Miris

37 5 3
                                    

Tidur Luna terusik karena sinar matahari yang menerobos masuk ke celah jendela hotel. Ia pun segera bangkit, namun kepala nya sangat pusing.

Luna menoleh kesamping tempat tidur namun ia tidak menemukan Reza disitu. Luna pun mengedarkan pandangan nya keseluruh ruangan kamar hotel itu dan mata nya menangkap sosok lelaki yang tidur disofa sambil menutup mata nya dengan tangan kekarnya.

Kenapa dia tidur disofa? Ah sudahlah itu urusannya. Batin luna.

Luna bangkit dari tempat tidur dan berjalan masuk ke kamar mandi, tapi langkahnya terhenti karena menyadari suatu keganjalan. Luna menoleh ke bawah, kearah pakaiannya yang sudah diganti dengan piyama tidur. Setahu nya ia masih mengenakan gaun pernikahan. Lalu siapa yang mengganti pakaiannya?!.

Sontak Luna menoleh pada lelaki yang sedang tidur diatas sofa. Apa dia yang mengganti pakaianku? Oh.. Tidak! Mana mungkin. Batin Luna.

Ketika ingin melanjutkan langkahnya Luna memekik karena sakit dikaki nya. Namun pekikannya membangunkan Reza,sehingga lelaki itu menatapnya.

Reza bangkit dan duduk disofa sambil terus memandang Luna.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud membangunkanmu"  ujar Luna.

Reza hanya diam. Dan karena penasaran Luna pun bertanya.
" Siapa yang mengganti pakaianku?"

Reza hanya mengangkat bahunya. Melihat respon dari Reza, luna pun segera melangkah untuk ke kamar mandi namun tiba-tiba suara bariton bercampur serak terdengar, membuat langkahnya terhenti.

"Apa kakimu masih sakit?" tanya Reza datar.

Luna menunduk untuk melihat kakinya, lalu kembali mengangkat pandanganya kearah Reza

"Sedikit"

Reza Diam. Dan Luna segera pergi kekamar mandi.

Dasar muka tembok. Gerutu Luna namun masih terdengar oleh Reza.

Reza tersenyum kecil, sangat kecil mendengar gerutuan Luna.
Sangat manis. Batinnya.

-----------------------------

Luna dan Reza sudah pindah ke apartemen Reza hari ini. Karena Reza belum membeli rumah, dan ia mempunyai apartemen jadi apa salahnya untuk tinggal di apartemen itu untuk beberapa hari.

"Kita tidur terpisah." ucapan Reza membuat Luna reflek menoleh dengan wajah bingungnya.

"Disitu kamar mu," tunjuk Reza ke salah satu kamar di apartemen itu.

"Lalu kau?" tanya Luna.

"Kamar sebelah." ujar Reza Singkat. Lalu Reza segera masuk kedalam kamarnya meninggalkan Luna yang masih mencernah kata-kata Reza barusan.

"Kalau tau begini,lebih baik aku kabur saja diacara pernikahan kemarin." gerutu Luna.

Luna sangat kesal pada Reza, mereka kan sudah sah. Lalu untuk apa pisah kamar?!

Tanpa mau berpikir banyak tentang ini, Luna pun segera masuk ke dalam kamarnya dan mengemasi barang-barangnya.

---------------------------------

25 menit yang lalu, Luna memasak masakan untuk makan malam untuknya dan Reza. Tapi lelaki itu belum juga keluar dari kamarnya.

Apa dia tidur? Tidak mungkin. Bagaimana bisa Reza tidur dalam kurung waktu yang sangat lama.

Luna pun berinisiatif untuk melihat Reza di kamarnya. Siapa tau dia memang benar masih tidur.

Setelah mengetuk pintu beberapa kali namun tidak ada respon sama sekali, Luna pun meraih gagang pintu dan perlahan membuka pintu tersebut. Dan berhasil! Pintunya tidak dikunci. Luna menjadi gugup. Ia takut Reza akan marah karena Luna main masuk sembarang kekamar Reza.

Tapi Luna segera mengenyahkan pemikirannya itu. Toh, luna kan berniat baik untuk mengajak Reza makan.

Luna melangkah masuk ke dalam kamar, namun kamar tersebut kosong. Kemana dia?

Lalu Luna mendengar suara gemercik air di dalam kamar mandi. Ternyata sang pemilik kamar sedang mandi.
Luna menjadi bingung, apakah ia harus menunggu Reza keluar dari kamar mandi atau berteriak untuk menyuruh Reza makan. Mana mungkin ia teriak, dikira ini hutan. Jadi luna memilih untuk menunggu Reza..

Ceklek..
Pintu kamar mandi terbuka. Menampilkan sosok lelaki yang sangat tampan dan err.. Seksi.

Reza terkejut melihat Luna berada di kamarnya. Sedangkan Luna memandang Reza dengan tatapan kagum.

"Sedang apa kau dikamarku?" Tanya Reza dengan raut wajah Marah. MARAH? Luna yang melihatnya hanya menelan saliva nya susah payah.

"A--aku hanya ingin memberitahu mu kalau makan malam sudah siap." ujar Luna dengan Gugup sambil menunduk.

"Aku makan diluar"

Penuturan Reza membuat Luna mengangkat pandangannya menatap lelaki itu.

"Tapi aku sudah memasak banyak. Memangnya kau ingin makan diluar dengan siapa dan untuk apa? Sedangkan istrimu telah membuat makanan di rumah." Seru Luna.

Reza hanya tersenyum miring, menanggapi ucapan Luna.

"Dinner bersama kekasihku. Jadi lebih baik kau keluar dari kamarku. Aku tidak ingin membuang-buang waktu denganmu." sarkas. Perkataan Reza membuat Luna memandang nya tidak percaya. Jika Reza mempunyai kekasih, lalu untuk apa ia menikahinya?!

"Brengsek!" setelah mengucapkan satu kata itu, Luna secepatnya keluar dari kamar Reza dengan perasaan campur aduk.

Sedangkan Reza hanya memandang kepergian Luna dengan Raut wajah Datar. Seolah ia tidak melakukan kesalahan.

TBC!
Jangan Lupa vote, comment, sama share ya^_^

Bagaimana pendapat kalian tentang part ini?
Maafin ya kalau masih gaje'-'

Out Of BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang