"Loh bang, papa mau pergi tah?" Tanyaku ke Bang Blake yang sedang makan di meja makan.
Karena ini sudah memasuki hari libur panjang. Kami berdua hanya bermain di rumah dengan tambahan menjadi budak.
"Gak. Abang yang mau pergi."
"Oh." Jawabku duduk disamping Bang Blake.
Dan hening.
Gak biasanya begini.
"MAU IKUT GAK LO NYEDH?" Tanya Bang Blake.
Kok tiba-tiba nyolot
"Ya gosah ngegas njir."
"Yaudah sih suka-suka gua, bi." Jawabnya.
Dan tiba-tiba mama masuk. "Heh apaan itu ngomongnya bi bi."
Dan Bang Blake langsung menghadapku dan mencubit pipiku. "Ini loh ma adik aku kayak bayi gitu imut jadi manggilnya baby."
HIH
"Abis selesai makan, bantuin mama nyuci piring ya. Terus abistu nyapu ngepel beresin kamar sama kolong-kol--"
"Aya, jadi ikutt gakk kalo ikutt abis makan buruan mandi ya."
Anjay berani juga Bang Blake.
Dan aku yang mengerti alur mainnya hanya ikut menjawab dan mengacangi mama.
"Iya bang, aku ikut dah yak."
***
Kami sudah di dalam mobil dengan Bang Blake yang mengendarai mobilnya dengan tenang. Aku duduk di jok tengah dan membuat Bang Blake kesal karena mengira dia sudah seperti supir yang mengantar majikan.
Maap yah, Bang Blake korban sinetron yang ditonton bareng sama mama.
"Ya." Panggilnya.
"Naon?"
"Kok kemaren pulangnya sama Calum? Bukannya berangkatnya kemaren sama Reece ya?" Tanya Bang Blake yang mengetahui bahwa aku pulang bukan bersama Reece tapi malah bersama Calum.
"Oh itu."
"Iya gimana?"
"Iya gitu."
"Gitu gimana?"
"Ya gitulah pokoknya."
"Gitu gimanany lohhh."
"Gak usah ngebahas sih. Bawaannya kesel. Pengen ngehujat lama-lama kayak Bowo jadinya dihujat terus. Bawaannya tuh pengen ngegibah tapi inget baru lebaran gak mau nimbun dosa lagi. Abang juga gak usah tau lah, pasti pernah juga ngerasain sama Kinan." Jelasku kesal. "Udah lah kalo tau gini mending gak usah ikut tadi. Nanti aku tunggu di parkiran aja. Sono lo aja yang salam perpisahan."
Gila bacot bener gua.
"Yaudah sih gak usah ngegas. Santuy ngapa."
"Ya lonya maksa jaenuddin."
"Jadi intinya apa?"
"Intinya? Intinya adalah si Rici ketemu Anarkis."
"Ohh."
Anjer gua jelasin panjang-panjang jawahnya OH doang.
"Ketemu Anais sih. Pantes panas."
***
"Mau ikut turun gak?" Tanya Bang Blake saat kita sudah parkir ditempat parkiran bandara.
"Gak ikut makasih." Jawabku yang masih kesal.
"Beneran, awas aja nyesel."
Dan setelah itu Bang Blake pergi meninggalkanku didalam mobil sendiri. Aku hanya bingung,
Haruskah aku menemuinya?
Dan setelah aku bersemedi didalam mobil ini cukup lama. Dan aku putuskan bahwa aku akan menemuinya.
Dan saat aku keluar ternyata sudah ada Bang Blake yang sudah selesai salam perpisahan bersama Kak Reece sepertinya.
Yah gagal.
"Kenapa nyesel?"
"Hah? Enggak kok."
Bacotnya keterlaluan yah.
Dan Bang Blake memberikanku sebuah kertas.
Iya kertas robekan buku sinar dunia gitu setengah kertas doang.
"Nih dari si Rici. Dibaca yah dia nulisnya penuh penghayatan tadi." Dan aku ambil dan kubaca saat Bang Blake sedang menyetir untuk kembali kerumah.
Dear Aya,
Maaf yah buat kemarin. Tetep jaga hati ya walau kita beratus sekitar 700km. Niat kan ini check google map dulu. Yaudah gini aja gak tau mau nulis apalagi. Maaf alay, tapi emang nyatanya gini.
All the love, R.
Dan kami terpisahkan untuk waktu yang lama, tanpa adanya status yang kita harapkan dan inginkan.
***
Ih apaan njir gua nulis apa ini. Hah?
Mari kita selesaikan ini semua. Jadi intinya selesai ya
S E L E S A I
Jadi gitu end, finish.
Ih apasih gua sok asik.
Lanjutannya nanti tunggu aja ya gengs di sequelnya. Hehew.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gombal ; Reece Bibby
Fanfiction❝Reece mah kalo ngegombal sampe bikin sesak nafas❞ © 2018, Uangreeceh