Di depan toko buku nusantara

4.6K 268 14
                                    

Sore itu aku berencana untuk pergi ke studio foto, tempat biasa aku mencuci rol film dari hasil kamera analogku.
ditengah perjalanan hujan cukup deras lalu aku putuskan untuk berteduh di depan toko buku nusantara yang tak jauh dari studio foto yang akan aku datangi.

"Yah hujan lagi padahal bentar lagi sampe studio juga" kataku dengan nada kesal, kustandarkan motor vespa super tahun 1975 warna merah maroon, warisan kedua setelah kamera analog pemberian almarhum ayahku.

Tak lama ada seorang wanita yang keluar dari toko buku itu.
"Alhamdulillah hujan, ya Allah turunkanlah kepada kami hujan yang bermanfaat." diucapkannya dengan nada pelan.

Suaranya kecil tapi cukup jelas ditelingaku.
Kebetulan aku percis disamping pintu tepat dia keluar, Aku menongok kesebelah kiri.

"Senja" kataku dengan terkejut.
"Hmm fajar ya?" dia menjawab dengan nada seperti orang yang sedang mengingat sesuatu, mungkin dia lupa padaku.

"Apa kabar? Gak nyangka bisa ketemu disini hehe." ucapku
"Alhamdulillah baik, iya semua sudah Allah atur." jawabnya dengan sangat lembut dan singkat.

Hujan masih deras juga, yang awalnya aku sesali malah sekarang aku bersyukur karena dengan turunnya hujan ini menjadi perantara bertemunya aku dan senja.
Ternyata memang benar ya terkadang yang tidak kita sukai malah nantinya akan kita syukuri, Allah selalu punya cara untuk memberikan kejutan yang baik, hal ini baru aku sadari setelah perjumpaanku dengan senja, sungguh hal baik pertama yang aku dapatkan diawal perkenalan.

Percikan air tersapu angin membasahi sebagian baju yang dia halangi dengan sebuah tas kecil yang isinya adalah buku, setelah kutengok ke atas ternyata kanopinya tidak cukup untuk melindungi orang-orang yang berteduh dibawahnya.

Ingin sekali rasanya aku melepaskan jaket yang sedang kupakai dan kuberikan padanya untuk menahan dari air dan rasa dingin, tapi sepertinya itu bukan cara yang sopan untuk orang yang baru berkenalan.
Kemudian aku lebih memilih untuk berpindah tempat tepat dihadapannya, untuk melindunginya dari apapun termasuk angin yang meniupnya dengan lembut.

Aku membuka obrolan agar hujan disini tidak terasa sangat lama baginya, yang cukup singkat bagiku.

"Sendiri aja?"
"Iya, kebetulan emang lagi cari sesuatu."
"Oh..oiya gimana hasil fotonya kemarin, tugas kampus ya?"
"Bukan kok, emang lagi suka sama suasana pagi, lebih sejuk Hehe."
"Hmm gitu toh, aku kira emang tugas kampus, sering dong jalan pagi-pagi."
"gak juga sih cuma sesekali aja pas lagi gak ada kegiatan pasti aku sempetin."
"Kamu ada instagram?" tadinya mau minta wa ataupun line tapi kayanya belum saatnya.
"ada, kenapa?"
Terus kuberikan hapeku padanya, agar dia cari sendiri namanya di instagram.
Tak lama setelah memberikan idnya, senja ada yang jemput.
"Umi udah datang, aku duluan ya" ucapnya pamit sambil ngasih hapeku kembali.
Dia berjalan cepat ke arah mobil yang berhenti pas di belakang motorku, dia langsung pergi ketika aku belum sempat bilang hati-hati padanya.
"Yasudahlah semoga kita bisa bertemu kembali" kataku dalam hati.

Hujan masih cukup deras, dan tidak ada lagi hal yang bisa aku lakukan selain main handphone, aku buka instagram dan aku follow senja, akunnya di private, jadi aku belum bisa stalk dia deh.

Tak lama hujan mulai reda, hari sudah mulai sore kemudian aku segera bergegas melanjutkan perjalanan ke studio, karena jam 5 sore studio sudah tutup.

Aku rencananya akan merekomendasikan lokasi disalah satu pusat kota.
di sana ada tempat yang cukup bagus untuk menikmati pagi ataupun sore hari, gedung dengan 7 lantai dan di lantai paling atas ada sebuah parkiran dengan halaman terbuka yang tidak terlalu luas tapi sepertinya senja akan tertarik jika kapan-kapan aku ajak kesana.

Catatan senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang