3- Koridor

221 77 48
                                    

Bintang's P.O.V

Ini benar-benar yang pertama bagiku. Di hari pertamaku,sepeda yang bermasalah, sehingga harus ku tuntun karena rantainya lepas, yang membuatku harus bertemu laki-laki ini. Membetulkan sepedaku tanpa kuminta,merasa bersyukur dan bersalah pada waktu yang bersamaan.

Dan sekarang apa? Melompati semak? Menaiki tembok ? Berjalan diatas pagar? Sungguh, ini pengalaman yang begitu.. aneh menurutku. Terlebih lagi dia mengajakku untuk beli susu kedelai di kantin Pak Naruto. Entah menurutmu lucu atau tidak, tapi kata Asa, namanya memang Pak Naruto. Kau tahu, tokoh anime Jepang.

"Kalau jam segini, susu kedelainya masih anget. Gih ambil satu, kamu yang traktir." Kata Asa begitu saja.

"Eh?! Kok aku?" tanyaku heran sambil menunjuk diriku sendiri.

"Yaiyalah, setelah apa yang aku lakukan,bukankah kau ingin membalasku?" ucap Asa spontan.

"Eh?! Kenapa.." aku lalu berpikir sejenak.

Lalu selang sepuluh detik Asa menjentikkan jarinya.

Aku tersentak.

"Ba..baiklah.Ambil saja,aku yang bayar." Kataku kemudian.

"Hahahaha," kekehnya.

Lah?kenapa Asa malah ketawa? Batinku keheranan.

"Kau ini, padahal niatku hanya bercanda. Tapi kalau kau setuju, baiklah. Aku tak akan menolak. Hahaha." Dia tertawa lagi.

Dia benar-benar.. aneh! Batinku lagi.

"Ta, kau mau yang strowberry?" tanya Asa.

Setelah dua roti strowberry dan segelas susu rasa strowberry juga, kurasa aku sudah tak sanggup memasukkan 'rasa' itu lagi.

"Tidak, aku tidak suka rasa strowberry." Ucapku dengan ekspresi muram.

"Hey, masih ada rasa yang lainnya kok. Mau yang vanilla atau coklat?" tanya Asa mencoba lagi.

"Vanilla saja." Jawabku.

.

"Oh iya, aku lupa. Kelasmu mana?" tanya Asa ketika kami melewati koridor.

"Entah," ujarku sambil mengangkat bahu.

Asa justru mengangkat sebelah alisnya. Terlihat berpikir keras.

Dan aku hanya mengikuti langkahnya. Seolah aku percaya penuh padanya. Bukannya aku langsung naksir sama dia karena apa yang dia lakukan pagi ini, aku hanya tidak tahu harus percaya pada siapa. Hanya ada dia disampingku saat ini.

Sebelum kami memasuki Ruang TU, Asa berhenti sejenak. Membalikkan badannya ke arahku yang selama ini berada di belakangnya.

"Bisa kau bawa tasku? Maksudku,masukkan saja tasku ke tasmu. Nanti setelah istirahat pertama, kita bertemu di taman belakang sekolah. Bisa?" tutur Asa agak berbisik.

"Eh?lalu kamu gimana dong belajarnya? Tasmu ini memangnya tidak ada isinya? Memangnya tidak berguna??" ucapku penuh tanya.

"Sstt,jangan keras-keras.Sudahlah,bisa aku atur.Tapi aku butuh bantuanmu untuk membawanya saat ini. Setidaknya sampai istirahat pertama. Bisa kan?" ucapnya memohon.

Aku belum sempat menjawab, karena tiba-tiba terdengar suara sepatu high heels yang mendekat.

"Kalian berdua ngapain berduaan di koridor?!" ujar wanita yang sudah lumayan berumur namun style berpakaiannya masih oke juga.

"Eh, ini Madam, ada murid baru. Katanya dia cari Ruang TU tapi nggak tahu dimana. Yasudah saya antar. Saya nggak salah kan, Madam?" jawab Asa dengan santai.

Wanita yang Asa panggil Madam itu hanya melirik kami berdua. Lipstiknya yang merah darah mebuatku sedikit ngeri. Dia mulai mendekati kami. Semakin dekat.

"Baiklah, namamu siapa murid baru?" tanyanya kemudian.

"Ya? Oh nama saya Bintang bu..eh, madam." Jawabku.

Madam hanya tersenyum.Seraya berkata pada Asa "Kamu ngapain masih disini? Sudah kembali ke kelasmu. Tidak baik meninggalkan pelajaran, Asa!"

Asa mengangkat alisnya lagi,sebelum akhirnya meninggalkanku.Tasnya masih kugenggam dan kusembunyikan dibelakang punggungku.

Dan ketika Madam mendorong pintu TU, aku cepat-cepat memasukkan tas milik Asa kedalam tasku. Demi apapun, tasnya sangat ringan!

Pantas saja dia meninggalkannya begitu saja, ternyata memang tidak berguna. :v
.
.

The UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang