1 - Vespa Biru

2.3K 40 7
                                    

Digin pagi ini yang beriringan dengan bekas tetes hujan semalam bersamaan dengan ketukan pintu di depan sebuah kamar oleh seorang wanita yang lalu melangkah ke kamar itu kerna tak ada jawaban, wanita itu hanya menggelengkan kepala nya bersamaan dngan sebuah senyum .

"Bun cahaya itu bisa membakar ku bun"
ucap seorang wanita sambil membuka mata nya.

"cepat mandi sana, ini sudah jam berapa"
jwab seorang wanita setelah membuka jendela kamar itu.

"Iya bundaa"


"Embun dengarkan bunda,Jangan terlalu memaksa kan diri,jaga kesehatan mu dngan baik".
kata bunda embun sambil menyiapkan sepotong roti untuk embun di sebuah meja makan.

"Iya bun".
kata embun sambil menggambil roti dari bunda nya dan meninggalkan bunda nya dengan sebuah kecupan di pipi wanita yg iya sayangi Itu.

Embun itulah dia nama panggilan seorang wanita simple yang selalu mudah untuk tertawa Ini.

"kemana sih tian udah jam berapa nih"
ucap embun yang sedang tegak di depan pagar rumah sambil mngunyah sepotong roti dengan wajah kesal.

"pasti motor itu mogok lagi"
sambungnya.

Lalu dari kejauhan Terlihat seorang pria mengenakan vespa tua berwarna biru muda dengan seragam sekolah SMA yang sama seperti embun.

"kamu kemana aja sih yan".
tanya kesal embun dengan wajah melas nya.

"mari kita brangkat".
ucap tian singkat sambil tersenyum melihat sahabat nya yang kesal itu.

Tian itu lah panggilan embun untuk sahabat nya yg tak banyak bicara tetapi mudah untuk tersenyum ini.

"ini".
singkat tian sambil memberikan helm berwarna biru yg biasa digunakn embun.

mereka berdua selalu pergi dan pulang sekolah brsama tanpa ada maksud apa pun dan orang juga sudah mengetahui bahwa mereka adalah sahabat dari kecil dan bnyak juga yg menggap mereka seperti adik dan kakak.

"Untung masih sempat".
kata embun sambil melespakan helm di sebuah parkiran sekolahan.

"Yan aku duluan ya soalnya aku piket kelas nih".

"Iyaa".
ujar tian yg sedang melirik lirik ke arah mesin vespa tua nya itu,Embun hanya menggelengkan kepala nya sembari meninggalkn tian.

Tian dan Embun berada dalam satu sekolah yang sama, saat ini tian berada di kelas sebelas1 sedangkan Embun berada di sebelas3 ,Tian merupkan seorang yg lumayan cerdas tetapi di tutupi dngan sifat yang tak bnyak bicara nya sedangkan Embun adalah wanita yang rela bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu termasuk sekolah nya.

Tret..Trett..
bel istirahat sekolah berbunyi ,seperti biasa tian bersama seorang teman karib nya yang bernama Erik duduk-duduk mengobrol seprti biasa di depan koridor kelas.

"Heyy...".
kejut seorang wanita bersama 2 temanya yang sontak mnghentikan obrolan 2 pria tersebut dan wanita ini tak lain adalah Embun.

"Ke kantin bareng yuk?"
ajak salah seorang teman embun yang bernama Riska.

"Duluan aja ntar kami nyusul"
jawab erik.

"Yann.."
ucap embun sambil melihat tian sinis.

"Iyaa ntar aku pergi"
ujar tian sambil tersenyum.

"Yaudah deh kami duluan ya"
sambung Embun.

~~~

seorang pria duduk di vespa tua di sebuah parkiran seperti menunggu seseorang datang, Ya itu Tian menunggu embun yg tak kunjung datang untuk pulang bersama seperti biasa nya.
Dari arah depan terlihat seorang wanita yang berlari kecil menuju ke arah nya.

"maaf yan udah buat kamu nunggu".
kata embun setelah mengambil napas panjang nya.

"Iya gakpp,.ayok kita pulang".
ujar tian dengan senyum tipis nya.

"Kamu tadi knapa ga Jadi ke kantin".
tanya Embun dengan suara agak keras untuk dapat mengalah kan suara vespa tua yg lumayan keras Itu.

"keasikan ngobrol,jadi nya ga sempat deh"
ucap tian sambil nyengir tak berslah.

"aku jarang lo liat kamu ke kantin, jaga kesehatan mu yan, ntar kamu sakit lo".
ucap embun agak serius.

"kalo kamu sakit ntar aku pegi sekolah nya sama siapa?"
sambung embun sambil tertawa dengan candaan nya itu.

"Pegi sendiri"
jawab tian singkat.

"Tega!!"
Pekik embun dengan memukul bisep pria yang menyetiri motor untuk nya itu.

"Duhh.."

"Sakit ya"
jwab embun kesal.

"Hmmm"
Datar tian.

"nanti duduk-duduk bentar di rumah ku ya yan,tadi bunda bilang katanya dia mau masak kue".
pinta embun, Tian hanya memelas setelah mendengar ucpan itu.

"lagian kamu kan juga belum makan siang,knpa ga sih".
ucap Embun dengan wajah kesal,
Tian pun hanya tersenyum tipis.

Dan kini yang terdengar hanya lah suara vespa tua yang lumayan keras, yang mengiringi sepasang sahabat Ini sampai pulang ke rumah.

Next chapter>>>

please coment dan jangan lupa vote nya :v

Titian SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang