Seperti biasa , pagi ini masih terlalu dingin untuk kota ini.
Mungkin sampai cahaya itu datang untuk menyapa kehangatan tempat indah ini.Ketika ini lah pria yang tak bnyak bnyak bicara namun mudah tersenyum ini menempatkan diri nya dalam keadaan yang selalu membuat nya tenang setiap pagi.
Tian selalu menyempatkan duduk di bangku tengah taman bunga milik nenek nya itu setiap pagi , bangku kayu tua panjang yang bisa di isi sekitar tiga orangan itu menjadi tempat favorit pria ini di dingin pagi.
Ya terkadang memang ada waktu nya tian memng benar-benar telat untuk menyempatkan diri melakukan hal itu.
Hal kecil yang selalu dia sapa setiap pagi , sampai terkadang menghentikan waktu nya dan membuat nya lupa waktu.
Bagaimana tidak , di kelilingi kembang yang mekar dengan aroma khas untuk pagi yang dingin di tempat yang berarti bagi nya ini.
Tian agak menikmati pagi ini lebih lama , Dan entah kenapa.
~~~~
Seperti biasa nya seorang wanita berdiri di depan pagar rumah nya itu , sambil memegang roti yang dia makan sambil berdiri menunggu seseorang untuk membawa nya ke sekolah seperti biasanya.
Sampai sepotong roti kecil itu habis dilahapnya orang itu juga belum hadir di hadapan nya.
"Tian..."
Teriak kecil wanita itu seperti orang tak waras yang bicara sendiri.
Dan pada akhirnya terdengar suara khas yang setiap pagi ada untuk nya dari kejauhan itu .
Embun hanya menghembuskan nafas panjang dengan muka kesal nya itu ,dan memasang muka cuek kepada shabat nya itu.
"Belum berangkat?"
Sapa tian sambil mematikan vespa biru nya itu."Ga lucu yan"
Tetap dengan wajah kesal nya sambil mengambil helm yg biasa iya gunakan setiap pagi nya itu.
"Kirain kamu udah brangkat" Jawab tian dengan polos nya.
"Dah ayo jlan yan, kita udh telat yan"
Jawab embun yg sudah duduk di vespa biru itu tanpa di suruh , tepat di belkang sahabtnya itu.Suara vespa itu terdengar kembali dan mulai melaju ke arah tujuan sepasang sahabat ini.
Jam tak dapat tertahan dengan alur yang mereka buat, tetap saja sesampai nya di sana kedua sosok manusia ini sudah mendapaki gerbang besar itu tertutup rapat beberapa saat sebelum mereka sampai disana.
"Kita telat?" ucap embun seakan menanyakan itu kepada temanya itu.
"Tidak,kita tidak telat" singkat tian yang belum mematikan vespa itu.
"lalu apa?" ujar embun antara bingung dan kesal.
Tian hanya diam saja tanpa kata,yang sebenarnya dia tersenyum tanpa di ketahui embun.
Tian mematikan vespa nya ,dan turun dari vespa itu dengan keadaan vespa yang ingin di standar tengah oleh tian.tetapi keadaan embun belum beranjak sama sekali dari atas vespa itu sehingga tian membenarkan posisi motor dengan keadaan embun masi di atas motor tersebut.
"seperti nya beratnya agak berbeda" ucap tian seakan tak melihat embun setelah nya.
"aku ga gendut kok" ujar embun yang memamerkan muka kesal yang bertambah itu,membuat muka nya merah kerna si tian nya yang masi sempat saja bercanda di keadaan yang begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titian Senja
De Todo~Titian Senja Kisah perjalanan Titian senja perkasa seorang lelaki yang tak banyak bicara namun mudah tersenyum dengan sahabat dari kecil nya Aura embun khairunisa seorang wanita simple yang suka tertawa dan ceria. "kenapa kamu menyukai warna bir...