Chapter 3

139 4 0
                                    

Cuaca hari ini terlihat mendung, awan yang sedikit menghitam meninggalkan langit biru nan Indah. Udara dingin berhembus menyesap hingga ke tulang. Suasana yang begitu pas untuk tidur di kasur kesayangan berwarna pink itu.

Berhubung ini hari minggu, hari libur nya ia habiskan seharian dikamar saja.

Tetapi seketika ia langsung melihat ke arah jendela kamarnya dan duduk sambil meminum segelas coklat hangat dan tari melihat bahwa diluar tengah hujan.

"Widham tunggu, tungguin gue napa sihh."
ucap seorang cewek sambil mengejar cowok yang tidak mempedulikan nya.

"ihh widham lo tuh ya, gue cuman mau ngasih ini ke lo."

Widham pun terhenti dan tari menabrak badan widham.

"Apaan sih lo!" ucapnya ketus.

"Mau ngasih ini" ucap tari sambil ngos-ngosan.

"Gak usah!"

"Ambil ihh" ucap tari dengan memaksa

"KALO GUE GAK MAU YA GAK MAU!" ucap seorang laki laki yang naik emosi karena terus dipaksa dengan seorang gadis di hadapannya.

BRUKK..
Widham pun melemparkan bekal yang tari buat dari rumahnya dengan penuh rasa kasih sayang hanya untuk widham.

Seketikaa suasana hening, semua siswa(i) di Galaksi hanya melihat aksi dua orang itu.

Widham pun langsung meninggalkan tari.
Tari hanya bisa menahan tangisan nya, mengigit bibir bawahnya. Agar cairan bening itu tidak jatuh dari matanya.

Tari langsung mengambil bekal yang widham tadi lempar dengan susah payah karena tubuhnya yang gemetaran, menahan tangis yang sudah siap meluncur.

Tari pun langsung bangkit saat telah mengambil bekal nya yang tertumpah dan berhamburan bgitu.

Tiwi dan uni pun menghampiri tari karena sejak tadi ia tak bisa menghalangi tari yang terus terusan mengejar widham.

"Ayo kembali ke kelas, bel udah mau bunyi" ucap tiwi sambil memegang pundak tari untuk menegarkan tari

Tari pun menggeleng pelan dan angkat bicara

"Gue mau ke taman belakang sekolah dulu".

Tiwi dan uni pun hanya pasrah dengan keinginan sahabatnya ini.

Mereka bertiga pun menuju ke taman belakang sekolah yang sangat sepi dan adem karena ada pohon lebat dengan daunnya ditemani angin sepoi-sepoi dan ada sebuah bangku yang sudah disediakan di bawah pohon itu.

Mereka pun sampai dan duduk. Walaupun ini sudah jam pelajaran, tapi tiwi dan uni tidak tega melihat tari sendirian untuk meredakan sakit hatinya.

"Lo kenapa? Cerita aja, gue siap kok denger nya" Ucap tiwi sambil memandang tari yang sedari tadi hanya menunduk untuk menahan air matanya jatuh dan membuat dua sahabatnya ikut sedih.

"Tari, gue sama tiwi itu sahabat lo kan? kalo lo punya masalah cerita aja, kita siap kok bantuin lo".Ucap uni panjang kali lebar.

Tari pun siap menceritakan nya.

Ia pun langsung menceritakan sedetail-detailnya ke dua sahabatnya itu dan tak sadar mata tari sudah sembab karena air mata nya yang terus mengalir saat menceritakan nya. Pahit memang

"Udah tenang, gini lo gak usah ngejar dia lagi, udah hampir satu tahun lo ngejar dia. Dan widham gak peka peka juga, dia malah cuek sama lo. Dia ngak pernah hargain perjuangan lo. Gue juga gak mau kalo lo trus disakiti berkali-kali dengan cowok brengsek kayak dia. Perjuangan lo sampai sini aja ri, gue gak tega sama lo. Lo percaya aja sama karma. Karena karma akan datang ke orang yang tepat kok" Ucap tiwi panjang kali lebar menjelaskan ke tari.

"hikss. hikkss" tari tak bisa berkata ia masih ingin menangis.

"Gini aja deh, kita berdua bakal bantu lo buat nggak deketin widham lagi. Gue juga inget masa dimana lo ngejar dia kek lo kurang perhatian aja, padahal kan lo udah diperhatiin dengan bokap nyokap lo apalagi kakak adek lo.  lebih lebih kita berdua." Uni angkat bicara

Tari pun menghela nafasnya lalu mengusap matanya yang penuh dengan air mata.

Tari pun tersenyum lebar seperti dulu lagi.

"Makasihh lo berdua emang sahabat gue paling ther best dehh" Ucap tari sambil tersenyum walaupun hatinya sakit.

Entah mengapa tari langsung mengingat kejadian itu, dan langsung membuat air mata nya turun. Tanpa ia sadari.

Sungguh perjuangan tari untuk widham sangatlah besar. Ia rela rela bertingkah konyol hanya untuk widham, ia rela dihukum karena menggoda widham saat latihan paskib, ia selalu menunggu widham di parkiran agar mereka bisa barengan pulang. Sungguh tari tidak pernah malu apalagi dengar kata orang tentang dirinya. Ia sangat tidak peduli.

Widham sangat tidak peduli dengan apa yang dilakukan dengan tari. Malah ia terus menyakiti nya tanpa sengaja dan menancapkan pisau secara perlahan lahan ke tubuh tari.

Sungguh sakit, sakitt memang.

Apalagi mengingat saat widham dan tari satu pos saat mereka berdua melakukan pendiksaran paskibra sungguh itu hal yang paling tari ingat.

Mungkin itu adalah hal yang memalukan karena ia menangis dengan suara kencang di tengah malam dan di sebuah pondok dekat pantai saat mereka melakukan pendiksaran itu.

Ia menangis saat perenungan berlangsung. Kalo masalah orang tua di renungkan, benar benar tari tak kuasa menahan tangisnya.

Ia pun terus menangis tanpa memperdulikan baju sahabatnya yang basah siapa lagi kalo bukan uni di samping tari yang selalu siap menjadi tissue untuk tari.

Setelah perenungan, widham hanya menatap dingin tari yang wajahnya sudah penuh dengan air mata dan muka bantalnya. Karena ini sudah jam 12 malam.

Tari sangat malu, saat ditatap seperti itu. Bukannya takut atau apa, ia tak ingin terlihat cengeng di depan cowok yang ia sukai.

Sungguh Tari sangat mengingat kejadian bodoh setahun yang lalu saat ia menginjak bangku kelas X.

Hujan diluar rumah Tari belum reda, malah makin deras.

Tari terus memikirkan keputusannya setahun yang lalu, yang tak ingin jatuh Cinta lagi dengan seorang widham.

Ia takut untuk mencintainya dengan diam lagi. Karena itu sangat sakit.

Ia tak pernah mendapatkan balasan cintanya.

Ia ingin widham jauh dari kehidupannya sekarang. Ia tidak ingin benar benar jatuh Cinta. Hidupnya sekarang sudah baik tanpa widham, ia tak ingin mengulang yang lalu

Masa lalu itu LALU. Definisi sekarang sama lalu itu beda. Jadi jangan disamain.
Tari meminum coklat panas nya lagi. Dan menatap air hujan yang ada di jendela kamarnya.

Suaasana sangat dingin, ditambah tadi ia mengingat semua kenangan pahitnya. Saat seorang cowok tak pernah peka.

Entah siapa yang salah. Widham yang kurang perasa ataukah tari yang terlalu berharap. Entahlahh

Tari hanya tak ingin jatuh Cinta kembali. Itu saja.

Coklat yang tadinya hangat sekarang sudah dingin. Karena lamunan Tari melihat dua orang anak bermain di bawah hujan. Siapa lagi kalo bukan adik nya zahra dan achmad.

Mereka berdua sangat bahagia bermain bersama di bawah hujan. itupun hanya sesekali mereka berdua bermain di bawah hujan. Karena mama sudah melarang mereka berdua.

Mungkin karena mereka berdua membujuk mama, mamapun luluh. Makanya dibiarkan begitu saja.

Tari pun berdiri dari tempat duduknya lalu menuju ke tempat tidurnya yang berwarna pink dan empuk itu lalu melanjutkan tidurnya.

Karena jam masih menunjukkan 2 siang. Maka tari pun tak ingin membuang waktu malasan nya itu.


Gimana guyss? Vomment truss yahh😘

minta saran nihh, please.. tapi yang sopan hehe.

Karena ini cerita pertama dan gue udah tanya kalian semua. Makanya harap maklumin. Heheh😁

Love in PASKIBRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang