Inikah Cinta?

6.6K 370 176
                                    

"Kamu harus konsentrasi." Cuma itu kata yang keluar. Tapi aku bisa membaca wajah Mas Adit yang nampak sangat kecewa padaku. "Kita istirahat dulu.."

Benar apa yang dikatakan Mas Adit, konsentrasiku memang agak terganggu. Beberapa kali aku melakukan kesalahan. Terkadang aku lupa beberapa nada. Tempo ku juga berantakan. Dan aku cuma bisa tertunduk saat Mas Adit keluar dari studio.

Cika yang sedari tadi memperhatikanku, kini mendekat.

"Aku jadi iri sama kamu Ris."

Ku tatap Cika dengan kerutan di dahiku karena bingung.

"Maksudnya?"

Cika melirik arah pintu seolah tak ingin ketahuan Mas Adit.

"Kamu lihat sendiri kan, gimana Abang kalo memarahiku. Salah sedikit aja, dia seperti kebakaran jenggot. Tapi giliran kamu yang ngelakuin kesalahan, dia bahkan gak memarahimu."

Setelah kupikir-pikir, kata-kata Cika ada benarnya.

"Maafin aku," kata itu keluar begitu saja.

Cika langsung tertawa terbahak. Dia selalu lupa bahwa dia adalah perempuan.

"Kamu itu polos banget sih. Ngapain minta maaf? Itu kan bukan salahmu. Abangku aja tuh yang.. aneh." Cika sedikit memelankan suaranya saat menyebut kata aneh.

Aku sudah terbiasa disebut polos, unik dan spesial oleh Cika juga Mas Adit. Mereka selalu dan tak henti-hentinya menggunakan kata itu.

"Kamu pasti keingetan masalah biola mu yang rusak kan?" Cika menatapku penuh selidik.

Aku menghela napas panjang.

"Iya," jawabku pelan.

Cika menyondongkan badannya ke arahku hingga wangi parfumnya tercium. Dia tak pernah memakai pengharum yang berlebihan. Hanya saat benar-benar dekat saja aroma segar parfumnya tercium.

"Emang, biola mu itu spesial ya? Pemberian seseorang?"

Ku tatap mata Cika yang nampak berbinar ingin tahu. Nampak dari pupilnya yang membesar. Aku jadi bingung mesti bagaimana menjawabnya.

"Hmm, itu biola hadiah dari teman," kataku.

"Teman? Hmm... cewek?" Mata Cika kini menyipit.

"Bukan. Teman sekolah."

"Cowok?"

Aku heran dengan tatapan Cika, dan aku cuma menggangguk. Dan itu membuat senyum Cika sangat lebar seolah hasil penyelidikannya sukses besar.

"Pasti... temanmu itu spesial banget, sampe-sampe, kamu kayak gak rela gitu hadiahnya rusak." Cika tersenyum usil dengan alis yang dia gerak-gerakkan ke atas.

"Apaan sih?" Aku jadi jengkel melihat gaya Cika. "Dia sangat baik aja. Kan gak enak sama dia."

"Emang kenapa sih rusaknya?"

Aku jadi ragu buat cerita.

"Udah ceritain aja." Cika tahu aku bimbang.

"Tapi janji jangan cerita sama siapapun!"

"Janji!"

Cika menggerakkan tangannya di depan mulut seolah menutupnya kemudian membuat gerakan melempar seolah membuang sesuatu.

"Temanku yang ngerusakin."

"Temanmu yang... " jidat Cika berkerut seperti berpikir keras.

"Teman yang lain."

"Cewek?"

Dari tadi Cika tanya tentang cewek atau cowok yang menurutku gak nyambung dan itu membuatku heran.

Inikah Cinta? [Just a Love Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang