Prolog

11.7K 622 53
                                    

"Aku lebih menyukai pagi, karena pagi selalu bisa memberikan harapan kepada siapapun yang tak melewatkannya."

Begitulah kata senja, sekalipun namanya senja, dia tidak terlalu menyukai matahari yang mulai tenggelam. Cukup aneh kan tapi mungkin itu terjadi karena di waktu sore udara dikota ini sangatlah tidak baik untuk dinikmati, asap kendaraan dan polusi yang dikeluarkan oleh cerobong-cerobong pabrik besar sangatlah tidak sehat, munurutku itu sih salah satu alasan senja tidak suka dengan waktu datangnya senja, meskipun dia belum bercerita banyak tentang ini.

Oiya senja adalah seorang wanita yang kutemui ketika aku sedang menikmati udara pagi di salah satu sudut kota.

Memang untuk bisa menikmati keindahan kota ini dengan tenang sangatlah singkat, hanya dari terbit fajar hingga waktu dhuha dimulai, jika lebih dari itu jangan terlalu berharap.
Bukan hanya asap dan polusi tapi suara kelakson kendaraan dan bisingnya angkutan umum akan memecah kesunyian kota ini, salah satu kota tersibuk didunia ini memang cukup membuatmu penat ketika jam kerja dimulai ataupun sudah selesai.

Senja bilang juga jika ia terlahir kembali dia ingin dinamai mentari, atau jika terlahir sebagai seorang lelaki dia akan lebih memilih untuk menggunakan nama fajar sama sepertiku.

Kenapa? Tanyaku dengan lembut.
"Aku ingin menjadi pagi, sekalipun sebagian orang beranggapan pagi tidak terlalu menyenangkan, tapi pagi akan menjadi tempatmu terbangun; dia akan selalu menyemangatimu walaupun dia tahu bahwa tidak selamanya pagi dirindukan layaknya senja.
Pagi menjadi pertanda dimulainya sebuah hari yang baru. Segala cerita canda tawa ceria beradu didalamnya.
Aku hanya ingin menjadi pagi. Pagi yang paling di cari setelah mimpi-mimpi berlalu.
Dan aku ingin tetap seperti itu..."

Sahut senja dengan tersenyum dan melihatku sebentar.
aku pun membalas senyumnya dengan kaku, karena aku orang yang kurang pandai untuk mengekspresikan sesuatu.

kemudian aku lanjutkan memotret keindahan langit pagi ini dengan kamera analog nikon FM pemberian ayahku, kamera yang sudah cukup tua, lebih tua dari umurku tapi masih berfungsi dengan sangat baik, hanya saja saat ini cukup sulit untuk menemukan rol film yang cukup bagus, karena semua kamera zaman sekarang sudah menggunakan memory card,
oiya.. Aku memang suka mengabadikan apapun yang indah tapi bukan untuk kubagikan kepada hal layak, hanya untuk kunikmati sendiri itupun hanya sesekali saja tidak terlalu sering kok, kadang ketika aku sibuk merekam semua yang aku lihat, aku akan lupa bagaimana cara menikmatinya.

"Senja, kau tahu? Bahwa senja dan fajar adalah sesuatu yang tidak bisa dibandingkan karena mereka memiliki kelebihan yang tidak dimiliki satu sama lain."

"Lantas mengapa mereka diciptakan?"senja bertanya.

"Karena untuk saling melengkapi, untuk saling berbagi dan untuk saling mewarnai dunia dengan indahnya."
Kataku sambil menatap langit.

"Mungkin jika kau terlahir di tempat yang berbeda, ditempat yang lebih indah dari kota ini kau akan lebih menyukai senja, sama seperti mereka yang selalu menyebut senja adalah waktu yang paling indah didunia, karena mereka melihatnya dari tempat-tempat yang memang cukup baik untuk menikmatinya.
Semua hanya tentang sudut pandang." Kataku lagi.

Senja terdiam sejenak dan berkata "Akankah ada seseorang yang akan membawaku ketempat di mana aku bisa menikmati senja dengan indah?"

"Pasti. Kelak pasti ada yang akan membawamu kesana." Sahutku seraya dalam hati aku bergumam "ya akulah orangnya, tapi nanti jika Tuhan sudah mempersatukan senja dan fajar di satu atap yang sama, bukan lagi langit tapi rumah".

"Bagiku dimanapun aku menatap senja, dia tetap terlihat indah, dia mewarnai dunia dengan jingganya, dia menghangatkan dunia dari panasnya terik matahari yang menerpa, ya walaupun bukan hanya aku yang mengaguminya, tak apalah aku ikhlas."
kataku padanya sambil pamit untuk pulang, semoga dia tidak tahu bahwa yang aku maksud adalah dirinya.

Bersambung......

Catatan senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang