilitas centong sayur yang memadai.

"Keluarin gue dari benda sialan ini, teman," Marcel meminta bantuan pada Raka, terjungkalnya Marcel disambut oleh ember bekas cuci piring, sontak saja seluruh isi kantin sudah tertawa terpingkal-pingkal sampai Raka kini sudah belingsetan dilantai sambil memegang perut, mungkin Pundi sudah terkencing-kencing.

"Sialan lo, Sher. Basah celana gue, ogeb. Tanggung jawab lo," cicit Marcel setelah terbebas dari benda sialan tadi.

"Bakso gue kaga berasa gegara elo, babi," jawab Sherly penuh amarah.

"Anjir kampret temen gue gila semua anjir," ujar Vanda disela tertawanya.

"Oe, Cel. MAU KEMANA LO?" teriak Vanda yang melihat Marcel berjalan keluar area kantin.

KARANADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang