Pernikahan

41 10 3
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu semua orang kecuali Luna, telah tiba. Hari dimana Luna melepas masa Lajangnya untuk lelaki muka tembok seperti Reza.

Dan disinilah Luna, berdiri diatas altar bersama Reza. Saling mengucap janji suci, dan saling menyematkan cincin satu sama lain.

Reza sangat Tampan dengan Tuxedo putihnya. Luna baru ingat kalau Tuxedo itu dia-lah yang memilihnya. Luna mengira bahwa Reza tidak menyukainya tapi semua berbanding terbalik. Reza memakainya!

Sedangkan Luna sangat Anggun dengan gaun putih dengan corak modern nya. Gaun itu memaparkan bahu dan leher jenjang Luna yang putih. Membuat para lelaki menelan salivanya susah payah.

10 menit yang lalu upacara pernikahan sudah selesai dilakukan. Dan malam nanti akan dilaksanakan Resepsi di Hotel bintang 5.

Luna dan Reza pun akan menginap dihotel tersebut, termasuk keluarga mereka. Dan setelah upacara pernikahan telah usai mereka segera menuju ke hotel tersebut.

----------------------------

Luna dan Reza telah berada di kamar hotel untuk mereka tempati nanti malam. Entahlah, ruangan ini terasa begitu canggung. Karena keduanya hanya diam membisu.

"Mm.. Saya mandi duluan ya?!" ucap Luna gugup.

"Hm"

Luna pun segera masuk ke dalam kamar mandi untuk bersiap. Karena resepsi akan berlangsung 2 jam dari sekarang. Tapi Reza malah sibuk dengan segala urusan kantornya.

25 menit kemudian...

Ceklek.

Luna keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit tubuh indahnya. Sebenarnya Luna lupa membawa baju ganti jadilah seperti ini, ia hanya memakai handuk putihnya.

Reza yang mendengar pintu kamar mandi terbuka pun menoleh, seketika tubuhnya terasa kaku karena melihat pemandangan di depan matanya.  Luna yang ditatap sedemikian rupa oleh Reza pun meneguk salivanya susah payah.

"Sa-- saya lupa membawa baju ganti." ucap Luna sambil berlalu menuju kopernya untuk mengambil baju santai sambil menunggu gaun yang akan ia gunakan nanti malam.

Reza masih memerhatikan Luna dengan sangat dalam membuat Luna salah tingkah sampai-sampai ia tersandung meja nakas untuk kembali ke kamar mandi.

"Aduh" pekik Luna karena kakinya terbentur dengan kuat hingga menimbulkan rasa perih.

Reza hanya menatapnya datar tanpa berniat menolong Luna. Lalu Reza kembali fokus dengan Laptop nya.

Luna meringgis pelan, sambil memaksakan kakinya untuk berjalan ke arah kamar mandi.

Reza menghela nafas berat. Entah mengapa ia sangat tergoda dengan tubuh mungil Luna. Reza akui Luna cantik. Sangat cantik!. Tapi seperti logikanya menolak semua itu. Hingga ia melihat luna tersandung, awalnya ia ingin membantu namun kepala nya seakan berat untuk berpikir. Akhirnya Reza memilih ego nya untuk tetap diam ditempat sampai Luna kembali masuk ke dalam kamar mandi.

----------------------------

Luna merasa sangat pegal dibagian telapak kakinya karena harus memakai hels yg tingginya minta ampun ditambah lagi kakinya yang memar karena kejadian dikamar tadi. Luna sebenarnya tidak terlalu suka memakai hels, ia lebih cenderung ke sepatu kets.

Reza menoleh kesamping dimana Luna berdiri sambil sesekali meringgis. Reza pun mengalihkan pandangannya ke bawah, kearah kaki Luna. Luna belum menyadari bahwa Reza sedang memperhatikannya karena Luna terlalu sibuk dengan sakit dikakinya.

"Ada apa?" akhirnya Reza bisa menyingkirkan ego nya untuk bertanya.

Luna menoleh dan mengernyitkan dahi nya. "Ada Apa?" Ulang Reza.

"Mm.. Tidak apa-apa" jawab Luna sambil memaksakan senyumnya.

"Oh" Reza seakan tidak peduli. Ia kembali melihat kearah para tamu yang hampir memenuhi ruangan resepsi ini.

Reza maupun Luna tidak mengundang teman-temannya. Jadi para tamu yang hadir dominan para kenalan orang tua mereka atau rekan bisnis.

Luna merasa sudah tidak kuat lagi untuk berdiri. Kakinya terasa lemas, hingga tubuhnya meluruh ke bawah. Untungnya Reza dengan sigap menahan tubuh mungil itu dan mendekapnya.

Para tamu nampak heboh melihat Pengantin perempuan pingsan. Kedua orangtua luna pun nampak khawatir begitu juga dengan kedua orangtua Reza.  Mereka segera menghampiri Reza yang sedang menggendong Luna.

"Reza kau ini kenapa?! Cepat bawa Luna ke kamar." Bentak ayah Reza yang melihat Reza hanya diam ditempat.

Reza pun segera membawa Luna ke kamar, diikuti orangtua mereka.
Sesampainya dikamar,Reza membaringkan tubuh mungil istrinya ke ranjang dengan hati-hati. Reza pun bergerak turun ke bawah untuk melepas Hels yang dipakai Luna.

Apakah ini sakit? Yaampun ini pasti sakit. Batin Reza.

Reza mengelus telapak kaki Luna yang lebam. Ia merasa sangat bersalah karena tidak peduli dengan istrinya itu. Namun seakan tidak mempunyai hati, Reza langsung Keluar dari kamar itu. Meninggalkan Luna dengan Kedua orangtua mereka.

Ayah luna tadi sempat menelfon dokter Pribadi mereka. Dan sekarang dokter itu sudah sampai dan tengah memeriksa keadaan Luna.

"Luna kenapa?" Tanya bunda Luna, setelah sang dokter selesai memeriksanya.

"Dia hanya kelelahan dan butuh istirahat. Saya akan memberikan resep." jelas sang dokter.

"Tapi Luna baik-baik saja kan dok?" Sekarang Ibu Reza yang bertanya.

"Luna baik-baik saja"
Setelah itu sang dokter pamit untuk segera pergi.




TBC!

Kurang panjang:( Maaf, aku lagi buntu jadi gaje deh.

Jangan Lupa Vote,Comment, Dan share yaa!!

Out Of BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang